Angka Pernikahan Tinggi, Jomblo Kian Menyusut

oleh -207 Dilihat
Kepala KUA Sumbawa, Ustadz Faisal Salim S.Ag

Stok Buku Nikah Menipis

SUMBAWA BESAR, SR (10/08/2016)

Angka pernikahan di Kabupaten Sumbawa sangat tinggi. Dalam 7 bulan ini (Januari—Juli) 2016, tercatat 1.790 peristiwa perkawinan yang telah berlangsung. Artinya setiap harinya ada 8 pasangan yang menikah. Kondisi ini mengancam kelangsungan para jomblo. Sebab dengan tingginya angka perkawinan, jumlah jomblo kian menyusut. Bahkan yang menunda pernikahan bakal tak kebagian buku nikah karena kian hari stok dokumen tersebut semakin menipis. Untuk wilayah Kecamatan Sumbawa saja, sepanjang Januari—Juli 2016 sudah 251 pasangan yang menikah. Dan pada Bulan Agustus selama 10 hari ini saja tercatat 31 pasangan yang menikah. Menukiknya jumlah pernikahan membuat pihak KUA setempat harus berpikir untuk segera mengusulkan penambahan buku nikah. Pasalnya stok yang ada dikhawatirkan tidak akan bertahan hingga akhir tahun. “Dari 400 buku nikah yang didistribusikan pusat untuk setahun, sekarang tinggal 180 buku. Ini masih pertengahan tahun, dan kami perkirakan usai lebaran haji peristiwa pernikahan akan tinggi. Bisa-bisa tidak sampai akhir tahun buku nikah sudah habis,” kata Kepala KUA Sumbawa, Ust. Faisal Salim S.Ag kepada SAMAWAREA, Rabu (10/8), seraya menambahkan bahwa untuk mengantisipasinya akan segera mengusulkan penambahan buku nikah sekitar 300 buah.

Baca Juga  Polisi Sahabat Anak, Bhabinkamtibmas Sambangi SDN 1 Plampang
Ustad Faisal Salim saat diwawancarai SAMAWAREA
Ustad Faisal Salim saat diwawancarai SAMAWAREA

Ustadz Faisal mengakui angka pernikahan cukup tinggi jauh melebihi angka perceraian yang tercatat secara resmi. Tingginya pernikahan karena pasangan yang akan melaksanakannya sudah cukup umur, kesiapan lahir bathin, dukungan keluarga, dan karena keterpaksaan (Married By Accident). Selain itu biaya pernikahan ringan, dan memperoleh kemudahan dalam kepengurusan. Bagi yang menikah di Kantor KUA akan digratiskan, sedangkan di luar kantor (rumah atau tempat lain) dikenakan biaya Rp 600 ribu. Namun sebagian besar pasangan memilih menikah di rumah atau masjid. Ini karena pasangan tersebut ingin menoreh sejarah, di samping memperoleh kekhusyuhan dan sudah menjadi tradisi turun temurun.

Disinggung mengenai kendala yang dihadapi pihak KUA dalam memberikan pelayanan pernikahan, ustadz ganteng ini mengaku mengalami keterbatasan penghulu. Khusus di KUA Sumbawa, hanya ada dua penghulu. Yang merepotkan ketika dalam sehari ada 5-6 peristiwa pernikahan yang harus dilayani. Untuk menyiasatinya, terpaksa penghulu meminta pengertian keluarga mempelai untuk memajukan atau memundurkan waktu pernikahan agar tidak bersamaan sehingga semua bisa terlayani. (JEN/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *