Tingkatkan Keterampilan Penenun, Diskoperindag Gelar Pelatihan

oleh -81 Dilihat

Rangkaian Festival Moyo 2016

SUMBAWA BESAR, SR (27/09/2016)

Salah satu rangkaian kegiatan Festival Moyo 2016 yang sedang berlangsung adalah Pelatihan Kewirausahaan Technopreneur bagi pengrajin tenun Kabupaten Sumbawa. Kegiatan yang digelar di Transit Hotel Sumbawa, Senin (26/9), ini atas kerjasama Dinas Koperasi dan Perindustrian Kabupaten Sumbawa dan Kementerian Perindustrian RI.

Bupati Sumbawa H. M. Husni Djibril, B.Sc yang membuka kegiatan yang diikuti 40 orang peserta tersebut menyampaikan, tidak sedikit orang mengira bahwa tenun dan batik itu sama lantaran hasil jadi keduanya hampir sama. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata kain batik dan kain tenun memiliki banyak sekali perbedaan. Beberapa contohnya adalah dari cara pembuatan, motif kain, dan lamanya pembuatan kain itu sendiri. Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayukapassutra, dan lainnya. Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Karena itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. “Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, dan ragam hiasannya,” lanjut Bupati.

Baca Juga  Disnakertrans KSB Gelar Job Fair, 250 Perusahaan Bakal Buka Lowongan

Di Sumbawa sendiri biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala rumah tangga yang dilakukan oleh kaum perempuan di saat senggang sehingga untuk satu buah hasil produksi kain tenun mebutuhkan waktu hingga sebulan atau bahkan beberapa bulan. Saat ini budaya menenun di Kabupaten Sumbawa sudah mulai luntur. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tenun yang berasal dari daerah ini yang sangat terbatas dan itupun berasal dari desa tertentu saja. “Sehingga, kami sangat menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan pelatihan ini. Kami juga meminta kepada seluruh peserta agar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dengan mengikuti kegiatan ini dengan seksama sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta  dalam menghasilkan kain tenun yang berkualitas. Semoga pelatihan ini dapat berjalan dengan tertib dan lancar sebagaimana yang kita harapkan bersama,” harap Haji Husni, seraya menyampaikan terima kasih dan ucapan selamat datang kepada tim Kementerian Perindustrian RI yang telah berkenan hadir sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan ini. Dan berharap, kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan sukses serta dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sumbawa. (JEN/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *