SUMBAWA BESAR, SR (23/01/2016)
Satuan Bimbingan Masyarakat (Sat Binmas) Polres Sumbawa dalam beberapa hari ini intensif turun ke lapangan menyambangi pusat keramaian, tokoh agama, tokoh pemuda dan sejumlah pondok pesantren. Hal ini dilakukan dalam rangka melaksanakan Program Quick Win Kapolri untuk menanggulangi premanisme dan deteksi dini terorisme melalui cara preemtif dan preventif.
Kapolres Sumbawa yang dikonfirmasi melalui Kasat Binmas, Ajun Komisaris Polisi (AKP) I Made Wirana, kemarin, mengakui program tersebut masih berjalan. Untuk premanisme dengan sasaran pusat pertokoan, pasar dan terminal, pihaknya menerjunkan tim. Tim ini akan melakukan identifikasi preman yang kemudian dilakukan pendekatan sekaligus himbauan. Namun sejauh ini belum ditemukan indikasi premanisme atau aksi yang meresahkan masyarakat terutama di pusat-pusat keramaian tersebut. “Meski demikian kami tetap melakukan himbauan dan penyuluhan di lokasi tersebut sebagai langkah antisipasi dan mempercepat pelayanan masyarakat,” kata AKP Wirana—akrab perwira ini disapa. Ia berharap melalui kegiatan yang dilaksanakan selama 6 hari, 23—28 Januari 2016, aksi premanisme dapat diminimalisir sehingga kejadian seperti curanmor, curat dan curas bisa ditekan.
Kegiatan lainnya adalah mengantisipasi paham radikal dan organisasi terlarang. Sasarannya adalah menemui Ketua MUI, NU, Muhammadiyah dan lainnya serta menyambangi pondok pesantren, bersilaturahmi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. Dalam kegiatan yang terlaksana selama 22 hari, 9—30 Januari, ungkap AKP Wirana, sudah beberapa ponpes yang disambangi seperti Ponpes Abubakar Al Islamy, Gunung Galesa, At Munainnah, Yayasan Muhammadiyah, Ponpes Air Tawar Alas, dan Ponpes Stowe Brang Utan. Kunjungan ini dimaksudkan untuk meminta dukungan dalam upaya menangkal paham radikalisme yang berpotensi mempengaruhi masyarakat. Sebab sekarang ini pergerakan teroris sudah berbalik arah, yang tadinya identik dengan orang berjanggut, dan berjubah, kini tampil keren, stelan parlente dan cool layaknya anak muda gaul. “Ini yang harus diantisipasi sekaligus diwaspadai,” ujarnya.
Dari hasil evaluasi sementara, sejauh ini belum ditemukan adanya kelompok radikal di wilayah hukum Kabupaten Sumbawa. Meski demikian masyarakat harus selalu waspada, minimal menjaga keamanan di lingkungannya masing-masing dengan cara menggiatkan siskamling agar dapat memantau gerakan-gerakan yang mencurigakan dan berpotensi terjadinya gangguan keamanan. (JEN/SR)