Dosen UTS Wakili Peneliti Indonesia di Bangkok

oleh -189 Dilihat

Hadiri Research Networking Workshop 2016

SUMBAWA BESAR, SR (17/06/2016)

Dosen Fakultas Pertambangan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Dr. Anawati M.Sc, salah satu dari 10 peneliti yang menjadi delegasi Indonesia untuk menghadiri “Research Networking Workshop” di Swissotel Nai Lert Park, Bangkok, Thailand. Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia–Research Council Of United Kingdom (DIPI-RCUK) ini berlangsung selama dua hari, 15–16 Juni 2016.

Tujuan dari pertemuan yang penyelenggaraannya didanai sepenuhnya oleh Newton Fund yang merupakan organisasi gabungan dari 14 negara dana riset di Inggris ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi para peneliti UK mencari partner institusi penelitian di 3 negara Asia (Indonesia, Thailand dan Vietnam). Newton Fund akan menggelontorkan dana penelitian konsorsium sebanyak 735 ribu pounsterling atau setara dengan Rp 14 triliun untuk periode 7 tahun. Workshop dihadiri 75 peneliti terpilih dari empat negara yaitu UK, Indonesia, Thailand dan Vietnam, serta lembaga penyandang dana dari masing-masing negara meliputi Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia, Research Council of UK, National Environmental Research Council (NERC), National Foundation For Science and Technology Development (NAFOSTED) Vietnam, Thailand Research Fund (TRF), dan Newton Fund.

Baca Juga  Pengakuan 19 Siswa SMA Positif Narkoba, Terpapar Sejak SD dan SMP

Topik yang dibahas dalam pertemuan itu mencakup tiga tema yaitu Atmospheric Pollution and Human Health, Water Resources, dan Tropical Peatlands and Mangroves. Indonesia mendapat dua topik penelitian yang akan didanai yaitu Atmospheric Pollution and Human Health dan Tropical Peatlands and Mangrove. Kedua topik tersebut dipilih Indonesia terkait dengan bencana kebakaran hutan yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia yang kurang tertangani dengan baik. Tropical Peatlands and Mangrove adalah topic yang sangat cocok bagi Negara Indonesia yang kaya akan Biodiversity. Peatland dan Mangroves biasanya menjadi tempat keanekaragaman hayati di pinggir laut.

Dr. Anawati M.Sc, Dosen Fakultas Pertambangan UTS
Dr. Anawati M.Sc, Dosen Fakultas Pertambangan UTS

Doktor Ana sendiri mengambil topik penelitian Atmospheric Pollution and Human Health yang mengangkat dua isu yaitu pencemaran logam berat di udara dan penanggulangan greenhouse gas CO2 di udara dengan carbon capture and conversion menjadi asam folat. Pelaksanaan hari pertama workshop masing-masing lembaga menyampaikan kata pembuka. Indonesia diwakili oleh Direktur Ekskutif DIPI, Dr. J.W. Saputro yang menjelaskan bahwa DIPI baru berdiri selama 10 minggu. Jika diibaratkan bayi, DIPI dalam workshop tersebut sedang belajar kepada seniornya di Asia yaitu NAFOSTED dan TRF. “Meskipun DIPI masih bayi, namun DIPI siap melakukan gebrakan terutama pada penelitian basic science, fundamental science, dan frontier science,” kata Saputro—akrab Ia disapa.

Baca Juga  Lomba untuk Suburkan Bakat dan Minat  Berseni Budaya

Workshop berlangsung sangat produktif dimana peneliti dari satu topic dikumpulkan dalam satu ruangan. Masing-masing peneliti memperkenalkan biodata dan riset interestnya. Di sesi berikutnya setelah masing-masing menemukan pasangan yang memiliki ketertarikan tema yang sama, dilakukan project building yaitu merancang bagaimana riset kedepannya. Terakhir, Workshop ditutup dengan plenary sesi pengumuman deadline proposal dan sesi tanya jawab terkait pertanyaan-pertanyaan yang muncul sepanjang workshop berlangsung. “Menghadiri workshop ini menjadi pengalaman berharga bagi saya untuk membentuk jaringan di empat negara dan membuka peluang untuk melakukan riset bersama,” ujar Doktor Ana yang juga Ketua Lembaga Sumbawa Academia Institute (SAI)–lembaga nonprofit yang bergerak dalam bidang penelitian, pendidikan dan pelatihan, beranggotakan para akademisi di universitas se-NTB. (JEN/SR)

 

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *