Siapkan Pengganti TGB, Tiga Tokoh NTB ‘Fit and Propertest’

oleh -174 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (25/09/2016)

Kehadiran para tokoh NTB yang namanya kerap disebut-sebut menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur mendatang pada Pembukaan Festival Moyo 2016, kemarin, dimanfaatkan masyarakat Sumbawa untuk berdiskusi. Meski spontanitas, namun diskusi yang diinisiasi Burhanuddin AR Salengke—salah seorang tokoh masyarakat sekaligus tuan rumah, berlangsung menarik. Dari sejumlah tokoh yang diundang hadir di antaranya Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M.Sc (Anggota DPR RI), Kolonel Czi. Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si (Mantan Danrem 162/WB kini Irdam IX/Udayana), dan Ir H.M. Badrul Munir MM (mantan Wakil Gubernur NTB).

Selain itu hadir tokoh masyarakat, tokoh pemuda, LSM dan insan pers. Diskusi tersebut cukup menarik dan berbobot. Joke-joke politik yang segar terlontar dari tiga tokoh yang diharapkan menjadi pemimpin NTB masa depan. Diskusi itupun seperti ajang fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) calon Gubenur dan Wakil Gubernur NTB, kendati ketiganya tidak secara vulgar mengemukakan keinginannya untuk mencalonkan diri pada Pilgub NTB 2018 mendatang.

pertemuan-tiga-tokoh-3Kolonel Lalu Rudy Irham Srigede yang mendapat porsi pertama mengaku terkejut sekaligus bangga dengan undangan silaturrahim masyarakat Sumbawa yang sangat spontanitas. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Sumbawa masih menganggapnya sebagai bagian dari mereka. Dan iapun juga sangat dekat masyarakat Sumbawa terutama ketika dirinya menjabat sebagai Danrem 162 Wirabhakti. Sebagai anggota TNI, ungkap Rudy Srigede—akrab Ia disapa, keamanan adalah hal yang utama dan kunci sukses pembangunan khususnya di NTB. Tanpa adanya rasa aman, pembangunan tidak akan berjalan, semua sector tidak akan berkembang, dan potensi sumber daya alam tidak terkelola secara maksimal. Sebab keamanan sangat berkaitan erat dengan investasi. Investor akan datang berinvestasi jika adanya jaminan keamanan. NTB adalah daerah yang kaya sumber daya alamnya. Saat ini sector pariwisata menjadi unggulan dalam mendongkrak perekomian daerah. Pariwisata juga menjadi daya ungkit sector-sektor lainnya. Ia mengibaratkan multiplier effect dari perkembangan pariwisata adalah setetes air yang ketika jatuh di air yang tenang akan membentuk lingkaran besar.

Kolonel Lalu Rudy Irham Srigede juga mengatakan bahwa NTB terutama Sumbawa menjadi lumbung pangan (beras) nasional. TNI ikut berperan dalam mewujudkannya dengan membantu petani dan pemerintah daerah meningkatkan swasembada pangan. Upaya ini berhasil menjadikan NTB surplus beras. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar pula kebutuhan akan beras. Apalagi saat ini makanan pokok masyarakat Indonesia sebagian besar beralih ke beras. Papua yang dulunya makan sagu lambat laun kini mengkonsumsi nasi, demikian dengan daerah lain yang makanan pokoknya ubi sudah mencicipi nasi. Kenyataan ini menjadi peluang bagi peningkatan kesejahteraan para petani yang selama ini dianggap sebagai kaum termajinalkan. “Melihat potensi dan permasalahan yang dihadapi NTB, saya ingin lebih banyak mengabdi untuk daerah ini,” ucapnya.

Dr. H. Zulkieflimansyah SE M.Sc
Dr. H. Zulkieflimansyah SE M.Sc

Sementara Dr. H. Zulkieflimansyah SE M.Sc mengatakan permasalahan di NTB adalah persoalan bersama, harus dipikirkan dan dituntaskan secara bersama pula. “Jangan menganggap persoalan seseorang bukan menjadi bagian dari persoalan kita. Ketika kita menganggap persoalan orang lain itu bukan persoalan kita, dampaknya justru kita merasakannya,” kata Doktor Zul—sapaan akrabnya.

Hal itu diilustrasikan Doktor Zul dalam sebuah cerita “tikus dan petani”. Dituturkannya, ada seekor tikus yang tinggal serumah dengan sepasang petani. Tikus itu tinggal di pojok ruangan dan setiap harinya membersihkan sisa-sisa makanan petani yang tercecer di lantai. Suatu ketika istri petani pulang dari pasar sambil menenteng perangkap tikus. Sang tikus pun kaget, dan menjadi galau bahwa keberadaan perangkap tikus itu menjadi tanda akhir dari hidupnya. Tikus juga merasa petani itu sangat tega. Kegalauan hati disampaikan tikus kepada teman-temannya yang merupakan hewan peliharaan pasangan petani tersebut. Dimulai dari ayam, tikus menyampaikan permasalahannya. Hati tikus menjadi sedih karena ayam mengatakan bahwa persoalan perangkap tikus itu bukan permasalahannya. Tikus pun bertambah sedih karena kambing dan sapi memberikan jawaban yang sama. Suatu ketika istri petani mendengar suara berisik di perangkap tikusnya. Ketika akan memeriksanya ternyata yang terperangkap adalah seekor ular dan istri petani terkena gigitannya. Seketika istri petani menggigil dan demam, membuat petani panik. Sebagai bentuk kasih sayangnya, petani ingin menyenangkan hati istrinya dengan memberikan makanan yang enak. Petani inipun memotong ayam. Rupanya sakit sang istri bertambah parah, tetangga sekitar rumah berdatangan untuk menjenguk. Sebagai tuan rumah yang baik, petani harus menjamu tamunya. Karena jumlah tamu lumayan banyak, petani memotong kambing. Ajal tak dapat ditolak, istri petani menghembuskan napas terakhir. Warga pun berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa. Petani ini akhirnya memotong sapi. “Hanya tidak memikirkan persoalan perangkap tikus saja, ayam, kambing dan sapi menjadi korban,” kata Doktor Zul.

Baca Juga  De La Sirra Cafe Heboh, Tiga Timses Paslon Berdebat Seru

Meski putra NTB, Doktor Zul mengaku menjadi anggota DPR RI selama tiga periode karena dipilih masyarakat Banten. Sebab Banten adalah daerah pemilihan (Dapil). Namun bukan berarti tidak memikirkan tentang NTB. “Saya memang Dapil Banten, tapi kalau saya tidak memikirkan NTB, saya khawatir bisa-bisa ada “sapi” yang terpotong,” ujar Doktor Zul.

Doktor Zul menyatakan tidak mengiyakan atau membantahnya ketika ditanya ingin menjadi calon Gubernur NTB. Karena untuk menyelesaikan persoalan NTB tidak harus menjadi Gubernur. Menjadi pemimpin bukan untuk gagah-gagahan dan ingin dihargai secara berlebihan, tapi orang yang berkorban dan mengunjungi rakyatnya setiap saat bukan saat setiap ada kepentingan. “Saya teringat dengan pesan wanita tua ketika saya berkunjung ke salah satu daerah di Banten. Orang tua itu mengatakan apakah saya kenal dengan SBY (masih presiden saat itu). Sayapun mengiyakan. Lalu orang tua itu meminta agar pesannya disampaikan kepada SBY. Pesannya itu meminta SBY untuk menggelar Pilkada setiap tahun. Orang tua ini beralasan karena saat Pilkada itulah mereka sering dikunjungi, bahkan diberikan bantuan,” demikian Doktor.

Ir. H. Badrul Munir MM dan Kolonel Czi. H. Lalu Irham Srigede M.Si
Ir. H. Badrul Munir MM dan Kolonel Czi. H. Lalu Irham Srigede M.Si

Giliran Ir H Badrul Munir MM. Ia lebih banyak menceritakan bagaimana dia bisa menjadi Wakil Gubernur NTB dan siapa yang paling berperan. Saat itu dia masih menjabat Kepala Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi NTB bertepatan dengan sedang hangat-hangatnya pencalonan Gubernur NTB. Ia dihubungi via telepon seluler oleh Doktor Zul meminta pendapat tentang kans TGB M Zainul Majdi MA jika dicalonkan menjadi Gubernur NTB, yang kemudian dijawabnya cukup populer. Rupanya komunikasi ini berlanjut ke pertemuan. Ia dipertemukan Doktor Zul dengan TGB. TGB saat itu memintanya untuk mencari 6 orang dari Pulau Sumbawa yang berlatar belakang birokrasi untuk dijadikan pendampingnya saat suksesi. Tidak membutuhkan waktu lama, Haji Bam—sapaan akrabnya, mengusulkan 6 nama yakni 4 dari Sumbawa dan 2 dari Bima. Setelah itu Doktor Zul menghubungi dan mengundangnya rapat. “Ketika saya datang, ternyata rapatnya sudah selesai. Saya tanya Doktor Zul apa hasilnya. Doktor Zul mengatakan kalau TGB menginginkan saya. Saya pun kaget dan belum berani menyanggupinya,” cerita Haji Bam.

Singkatnya, Doktor Zul mengundangnya makan di salah satu restoran. Ketika ia datang ternyata di sana hanya ada TGB, dan tidak ada orang lain termasuk Doktor Zul. Itulah awalnya dia bertemu TGB yang kemudian menjadi pasangan (BARU) pada Pilgub NTB pertama yang dipilih secara langsung. Ketika Ia sudah menjadi Wagub NTB, kembali dihubungi Doktor Zul yang kebetulan saat itu menjelang Pemilu Legislatif. Haji Bam mengaku diajak ke Banten. Ternyata di sana Ia diajak keliling Banten untuk berkampanye. Apalagi kampanye untuk Doktor Zul sebagai calon anggota DPR RI ini dilaksanakan pada malam hari hingga subuh. Menariknya peserta kampanye ini 90 persen wanita dan di semua lokasi yang dikunjungi selalu ada masjid yang dibangun Doktor Zul. Meskipun sampai subuh, dan mengunjungi sejumlah daerah, rasa kantuk dan lelah tidak terasa. Ini karena ada artis Astri Ivo yang tetap mendampingi mereka dalam berkampanye. Dari dua pengalaman ini ada dua hal yang bisa dipetik. Pertama, Doktor Zul adalah ahli mempertemukan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Kedua, ternyata di balik kesuksesan seorang laki-laki ada wanita cantik.

Baca Juga  Tahun Politik, TNI Diingatkan Jaga Netralitas

PROFIL SINGKAT

Kolonel. Czi. Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si, lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 29 Juni 1964, adalah seorang perwira menengah TNI Angkatan Darat dan Putra mantan Bupati Lombok Tengah dan Wakil Gubernur NTB, Drs H Lalu Srigede (Alm) dan Baiq Nasehan (1964 sampai 1979). HL Srigede sendiri merupakan Bupati keempat, setelah M Sanusi dan menjabat pada tahun 1964 sampai 1979 dan Wakil Gubernur NTB pada tahun 1991 sampai 1996. Lalu Rudy Irham Srigede saat ini menjabat sebagai Irdam IX/Udayana.

Sebelumnya ia menjabat Komandan Korem Korem 162/Wirabhakti yang merupakan Komandan Korem Pertama Putra Daerah NTB. Lalu Rudy Irham Srigede merupakan alumni Akademi Militer tahun 1988, Sussarcabzi 1989, Diklapa I pada 1995 dan Diklapa II di 1998 serta Seskoad di 2003. Dari pernikahannya dengan Rineke Sawitri Mayangsari SH dikaruniai dua orang anak yaitu Baiq Raissa Almira Hamsari Putri dan Baiq Sephira Irene Putri.

Ir. HBadrul Munir, M.M lahir di Sumbawa, 11 Agustus 1954 adalah Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat pertama pada Pemilihan Kepala Daerah secara langsung periode 2008–2013 mendampingi TGH. M. Zainul Majdi, M.A. Alumni Institut Teknologi Nasional Malang (2000) dan Sekolah Tinggi Manajemen Labora Jakarta (2000) ini memulai karier birokrasinya dari pejabat rendah, mulai dari Kepala Seksi Bina marga CD PU Dompu (1993), Kepala Seksi Bina Marga DPU Kodya Mataram (1995), Kepala Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga DPUP Dati I NTB (1998), Kepala Seksi Pengairan Bidang Fisik dan Prasarana BAPPEDA Dati I NTB (1998), Kepala Subbidang SDA dan SDL Pada Bidang PP II BAPPEDA Dati I NTB, Kepala Bidang Penelitian Pada BAPPEDA Provinsi NTB (2002), Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan II BAPPEDA Provinsi NTB (2004),  dan terakhir sebelum terpilih menjadi Wagub NTB, menjabat sebagai Kepala Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi NTB (2006). Suami dari Hj Elok M. Eveni, S.Pd ini bergelut di berbagai organisasi seperti Wakil Ketua DPD AMPI Provinsi NTB (1988-1993), Wakil Ketua IPSI Provinsi NTB (2003-Sekarang), dan Ketua Komisi Energi dan Lingkungan Dewan Riset Daerah Provinsi NTB (2007-Sekarang).

Doktor Zulkieflimansyah, biasa disapa Doktor Zul. Lahir di Sumbawa Besar, 18 Mei 1972. Gelar Sarjana Ekonomi diperolehnya tahun 1995 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) tempat di mana ia mengajar di program S1, S2 dan S3 sampai sekarang. Postgraduate programme-nya ditamatkan di Strathclyde Business School, University of Strathclyde di United Kingdom (UK). Pada tahun 1997 memperoleh gelar MSc in International marketing dari Department of Marketing. Tahun 1998 mengikuti program Master kembali dalam bidang Industrialization, Trade and Economic Policy di Department of Economics. Selanjutnya, ia menyelesaikan program doktoralnya di departemen yang sama pada tahun 2001 di bidang Ekonomi Industri dan Kebijakan Teknologi.Doktor Zul tak hanya bergulat dengan buku di kampus. Tapi juga berinteraksi dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan sebagai aktivis kampus. Periode 1994-1995, Doktor Zul dipercaya oleh Mahasiswa UI sebagai Ketua Senat Mahasiswa tingkat universitas yang kini menjelma menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Selain degree programme yang ditempuhnya di Glasgow, Doktor  Zul juga menempuh pendidikan lanjutannya di Kennedy School of Government, Harvard University (US), Harvard Business School (HBS), Institute for New Technology, Maastricht (The Netherlands), Science and Policy Research Unit di University of Manchester (UK) serta di University of Dundee (Scotland). Doktor Zul juga berpengalaman sebagai Senior Research Fellow, Kennedy School of Government, Harvard University, USA. Kini Doktor Zul lebih banyak berkiprah di Tana Kelahirannya, Sumbawa dengan mendirikan sekolah mulai dari Universitas Teknologi Sumbawa, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (IISBUD), Akademi Komunitas Olat Maras (AKOM), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Kahfi, dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Samawa Cendekia (SC). (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *