SUMBAWA BESAR, SR (22/12/2015)
Empat anggota Polres Sumbawa yang dipecat tidak hadir pada upacara pelepasan seragam di Mapolres setempat, Senin (21/12) kemarin. Padahal mereka sudah diundang menyusul adanya surat keputusan Kapolri yang menyatakan keempatnya sudah bukan lagi anggota polisi karena melakukan disersi. Namun demikian upacara Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) yang dipimpin Kapolres Sumbawa, AKBP Muhammad, SIK tetap berlangsung. “Mereka sudah bukan anggota polisi lagi, karena sudah ada Skep Kapolri. Semua hak dan kewenangannya sebagai anggota Polri sudah dicabut dan dikembalikan lagi menjadi anggota masyarakat biasa,” kata Kapolres AKBP Muhammad SIK yang dikonfirmasi usai menggelar upacara PTDH.
Keempat anggota yang dipecat ini adalah Brigadir Nur Amiruddin. Anggota ini tidak masuk kerja (disersi) selama 187 hari. Kemudian Brigadir Syarifuddin, disersi selama 122 hari. Selanjutnya Briptu Syaibatul Hamdi melakukan disersi sebanyak tiga kali yaitu 53 hari, 55 hari dan 32 hari. Sedangkan Briptu Wawan Suherman melakukan pelanggaran disiplin dan sudah disidang sebanyak lima kali. Selain itu melakukan penganiayaan tahanan, dan positif mengkonsumsi narkoba.
Pelanggaran yang dilakukan empat personilnya ini ungkap Kapolres, sudah berlangsung lama. Karena itu pemecatan ini menjadi contoh bagi anggota lainnya untuk tidak berbuat hal yang sama. Polisi diharapkan dapat menjadi suri tauladan masyarakat. Ketika hendak memperbaiki masyarakat, seorang anggota polisi harus terlebih dahulu memperbaiki dirinya sendiri. “Harapan saya ini tidak terjadi lagi, bukan hanya terhadap bintara remaja tapi untuk semuanya. Karena beberapa kasus sudah terjadi di sini. Tolong para perwira ingatkan kembali anak buahnya,” pinta Kapolres.
Kapolres sangat menyesalkan ini terjadi. Sebab di saat masyarakat antusias untuk menjadi anggota polisi, justru anggota polisi yang tidak ingin lagi menjadi polisi. “Hargailah baju seragam polisi yang dikenakan. Jaga citra diri, keluarga dan lingkungan. Pikirkanlah seribu kali sebelum bertindak karena segala perbuatan pasti ada resikonya,” pungkasnya. (JEN/SR)
