Bupati KSB Uji Nyali di Paralayang Mantar

oleh -377 Dilihat

TALIWANG, SR (20/11/2015)

Event Paralayang di Bukit Pamanto Desa Mantar Kecamatan Poto Tano nampaknya akan menjadi kenangan tersendiri bagi penjabat Bupati Sumbawa Barat, Abdul Hakim. Pasalnya, untuk pertamakali pada Jum’at (20/11) kemarin, ia mencoba olahraga Paralayang dan berhasil mendarat dengan selamat. Bukit Pamanto yang berada di ketinggian kurang lebih 600 meter dari permukaan laut, menjadi saksi bisu akan perasaan Abdul Hakim, saat salah satu pilot paralayang bersiap untuk membawanya tandem menuju angkasa. Nampak ia bersama sang pilot berdoa terlebih dahulu sembari menunggu arah angin dengan kecepatan yang sesuai untuk memulai take off. “Hati saya deg deg-an saat akan terbang, namun saat di atas menjadi agak plong, bahkan saya berbincang banyak dengan pilot,” ungkap Hakim–sapaan akrabnya sesaat setelah mendarat dengan selamat. Pilot tersebut diketahui bernama Reza Kambe asal Manado, berpengalaman dan tercatat sebagai atlet nasional dalam olahraga Paralayang.

Bupati KSB Abdul Hakim bersama Pilot asal Manado, Reza Kambe
Bupati KSB Abdul Hakim bersama Pilot asal Manado, Reza Kambe

Saat berhasil takeoff, Hakim disuguhkan pemandangan nan indah. Di sela perasaan cemas terselip rasa takjub dan syukur atas anugerah keindahan di bumi Sumbawa Barat. Sangat luar biasa pemandangannya, sungguh sangat indah, ucapnya mengungkapkan isi hati saat melihat pemandangan yang terpampang. Terbang dengan parasut ternyata pernah dilakukan oleh Hakim pada 1983 lalu, semasa menuntut ilmu di salah satu Universitas di Kota Bandung. Ia tercatat sebagai salah satu anggota Resimen Mahasiswa yang mengikuti pelatihan Terjun Tempur di Markas Komando TNI Angkatan Udara Bandung selama 14 hari. Pada hari terakhir pelatihan, ia bersama 102 peserta lainnya, diuji langsung untuk terjun tempur melalui pesawat udara di ketinggian 500 meter. Meski hanya terjun satu kali namun berkat pelatihan dan kerja keras, Abdul Hakim dinyatakan ‘lulus’ dan dianugrahi Wing Pin oleh pihak penyelenggara. “Hanya sekali saya terjun, dan untuk paralayang ini yang pertama dan ditemani pilot berpengalaman. Alhamdulillah naiknya lancar dan mendarat dengan selamat,” pujinya.

Baca Juga  Miniatur Istana Dalam Loka Dilombakan

Menurut Hakim, Olahraga Paralayang lebih ‘aman’ ketimbang terjun langsung dari pesawat. Kesalahan kecil saat terjun bisa mengancam keselamatan jiwa. Sedangkan Paralayang tersedia peralatan kendali dan parasutnya dibentangkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Sebagai orang ‘nomor satu’ di bumi pariri bariri saat ini, Hakim akan mengupayakan pembangunan infrastruktur pendukung di Desa Mantar guna menarik lebih banyak wisatawan. Menurutnya keberadaan Spot Paralayang di Desa Mantar akan menjadi salah satu andalan pariwisata di Kabupaten Sumbawa Barat. Beberapa atlet Paralayang mengatakan, spot di Bukit Pamanto dianggap sebagai spot terbaik di Indonesia bahkan disandingkan dengan salah satu spot luar negeri yang tercatat sebagai spot terbaik dunia. “Infrastruktur jalan akan terus kita perbaiki, begitu juga dengan area spot akan kita tata lebih baik,” janjinya.

Baca Juga  TAGANA, PMI dan Pramuka Gelar Baksos Pasca Banjir

Untuk diketahui, Spot Paralayang Bukit Pamanto memiliki ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut. Terletak di Desa Mantar Kecamatan Poto Tano. Untuk tiba di sana dibutuhkan waktu sekitar 60 menit dari Taliwang, ibu kota Sumbawa Barat. Jalan yang terjal dan cukup berbahaya merupakan tantangan yang cukup memacu adrenaline. Sangat disarankan, jika menuju ke tempat itu melalui kendaraan darat, sebaiknya menggunakan mobil yang double gardan, dan sepeda motor jenis trail.

Adapun event Paralayang yang dilaksanakan di Bukit Pamanto merupakan event internasional yang diikuti oleh sekitar 100 atlet yang datang dari berbagai negara, seperti Jerman, Inggris, Malaysia, Singapura, Belanda, Swiss dan Indonesia. Event tersebut rencananya akan berlangsung selama tiga hari, dari 20–22 November. Hari Pertama dibukanya event, selain Penjabat Bupati Sumbawa Barat, tiga putra lokal juga ikut mencoba spot Pamanto. Kedepan, tiga putra Desa Mantar tersebut diharapkan mampu mengharumkan nama Sumbawa Barat dan NTB di kancah nasional dan internasional. Event paralayang Bukit Pamanto diselenggarakan pemerintah daerah setempat dalam rangka hari lahir Kabupaten yang ke-12. Cukup banyak pihak yang terlibat dalam kepanitiaan, di antaranya dinas terkait dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). (AR/SR)

AMNT pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *