Warga Desa Sepayung Kesulitan Air Bersih dan Terserang Penyakit

oleh -116 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (26/12/2016)

Pasca banjir bandang yang menerjang wilayah Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa belum lama ini menimbulkan berbagai persoalan. Warga di Desa Sepayung Kecamatan Plampang yang berada di dua dusun, Sinar Jaya dan Kembang Sari, kesulitan air bersih dan terserang berbagai macam penyakit. Air sumur yang ada menjadi keruh dan berlumpur, dan warga mulai gatal-gatal, diare dan batuk. Namun sejauh ini belum ada perhatian pemerintah terutama di kecamatan dalam mengatasi persoalan yang menimpa warga setempat.

Ketua BPD Desa Sepayung, Sukriman kepada SAMAWAREA, Senin (26/12), sangat prihatin dengan kondisi yang menimpa warganya yang harus bertahan tanpa air bersih, dan menderita berbagai penyakit pasca banjir yang menerjang wilayah Plampang. Ia menyesalkan sikap pemerintah kecamatan yang tidak pernah mengunjungi warga, apalagi memberikan solusi dalam mengatasi persoalan tersebut. “Kami sudah hubungi pihak kecamatan, tapi tak satupun aparatur di sana termasuk camatnya yang turun ke lapangan sebagai respon pemerintah terhadap rakyatnya,” sesal Sukriman.

Baca Juga  Bencana Kekeringan Bakal Melanda Sumbawa
Ketua BPD Sepayung, Sukriman
Ketua BPD Sepayung, Sukriman

Jika memang tidak menganggap warga Sepayung bagian dari Kecamatan Plampang, Sukriman berharap Pemda dapat memindahkan desanya ini masuk ke kecamatan lain. Mengingat pemerintah kecamatan dianggap tidak mampu menangani rakyatnya, Sukriman berharap Bupati turun tangan. “Kami mohon Bapak Bupati turun ke desa kami untuk melihat penderitaan rakyatnya,” pinta Sukriman.

Untuk diketahui, ungkap Sukriman, banjir yang menerjang Desa Sepayung pada malam Kamis lalu, mengakibatkan 1 rumah roboh, 250 zak pupuk terendam, 23 hektar tanaman padi dan 25 hektar tanaman jagung rusak, 5 hektar tambak udang dan 25 hektar tambak bandeng siap panen habis. “Sepertinya kami bukan rakyat Sumbawa. Tidak satupun aparat pemerintah peduli. Tidak ada tanggap darurat, apalagi bantuan, semua nihil dan camat tidak ambil pusing. Ibarat pribahasa semut di seberang lautan kelihatan tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan,” tukasnya.

Baca Juga  Bendungan Beringin Sila, Dambaan Puluhan Tahun Diwujudkan Januari 2019

Sementara Nurhidayati—ibu rumah tangga di Desa Sepayung mengaku khawatir akan munculnya malaria dan demam berdarah. Jentik nyamuk sudah mulai muncul di air yang tergenang. “Kami butuh kelambu dan tim medis. Banyak anak-anak yang terserang diare, gatal-gatal dan batuk. Sekarang kami dihantui malaria dan demam berdarah,” pungkasnya. (BUR/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *