Perayaan Muharram, 1.437 Lampion Diterbangkan

oleh -142 Dilihat
Taufik Rahzen, Budayawan Nasional asal Sumbawa

SUMBAWA BESAR, SR (15/10/2015)

Sebanyak 1.437 lampion akan dilepas ke udara sebagai symbol hijrah dalam rangka memperingati Perayaan Muharram di Kabupaten Sumbawa. Perayaan ini akan dilaksanakan selama 10 hari sejak 1—10 Muharram yang diinisiasi Aliansi Festival Indonesia (ALIF).

Pimpinan ALIF, Taufik Rahzen dalam jumpa persnya di Istana Dalam Loka, Rabu kemarin, mengatakan, kegiatan digelar setiap tahunnya ini akan menjadi icon yang dikenalkan kepada masyarakat luas. Secara simbolik, api yang ada di dalam lampion harus hijrah atau dikembalikan ke angkasa. Itu merupakan bagian dari doa atau cara masyarakat Sumbawa untuk merespon adanya perubahan iklim dan bencana alam di negara ini. Pelepasan Lampion tersebut akan dipusatkan di Pacuan Kuda Angin Laut Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara pada 17 Oktober, bertepatan dengan digelarnya Festival Film khusus Muharraman yang berlangsung sejak 16 hingga 25 Oktober. Sedangkan kegiatan lainnya, berupa refleksi Muharraman Sumbawa yang dipusatkan di Istana Dalam Loka bekerjasama dengan Lembaga Adat Tana Samawa (LATS). “Dalam refleksi yang dilakukan bersama para stakeholder ini untuk memberikan gagasan terhadap apa yang akan dikembangkan selama bulan Muharram. Kami ingin menjadikan 10 hari bulan Muharram sebagai ciri utama perayaan Muharram. Selain yang pertama juga yang terbesar di belahan dunia bagian timur,” jelasnya. Untuk diketahui, perayaan Muharram ini bersifat terbuka dan siapapun boleh ikut serta menyelenggarakannya. Sebab jangka panjangnya kegiatan ini akan menjadi festival umat.

Baca Juga  Banjir Maronge, Tiga Rumah Hanyut, 2 Bergeser

Sementara itu Sekretaris Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), Syukri Rahmat S.Ag berharap refleksi Muharram Sumbawa ini dapat menjadi icon budaya tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. “Ini karena Sumbawa kaya dengan potensi budaya yang bisa diangkat tidak hanya di kawasan regional, tapi juga Internasional. Kami akui tahun 2012 lalu ada keterlibatan aktif LATS dalam pelaksanaannya, tapi sejak 2013 hingga kini LATS tidak terlibat lagi,” tandasnya.

Rektor IISBUD, Ahmad Yamin SH MH, menambahkan, bahwa Festival Gebyar Angin Laut di Pacuan Kuda Angin Laut yang digelar pihaknya menjadi bagian dari Perayaan Muharram. Dalam kegiatan ini dilaksanakan lomba Qasidah, Rebana dan Bagesa. “Lomba Qasidah Rebana erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan Bagesa dengan budaya Sumbawa. Nuansa modern juga dimasukkan ke dalamnya, yakni musik dangdut yang notabene sangat disukai oleh masyarakat di desa-desa dan para peserta pacuan,” bebernya.

Baca Juga  Sambangi Tanjung Benoa, Sandiaga Uno Tolak Reklamasi 

Sebenarnya kegiatan awal ini merupakan pancingan supaya bisa dilaksanakan di tahun tahun berikutnya. “Kami akan mulai dengan Muharraman, semua akan ikut serta dari pemerintah, pengusaha dan seluruh elemen masyarakat untuk meramaikan acara Muharraman Sumbawa ini,” tandas Young—sapaan akrabnya.

Ia menegaskan, IISBUD akan memberikan dukungan maksimal bagi suksesnya kegiatan tersebut. “IISBUD mulai menggali nilai budaya Sumbawa melalui festival dan lomba agar ke depan semakin mengakarnya budaya Sumbawa. Karena ada indikasi para kaum muda meninggalkan tradisi dan nilai-nilainya,” pungkas Young.  (JEN/SR)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *