Tanggapi Kritikan, Bupati Tegaskan Festival Moyo Tetap Digelar

oleh -71 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (23/09/2016)

Bupati Sumbawa, HM Husni Djibril B.Sc, mengakui banyak pihak yang secara kritis mempertanyakan dan meragukan peran dan kontribusi Festival Moyo dalam meningkatkan angka kunjungan wisata ke Kabupaten Sumbawa. Kritikan itu dinilainya sebagai perhatian dan dukungan masyarakat terhadap pemerintah. “Saya bangga menerima kritikan semacam itu. Kritik itu seperti jamu, pahit tapi menyehatkan,” katanya saat memberikan sambutan pada Pembukaan Festival Moyo di Taman Kerato, Sumbawa Besar, Sabtu (23/9).

fesmo-2016-2Bupati mengakui Festival Moyo yang merupakan event wisata dan diharapkan mampu mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumbawa belum terlihat secara siginifikan. Karena itu perlu memperkuat sinergitas untuk memperbaiki kualitas penyelenggaraan Festival Moyo setiap tahunnya agar terjadi peningkatan sehingga keberadaannya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Bupati pun berkomitmen melanjutkan penyelenggaraan Festival Moyo selama masa pemerintahannya untuk menjadi sebuah festival pariwisata dan budaya yang dikenal dan dinanti secara nasional dan internasional. Karena itu usia lima tahun untuk lima Festival Moyo yang digelar adalah usia yang masih sangat belia. Festival-festival yang mendunia bahkan banyak yang sudah berumur ratusan tahun. Di Indonesia sendiri, contohnya adalah Festival Sekaten Jogja yang sudah digelar secara turun temurun dan begitu diminati oleh wisatawan asing ataupun nusantara. Ada Festival Lembah Baliem di Papua yang sudah berusia 27 tahun. Untuk itu branding Festival Moyo sudah dikibarkan. Banyak waktu, tenaga dan biaya telah dikeluarkan. “Jadi, pantang bagi kita untuk surut ke belakang. Saya berkeyakinan bahwa penyelenggaraan Festival Moyo kali ini adalah bagian dari pondasi yang akan memperkokoh eksistensi Festival Moyo menjadi festival yang mendunia di masa yang akan datang,” cetusnya.

Baca Juga  IWO Sulsel Resmi Dilantik, Siap Lawan Berita Hoax

fesmo-2016-3Bupati mengakui secara jujur bahwa tantangan masih terbentang luas. Obyek wisata Sumbawa masih banyak yang sulit dijangkau dan jauh dari kata representatif. Hampir semua obyek wisata tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung bahkan fasilitas toilet sekalipun. Fasilitas dan perhatian terhadap kegiatan pengembangan budaya yang bisa mendongkrak pariwisata juga masih jauh dari kata memadai. Ini semua pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan jika masih berharap menjadi daerah wisata yang terkemuka. “Tanggung jawab itu adalah tanggung jawab kita semua, tanggung jawab pemerintah, pelaku usaha dan seluruh masyarakat,” ucapnya.

Sementara Wakil Gubernur NTB, Muh Amin S.H, M.Si saat membuka Festival Moyo secara resmi mengakui kegiatan tersebut sangat penting dan strategis sebagai ikhtiar meningkatkan kesejahteraan, dan menurunkan kemiskinan melalui berbagai program. Ada satu sektor yang sangat menjanjikan yakni industri pariwisata. Upaya ini harus dibarengi dengan membangun berbagai infrastruktur, menata destinasi dan juga promosi, salah satunya Festival Moyo ini. “Pemprov menyambut baik kegiatan Festival Moyo kelima kalinya ini. Harus disinergikan berbagai komponen para pelaku industri pariwisata, sebab terbukti industri pariwsata mampu mengerakkan ekonomi di NTB, termasuk ekonomi kreatif. Kata lainnya, melestarikan tradisi sebagai potensi,” ujarnya, seraya mengakui jika kabupaten/kota di NTB memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan, tinggal bagaimana tekad kepala daerah bersangkutan mengeskplore seluruh potensi tersebut.

fesmo-2016Untuk diketahui, dalam kesempatan itu hadir Staf Ahli Kementerian Pariwisata, Wakil Gubernur NTB, mantan bupati, tokoh nasional asal Sumbawa dan para pejabat dari berbagai daerah di NTB termasuk Ketua DPRD Kota Padang. Sebagai tanda dimulainya Festival Moyo ini, Wagub bersama Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Sumbawa melakukan pemukulan bedug diikuti oleh utusan dari 24 kecamatan. Aksi ini kemudian dilanjutkan dengan Tari Baguba yang dipersembahkan para pelajar dari SMA Negeri 2 Sumbawa Besar dan ditutup dengan Pawai Budaya.

Baca Juga  TGB Tegaskan Tingkatkan Koordinasi Tuntaskan Musibah Bima

Sementara Ketua Panitia Festival Moyo (Fesmo)  2016, Drs H Rasyidi menyebutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan kelima kali ini mengusung tema “Festival Moyo Sebagai Wahana Pariwisata dan Budaya Samawa Menuju Sumbawa Hebat dan Bermartabat”. Dalam tema tersebut terkandung makna pelestarian, pemeliharaan dan pengembangan obyek-obyek wisata dan adat budaya masyarakat Sumbawa sebagai kekayaan potensial yang mampu menjadi daya ungkit bertumbuhnya daya kreatifitas ekonomi dan inovasi masyarakat Sumbawa.

Keberagaman suku dan budaya yang ada di kabupaten sumbawa yang telah berasimilasi dengan masyarakat lokal menjadi kekayaan pariwisata tersendiri yang mampu menjadi cermin dari ke-bhinneka tuggal ika-an yang akan terus tetap terjaga di kabupaten sumbawa sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan Fesmo ini adalah pengembangan pariwisata di Kabupaten Sumbawa dengan meningkatkan jaringan kerjasama promosi di bidang pariwisata yang terkoneksi dengan Pemerintah Provinsi NTB, pemerintah pusat dan para pelaku pariwisata. Ada beberapa rangkaian dalam perhelatan Fesmo, yaitu Samawa Baguba, pawai budaya, Pekan Budaya Samawa, jelajah wisata motor, parade jaran main, main jaran, dialog budaya, karnaval Kre Alang, sepeda wisata, lomba drum band se Provinsi NTB, pelatihan dan festival tenun, gebyar pesta jagung, Sumbawa lari 10 K, Expo UMKM/MICE, fishing contest, balap sampan, malala, kontes ternak, Sumbawa Buffalo Carnaval, dan barapan kebo. (JEN/SR)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *