Sensasi Memerah Susu dan Serunya Menonton Maen Jaran

oleh -282 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (26/01/2016)

Rasa penat seharian mengikuti kegiatan konferensi, kini berganti rilex. Para peserta ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2016 diajak untuk lebih mengenal budaya dan potensi Sumbawa, sembari bercengkrama dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Mereka juga merasakan sensasinya memerah susu sapi yang kemudian dijadikan bahan baku untuk pembuatan permen susu dan jadi poteng—dua makanan khas Sumbawa yang telah dikenal publik. Dalam pembuatannya mereka mengikuti kursus singkat langsung di ‘pabriknya’, Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara. Selain itu para peserta AUYS dari berbagai negara ini menjadi “guru” di SDN 1 Penyaring untuk memberikan motivasi kepada anak-anak yang masih berusia dini ini untuk menjadi generasi emas di masa mendatang.

Peserta AUYS jadi guru di SDN 1 Penyaring
Peserta AUYS jadi guru di SDN 1 Penyaring

Dalam kegiatan ini mereka dibagi dalam beberapa kelompok mengunjungi lokasi berbeda. Misalnya di SDN 1 Penyaring, peserta dari Malaysia, Thailand, Kamboja, dan beberapa mahasiswa di Indonesia seperti UI dan UGM, berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan para siswa. Mereka juga memperkenalkan adat dan budaya dari negara dan daerahnya masing-masing. Siswa juga mendapat kursus Bahasa Inggris singkat melalui alat peraga. Tentu saja penyampaian secara kocak dan mudah diterima ini membuat para siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 sangat antusias mengikutinya.

Baca Juga  PUPINKA Gelar Beragam Lomba, Bantaran Sungai Karang Bage Jadi Semarak

AUYS NgajarNoppawan Weeraprasit dari Rangsit University Thailand kepada SAMAWAREA menilai program tersebut sangat hebat karena dia dapat mengetahui bagaimana cara anak-anak di Indonesia belajar. Kepada siswa setempat, mahasiswa langsing dan cantik ini mengajarkan tentang Bahasa Inggris. Ia ingin memberikan motivasi kepada siswa karena dengan menguasai bahasa dunia tersebut, mereka bisa pergi ke mana saja. “Ini pengalaman baru bagi saya, dan kunjungan ini sangat saya nikmati karena selain bertukar pengalaman juga bisa bertukar budaya. We can share the language, the culture and anything (kita bisa berbagi mengenai bahasa, budaya dan semuanya),” ujarnya.

pembuatan permen susu
pembuatan permen susu

Sementara Lara Mae S. Espanola–mahasiswa De La Salle University, Dasmarinas, Philipina yang mengunjungi industry kecil pembuatan permen susu mengaku sangat gembira. Selain bisa membuat dan membantu masyarakat mendapatkan penghasilan, juga dapat mencicipi nikmatnya permen yang banyak digemari dan dijadikan buah tangan oleh para pelancong. “Tempat saya ada permen yang sama namanya Yama. Bahannya hanya susu segar dan gula. Beda dengan permen susu kerbau, selain bahan-bahan tadi ada tambahan bahan lainnya,” jelasnya. Lara berjanji akan menceritakan pengalaman tersebut ke teman-temannya di Filipina, dan jika ada kesempatan akan kembali lagi ke Sumbawa dengan kepentingan yang berbeda. ‘’I feel so excited about this program. I get new experience and new friends (saya merasa sangat bersemangat dengan program ini. Saya mendapat pengalaman dan juga teman baru),” ujarnya.

Baca Juga  Abi Mang Ajak Masyarakat Tingkatkan Keimanan dan Ketaqwaan 
Lyka Nerisse B. Larin, asal Filipina
Lyka Nerisse B. Larin, asal Filipina

Sensasi luar biasa dirasakan Lyka Nerisse B. Larin, rekan sekampus Lara di De La Salle University, Dasmarinas, Philipina. Ia mengunjungi sebuah peternakan sapi. Di sana dia langsung diajarkan cara memerah sendiri susu sapi yang benar. “Saya merasakan sensasi yang luar biasa,” ucapnya dengan tertawa.

Setelah itu, semua peserta diarahkan menonton pacuan kuda di Kerato Angin Laut yang kebetulan tengah berlangsung babak final. Tribun utama langsung penuh dengan para peserta AUYS. Mereka terpengarah dan setengah tak percaya melihat si joki yang sangat piawai menungang kuda dan ternyata seorang bocah yang masih berumur belia. Dengan antusias mereka bersorak ketika sejumlah kuda dilepas dari box start. Bahkan mereka menyempatkan diri berfoto dengan si joki cilik ini. “Di Malaysia ada pacuan kuda tapi sangat berbeda dengan Sumbawa. Di sini sangat unik karena joki masih anak-anak. Sungguh seru dan serasa tak percaya,” ucap Nurhayati dari University Utara Malaysia dengan logat melayunya. (JEN/SR)AUYS maen jaran

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *