BKBPP—FAPSEDU  Galang Kemitraan Atas Masalah Kependudukan

oleh -115 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (09/11/2015)

Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) menggelar Penggalangan Kemitraan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Bersama Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU). Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Camat Badas pada Senin (9/11) ini dipadukan dengan Pelayanan KB tingkat Kabupaten Sumbawa. Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Forkopimda, para Asisten Bupati, Kepala SKPD, camat, PKK dan toga/toma.

Kepala BKBPP Sumbawa, Ir A Yani
Kepala BKBPP Sumbawa, Ir A Yani

Kepala BKBPP Kabupaten Sumbawa, Ir A Yani melaporkan bahwa program kependudukan dan keluarga berencana bukan hanya strategi penggarapan dan pelayanannya dengan KIE, advokasi, approach sosial budaya, kemasyarakatan, pendidikan, dan tekhnologi, tapi juga disentuh melalui bidang keagamaan. Karenanya Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) Kabupaten Sumbawa menjadi garda terdepan sebagai forum yang secara sinergitas akan membangun kesinambungan dan akselerasi pembangunan. Dua amanat besar yang harus dijalankan BKKBN dalam menjawab prioritas pembangunan atau Nawacita meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia adalah sisi pelayanan keluarga berencana dan revolusi mental dalam keluarga.

Ketua FAPSEDU Kabupaten Sumbawa, H A Rachman Mochtar, SE.,M.BA.,M.Sc dalam sambutannya mengatakan, mengatasi berbagai persoalan dalam masyarakat, pihak BKKBN berupaya merangkul dan melibatkan semua pemangku kepentingan bangsa termasuk para pemuka agama untuk berpartisipasi aktif dalam mengendalikan lajunya pertumbuhan penduduk. Karena persoalan kependudukan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga semua unsur masyarakat. Forum ini tidak mencampuri urusan keimanan masing–masing pemeluknya, tapi sebagai wahana perjuangan untuk mengatasi problem bangsa ini di antaranya kependudukan dan keluarga berencana. ”Masalah kependudukan juga menjadi tanggung jawab semua umat beragama,” cetusnya.

Baca Juga  Penerapan Program KB di KSB Dilematis

FAPSEDU memiliki tiga fungsi dalam ikut mensukseskan program kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB). Tiga fungsi tersebut adalah sebagai komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Sebagai advokasi dan pergerakan di masyarakat, khususnya di lingkungan keagamaan. FAPSEDU nantinya mampu menggerakkan masyarakat menjadi peserta KB, pendewasaan usia perkawinan bagi generasi muda, mengatur jarak kelahiran serta memberikan pemahaman seperti slogan dua anak cukup. FAPSEDU mendorong para tokoh agama di seluruh agama yang ada di Kabupaten Sumbawa untuk terlibat dalam program kependudukan dan KB melalui tugas sebagai pelopor KB, sosialisator KKB, sebagai opinion leader KKB dan sebagai tempat bertanya bagi keluarga. Di sinilah peran sesungguhnya tokoh agama sebagai married conseling, penasihat bagi remaja atau keluarga atau pasangan yang akan menikah, dengan harapan pasangan akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

Baca Juga  Korban Kebakaran di Desa Motong dan Desa Luar Dapat Bantuan dari Disos
Bupati Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik
Bupati Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik

Sementara itu Bupati Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik mengatakan, keluarga berencana intinya mengajak semua masyarakat merencanakan keluarga, agar anak–anak tidak menjadi lemah. “Tidak ada yang tidak dapat diselesaikan jika semua kita kerjakan secara bersama–sama, seberat apapun tantangannya jika itu menjadi komitmen bersama, menjadi tanggung jawab bersama  maka Insya Allah pasti dapat kita lakukan,” ucapnya.

Ia berharap tidak ada lagi yang bertanya tentang latar belakang seseorang baik asal, suku, dan agama di Sumbawa maupun perbedaannya. Masyarakat memiliki hak yang sama dan harus saling menjaga tali silahturrahim antar sesama agar daerah menjadi kondusif. Selanjutnya, JM–sapaan akrabnya menambahkan, keluarga berencana tidak berdiri sendiri. Tidak ada gunanya membatasi keluarga, jumlah kelahiran dan sebagainya ketika pendidikan tidak menjadi perhatian semua pihak. Semua komponen harus terlibat. Kedepan yang bisa dibanggakan bukan lagi keturunan, tetapi pendidikan yang memadai. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *