SUMBAWA BESAR, SR (17/10/2015)
Sejumlah aspirasi terserap dalam kegiatan Reses yang dilakukan Kamaluddin ST M.Si—Wakil Ketua DPRD Sumbawa di Kelurahan Brang Bara, Kecamatan Sumbawa, Sabtu (16/10) malam. Sebagian besar aspirasi yang dikemukakan warga setempat adalah persoalan sungai, dana bansos, UMKM, tenaga kerja, hingga penataan Pasar Brang Bara sebagai upaya mengatasi kesemrawutan Pasar Seketeng. Misalnya sungai, agar pemasangan talut dituntaskan dan ditinggikan untuk pengamanan pemukiman dari banjir yang kerap terjadi setiap tahun. Kemudian UMKM agar ada suntikan dana di samping pelatihan dan pembinaan. Selanjutnya tenaga kerja, masih tingginya pengangguran akibat minimnya lapangan pekerjaan.
Kemudian soal Pasar Seketeng dan Pasar Brang Bara. Informasi yang diterima dari Diskoperindag telah dibuat site plan Pasar Brang Bara sebagai alternative mengatasi kesemrawutan Pasar Seketeng. Kondisi Pasar Seketeng diakuinya tidak representative karena kian membludaknya pedagang dan tidak sesuai dengan kapasitas yang ada. Kondisi ini menyebabkan pedagang meluber ke jalan sehingga mengganggu arus lalulintas. Penataan Pasar Brang Bara dapat menjadi solusi dengan merelokasi sebagian pedagang di Pasar Seketeng. Rencananya anggaran yang akan digunakan berasal dari dana DAK (dana pusat) sebesar Rp 5 Milyar. “Kami bersama dinas terkait akan berusaha memperjuangkannya sehingga dapat terealisasi secepatnya,” janji Kamal.
Lebih jauh dikatakan Kamal, reses yang dilakukan ini selain bertujuan untuk silaturrahim dan komunikasi antara wakil rakyat dengan rakyatnya, juga tukar menukar informasi tentang pembangunan. Tidak benar jika reses dianggap bagi-bagi uang. Menurut Kamal, APBD Kabupaten Sumbawa mencapai Rp 1,37 Triliun yang ketika dibagikan ke desa dan kecamatan terbilang sangat kecil. Apalagi postur APBD Sumbawa masih lebih besar belanja tak langsung (belanja aparatur) daripada belanja langsung (belanja publik) atau 54 berbanding 44 persen. Dan pihaknya terus berusaha minimal perbandingan itu setara 50:50 agar pembangunan yang mengarah pada hajat hidup orang banyak dapat dioptimalkan. Karena itu Ia berharap momen reses ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memperjuangkan aspirasinya atau menagih janji wakilnya di parlemen. “Jangan dianggop kami datang reses untuk mencari suara, karena reses ini kewajiban kami dalam menyerap aspirasi sekaligus memperjuangkan untuk direalisasikan,” ucap pejabat ramah ini.
Seperti resesnya di Desa Kuken kemarin, aspirasi yang disuarakan masyarakat pada reses tahun lalu sudah terealisasi. Dan reses ini bukan satu-satunya cara untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi. Sebagai wakil rakyat, Ia menyediakan waktu selama 1×24 jam untuk kepentingan masyarakat. “Silakan datang ke kami untuk berdiskusi dan mencari solusi bagaimana mengatasi segala hal yang berkaitan dengan pembangunan,” pungkasnya. (JEN/SR)