Diduga Diterlantarkan, Jumadin Gizi Buruk  

oleh -83 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (29/01/2017)

Jumadin tergolek tak berdaya. Bocah berumur 9 tahun ini tampak kurus kering. Dilihat dari kondisinya, anak pasangan Ahmad—Murniati yang tinggal di Dusun Setema, Desa Labuan Aji, Pulau Moyo ini, menderita gizi buruk. Saat ditemui wartawan di kediaman keluarganya di Desa Labuhan Sumbawa, Jumadin tidak bisa bergerak bebas dan tidak dapat berbicara. Menurut pengakuan Murniati, kondisi itu dialami sejak Jumadin berusia 8 bulan dan kini telah berumur lima tahun. Dari informasi wartawan inilah tim dari Dinas Kesehatan Sumbawa turun menemui Jumadin. Tim yang dipimpin Kasi Kesehatan Keluarga, Hj. Ummi Kalsum, SSIT, M.Mkes ini kemudian melakukan pengecekan terhadap kondisi Jumadin. Pengecekan dilakukan mulai dari mewawancarai ibu Jumadin, hingga mengecek kondisi fisiknya. Untuk pemeriksaan lengkap, Jumadin dibawa ke Puskesmas Labuhan Badas. Ternyata, di puskesmas setempat ada bidan yang mengenali Jumadin. Menurut bidan yang pernah bertugas di Pulau Moyo tersebut, Jumadin sudah berusia sembilan tahun. Kondisi Jumadin pertamakali ditemukan pada 2014 lalu yang kala itu telah berusia enam tahun. Temuan itu sudah dilaporkan ke Puskesmas Labuhan Badas dan pernah memberikan penanganan medis. Hasilnya, Jumadin sempat bisa duduk dan berdiri. Namun, entah mengapa kondisi Jumadin sekarang semakin menurun, fisiknya mengecil dan lemah tak berdaya. Akhirnya Jumadin dirujuk ke RSUD Sumbawa.

Baca Juga  Tak Perlu Rujuk ke Mataram, Kini Pemeriksaan CT--Scan Ada di RSUD Sumbawa

Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dikes Sumbawa, dr. Nieta Ariyani yang dikonfirmasi SAMAWAREA, mengakui jika kasus Jumadin ini kasus lama dan pernah diberikan penanganan distimulasi. Karena lokasi yang jauh, saat dipantau oleh petugas, ibu Jumadin tidak pernah kelihatan. Ketika ditemui, ibu Jumadin (Murniati) bersikeras bahwa anaknya tidak menderita apa-apa. Meski demikian pihak puskesmas sudah memberikan penanganan berupa pemberian formula. Mengingat tempat tinggal pasien sangat jauh, petugas memberikan formula kering. Nantinya formula ini dilarutkan oleh ibunya untuk dikonsumsi Jumadin. Petugas juga sudah mengajarkan orang tua Jumadin cara melarutkan formula tersebut. Ternyata, formula tersebut tidak habis diberikan oleh ibunya. Menurut petugas di lapangan, ternyata Jumadin dirawat oleh neneknya. “Jika dilihat, ada pembiaran dari orang tuanya,” sesal Dokter Nieta.

Baca Juga  Cegah Penyebaran Corona, Disos akan Bergerak Bersama TAGANA

Selain itu untuk menangani Jumadin, juga harus dilakukan ahli gizi. Kini Jumadin telah ditangani di RSUD.  Ibu Jumadin sempat memaksa pulang. Petugas berusaha keras agar Jumadin terus dirawat minimal bisa dilakukan hingga Hari Senin (30/1) besok, agar formula yang diberikan bisa diserap oleh tubuh Jumadin. “Kami sayangkan sikap keluarga yang tidak kooperatif, inilah yang menjadi penyebab lambatnya penanganan,” tukasnya.

Untuk penanganan selanjutnya, ungkap Dokter Nieta, pihaknya akan menemui petugas lapagan guna menanyakan kronologis lengkap terkait Jumadin. “Jangan sampai ada kelainan bawaan dalam tubuh Jumadin. Karenanya jalan satu-satunya untuk memantau perkembangannya dengan rawat inap,” demikian pungkasnya.  (JEN/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *