SUMBAWA BESAR, SR (06/09/2016)
Banyak hal bermanfaat yang dilakukan mahasiswa Universitas Samawa (UNSA) teurtama yang melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Angkatan XVIII Tahun 2016. Salah satunya di Dusun Pesinar, Desa Lopok, Kecamatan Lopok. Mahasiswa KKL yang tergabung dalam Kelompok I ini mengajari petani setempat cara pembuatan pestisida nabati menggunakan daun nimba melalui kegiatan penyuluhan yang dihadiri KUPT BP3K kecamatan Lape-Lopok, Kepala desa Lopok, Babinsa desa Lopok PPL Desa Lopok serta anggota Kelompok Tani Brang Penemung Desa Lopok, Senin (5/9) kemarin. “Penggunaan daun nimba sebagai alternatif penggunaan pestisida yang ramah lingkungan serta sangat praktis dan ekonomis karena daun ini bisa dijumpai di mana-mana,” kata Desi Ratnasari—mahasiswa UNSA yang menjadi koordinator program tersebut.
Saat ini pestisida yang dijual di toko-toko harganya relative mahal. Selain itu tidak ramah lingkungan sebab jika digunakan secara terus-menerus akan mengganggu kesuburan tanah dan mengancam ekosistem tanaman. Salah satunya adalah pestisida daun nimba. Cara pembuatannya sangat mudah. Diawali dengan menyiapkan daun nimbi segar 50 gram, 1 liter air, dan 1 mililiter alcohol. Kemudian diaduk sampai merata, dan rendam selama 12 jam. Esoknya rendaman dari daun nimba disaring dengan kain puring. Lalu larutan hasil penyaringan ditambah dengan 1 gram deterjen atau 0,5 ml prata (apsah). Setelah diaduk secara merata larutan siap disemprotkan.
Dijelaskan mahasiswa Prodi Agroteknologi ini, kegunaan pestisida yang terbuat dari daun nimba diantaranya dapat mengobati penyakit merah pada daun padi dan menghilangkan serangga yang dapat mengganggu kesuburan tanaman. Sebab pada daun nimba mengandung senyawa-senyawa Bi sitosporol dan lain-lain.
Kepala Desa Lopok, Sahudin, menyampaikan terima kasih atas program kerja mahasiswa KKL UNSA. Dengan penyuluhan yang mereka terima, petani di desa tersebut dapat membuat pestisida nabati ini, sehingga dapat berhemat. “Ternyata ada pestisida yang bisa dibuat secara sedarhana dan murah. Ini sangat bermanfaat bagi para petani yang selama ini harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pestisida yang dijual di toko,” kata kades ramah ini.
Sementara Sudarmin—Babinsa Desa Lopok Kecamatan Lopok, mengakui kegiatan KKL Mahasiswa UNSA sangat membantu para petani, dan secara tidak langsung membantu pihaknya yang selama ini mendampingi petani sejak Tahun 2015 lalu dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan program swasembada pangan. “Alhamdulillah kami bisa menghemat biaya produksi pertanian dengan membuat pestisida sendiri yang mudah, murah dan ramah lingkungan,” timpal Kasiman—salah seorang anggota kelompok tani Brang Panemung. (JN/SR)
Asamu’alikum…. gan, mau tanya ni…. btw kl blh saya tau…. siapakah nama mahasiswa/Mahasiswi yg membuat serta mengajari parat petani membuat Perstisida tsb…..?
ada di berita, atau hubungi Jhon Kennedy 085239634607