Selamatkan LAR Ai Ampuk, Peternak Plampang Rapatkan Barisan

oleh -126 Dilihat

Diklaim dan Dijual Sekelompok Orang

SUMBAWA BESAR, SR (20/11/2016)

Para peternak di Kecamatan Plampang yang selama ini ‘menguasai’ ladang penggembalaan ternak (LAR) Ai Ampuk, merasa terusik. Pasalnya ada sekelompok orang yang mengklaim dan hendak merampas lahan tersebut. Untuk mempertahankan keberadaan LAR ini, para pemilik ternak dan jaringannya merampatkan barisan dan siap menghadapinya.

ketua Pelaksana LAR, Suaedi S.Pd (baju putih) dan Kades Plampang, Jufrianto (baju biru putih lengan panjang)
ketua Pelaksana LAR, Suaedi S.Pd (baju putih) dan Kades Plampang, Jufrianto (baju biru putih lengan panjang)

Ketua Pelaksana LAR Ai Ampuk, Suaedi S.Pd mengatakan, LAR Ai Ampuk ini sudah memasuki usia 17 tahun dan menjadi tempat pelepasan ternak warga setempat. Namun tanpa diduga muncul sekelompok orang yang mengklaim LAR itu milik mereka. Tentu saja para peternak tidak terima dan siap mempertahankan dan menyelematkan keberadaan LAR tersebut. “LAR ini adalah tempat ternak masyarakat Plampang yang telah di-SK-kan oleh pemerintah terlebih lagi NTB sudah dicanangkan daerah Bumi Sejuta Sapi (BSS),” kata Suaedi.

Baca Juga  Melihat Optimisme Remaja Binaan di Balai Sosial Karya Mandiri

Dan keberadaan LAR itu sebagai upaya masyarakat mendukung program pemerintah dalam pengembangan populasi ternak. Tanpa sepengetahuan peternak, LAR disewakan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk digarap menjadi lahan pertanian. “Ini harus dihentikan dan tidak boleh dibiarkan,” tandasnya.

Rumput gajah--pakan ternak tumbuh subur di LAR Ai Ampuk Plampang
Rumput gajah–pakan ternak tumbuh subur di LAR Ai Ampuk Plampang

Kepala Desa Plampang, Jufrianto, mengakui jika LAR itu diklaim oleh sekelompok masyarakat jika lahan LAR itu milik warga SP. Oknum tersebut menggadai lahan itu kepada penggarap dari luar daerah dengan harga puluhan juta rupiah untuk puluhan hektar. “Pelakunya sangat kami kenal. Jika lahan itu diklaim milik warga SP mari kita duduk bersama sesuai hasil rapat 8 November kemarin bahwa keberadaan LAR itu ditinjau ulang,” ujar Jofi—sapaan Kades Plampang, Minggu (20/11).

Baca Juga  Kepala BPKD KSB Sebut Banyak Kades Tidak Sengaja Lakukan Korupsi

Untuk menyelesaikan dan memastikannya, Kades Jofi meminta agar tidak hanya lokasi LAR yang dicari titik nolnya tapi juga lahan SP juga demikian. “Ada sekitar 100 hektar lahan yang telah dijual oleh oknum itu. Kami siap menghadapi masalah ini demi kepentingan umum dan masa depan petani ternak. Ini lahan LAR dan keberadaan LAR adalah harga mati,” tegasnya. (BUR/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *