Saat-Jaya Nilai Mutasi Perdana Husni-Mo Sedikit Kasar

oleh -69 Dilihat
Saat--Jaya

SUMBAWA BESAR, SR (11/10/2016)

Mutasi perdana pemerintahan HM Husni Djibril B.Sc—Drs. Mahmud Abdullah (Husni—Mo), telah berlangsung Senin (10/10) kemarin. Meski tidak terlalu banyak riak, namun tidak sedikit harapan masyarakat yang menyertai. Seperti yang dilontarkan H. Asaat Abdullah ST, kepada SAMAWAREA, Selasa (11/10). Rival utama Husni—Mo saat Pilkada lalu ini, menilai mutasi tersebut memberikan gambaran tentang karakter kepemimpinan Husni-Mo.

Ia mengaku tidak kaget dengan perombakan kabinet di tubuh birokrasi yang kini mengusung tagline “Sumbawa Hebat dan Bermartabat” ini. Mutasi tersebut mengingatkannya tentang buku yang ditulis sejumlah tokoh Sumbawa sekitar Tahun 2000 tentang sepak terjang sejumlah politisi local Sumbawa saat itu. Ketua Nasdem Sumbawa ini berharap perombakan kabinet Husni—Mo berikutnya dapat lebih rapi, sehingga tidak terkesan seolah-olah pemerintahan Husni—Mo akan segera berakhir.

Kendati sebagai rival pada Pilkada 2015, Haji Saat—sapaan akrabnya yang didampingi Sekretaris Nasdem, Chandra Wijaya Rayes ST, menyatakan akan terus berusaha menempatkan diri pada posisi yang selalu menghargai dan mendukung setiap program pemerintah yang pro rakyat. Ia tidak ingin kebijakan bupati terciderai dengan kepentingan ataupun bisikan dari pihak lain. Kepada PNS yang baru saja dilantik, Haji Asaat berharap terus menunjukkan loyalitas dan semangat kerja yang tinggi. Terutama kepada para PNS yang sebelumnya memilih Saat-Jaya yang kini “dilempar” baik ke posisi maupun bidang yang sebenarnya tidak memiliki korelasi dengan disiplin ilmu yang dimiliki. “Kami mohon maaf buat PNS yang sebelumnya mendukung Saat-Jaya pada Pilkada lalu atas kondisi ini. Teruslah bekerja dengan baik dan yakinlah pimpinan daerah tentu mempunyai penilaian tesendiri nantinya,” ucap Haji Saat.

Baca Juga  Soal Gaji dan Tunjangan PPPK, Fraksi Demokrat Nilai Pemerintah Tidak Konsisten

Haji Saat mengaku menerima dan memahami apabila ada sejumlah ASN yang harus “dilempar” karena dianggap terlibat politik pada Pilkada lalu sebagai sanksi. Namun yang membuatnya sedikit kecewa, ada juga ASN yang diberikan reward meskipun juga tercium terlibat politik pada Pilkada lalu, hanya karena berpihak pada calon yang menang.

Penilaian yang sama diungkapkan Candra Wijaya Rayes. Bahkan dia menilai mutasi perdana yang digelar Husni-Mo ini sedikit kasar meski diyakini penyusunan kabinet tersebut telah melalui berbagai penilaian dan pertimbangan. Tapi jika melihat penempatan sejumlah aparatur, justru menggambarkan tidak profesional. Ia mencontohkan, salah seorang yang memiliki disiplin ilmu di bidang tekhnik justru ditempatkan sebagai Sekcam. “Jangan sampai karena perbedaan pilihan sebelumnya menjadi salah satu acuan pergeseran. Kami harap ke depan bisa lebih baik lagi. Dan yang paling penting, tim sukses jangan terlalu sesumbar,” pungkasnya. (JEN/SR)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Responses (5)

  1. Mengapa TANA SAMAWA dinodai dgn kepentingan segelintir orang sj,,,,
    bukan lg membawa sumbawa ke perubahan tp slalu kepada percekcokan..
    dikatakan Pemimpin Berakhlak apabila dpt mengayomi
    setiap sudut dr wilayah tana samawa ini..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *