Waspada!!! DBD Mulai Menyerang Sumbawa

oleh -127 Dilihat

89 Suspect, 18 Positif

SUMBAWA BESAR, SR (21/02/2016)

Masyarakat di Kabupaten Sumbawa harus kudu waspada. Pasalnya, penyakit demam berdarah dengue (DBD) kian marak. Data dari Dinas Kesehatan setempat, tercatat 89 kasus suspect DBD yang tersebar di 15 kecamatan.

Sekretaris Dikes Sumbawa, Junaidi A.Pt M.Si kemarin, mengakui hal itu. Namun untuk memastikan positif DBD atau tidak, pasien suspect DBD ini harus dilakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan dan observasi. Dari identifikasi yang dilakukan jajarannya, ungkap Jun—akrab suami dari seorang dokter ini, terdapat tiga suspect DBD di Kecamatan Maronge. Hasil pemeriksaan lanjutan ketiganya negatif. Kemudian di Kecamatan Labuhan Badas juga terdapat tiga suspect hanya satu yang positif DBD. Kecamatan Moyo Utara satu positif DBD. Untuk Kecamatan Lape terbilang paling banyak. Dari 58 suspect DBD, 9 pasien dinyatakan positif DBD. Demikian pasien yang dirawat di Puskesmas Seketeng terdapat tiga positif DBD dari 9 suspect dan Puskesmas Brang Biji dua penderita DBD. Kecamatan Moyo Hilir dan Plampang masing-masing satu DBD. “Totalnya dari 89 suspect yang positif 18 orang,” sebutnya.

Baca Juga  Antisipasi Virus Corona, Danrem 162/WB Cek Pos Kesehatan BIL  

Kendati demikian kasus ini belum dikategorikan Kejadian Luar Biasa (KLB) karena belum ada korban meninggal dunia akibat penyakit ini. Jumlah kasusnya juga berada di bawah kasus pada tahun sebelumnya. Sejak 2011 hingga 2015, kasus DBD menunjukkan tren menurun. Diakui Junaidi, dari semua kecamatan, Lape yang paling banyak terserang DBD. Bermula dari Dusun Labuhan Terata yang mengalami krisis air bersih. Semua rumah tangga membuat bak penampungan air untuk air dalam jumlah besar sekaligus menadah air hujan. Bak penampungan ini diduga tidak ditutup rapat sehingga menjadi sarang nyamuk penyebab DBD karena jarang dikuras. Pihaknya bersama camat sudah turun ke lokasi menggelar rapat dengan kades setempat untuk mencari solusi dalam mengatasi persoalan yang mendera warga. Akhirnya disepakati untuk melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) terutama nyamuk penyebab DBD.

Baca Juga  Besok, Amri Bocah Tumor Mata Diberangkatkan ke Sanglah Bali

Upaya lainnya adalah menyampaikan surat edaran bupati dan menghimbau camat dan KUPT untuk melakukan pembersihan lingkungan dan PSN. Untuk lokasi terkena DBD sudah di-fogging (pengasapan). Namun fogging dinilai belum begitu efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa tapi tidak jentiknya. Apalagi fogging juga membahayakan manusia dari sisi kesehatan. Karena itu fogging tidak dilakukan secara sembarangan karena sebelumnya harus dilakukan penelitian epidemology. Jika angka bebas jentiknya lebih dari 95 persen serta ada penderita demam sebanyak 3 orang atau lebih di suatu lokasi, baru bisa dilakukan fogging. “Fogging itu SOP nya sangat jelas, bisa dilakukan tanpa harus menunggu ada penderita DBD,” ujarnya. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *