AKBP Muhammad: Mari Memaafkan, Menjaga Kesatuan dan Keharmonisan

oleh -74 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (10/10/2015)

Tantangan masyarakat agar Kapolres Sumbawa menjadi khatib sholat Jumat disambut hangat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muhammad SIK. Pada Hari Jumat kemarin, Kapolres yang dikenal sederhana ini, menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa Besar. Dalam khutbahnya, Kapolres mengingatkan untuk saling memaafkan, mendukung dalam upaya menjaga kesatuan dan keharmonisan. Sebagai manusia yang beriman kepada Allah SWT, manusia adalah khalifah di muka bumi yang dituntut untuk mewujudkan kedamaian. “Sebagai khalifah Allah ini, tugas kita dimulai dari lingkup terkecil, bermula dari diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, bangsa dan negara serta seluruh bumi, bahkan ke seluruh jagad raya yang berlanjut ke negeri kekal di akhirat nanti,” ucapnya.

Kapolres Khutbah Jumat 3

Segala amal ibadah ini akan mengantarkan kepada persatuan dan kesatuan umat. Ia Mencontohkan sholat yang mengajarkan hati atau niat, gerak dan sebagainya, kemudian Zakat mengajarkan kesatuan dan rasa pengertian akan keadaan orang-orang yang tidak senasib atau kurang beruntung agar yang mampu tergerak hatinya untuk memberi. “Tanpa kesatuan rasanya akan sulit bagi kita membantu sesama. Kata kunci pertama adalah keharmonisan, dan kata kunci kedua adalah saling memaafkan,” tandasnya.

Baca Juga  Terpilih Ikut GFF, UTS Siap Berkontribusi Wujudkan Transisi Energi Dunia

Kapolres khutbah Jumat 2Di bagian lain khutbahnya, Kapolres menyebutkan bahwa orang membanggakan pakaian mewah yang digunakannya akan tetapi lupa pada saat meninggal hanya akan dikenakan sehelai kain putih. Orang membangga-banggakan rumah mewah dan bertingkat yang dimilikinya akan tetapi lupa pada saat meninggal nanti akan tinggal di lubang yang berukuran 2×1 meter persegi. Orang membangga-banggakan kendaraan atau mobil mewah yang digunakannya akan tetapi lupa pada saat meninggal nanti akan diantarkan menggunakan keranda mayat. Selain itu, orang membangga-banggakan titel, pangkat dan jabatannya akan tetapi lupa pada saat meninggal nanti hanya akan bergelar almarhum/almarhumah. Orang membangga-banggakan kecantikan atau ketampanannya akan tetapi lupa pada saat meninggal nanti hanya akan berbentuk tengkorak dan tulang belulang. “Semua yang kita miliki dalam kehidupan duniawi akan kita tinggalkan pada saat menghadap sang Ilahi. Janganlah kita membangga-banggakan atau berlaku sombong dengan apa yang kita miliki atau kita capai di dunia, karena kehidupan di dunia hanyalah bersifat sementara dan kehidupan abadi hanyalah di akhirat kelak,” tandasnya seraya mengingatkan untuk menjadi orang yang pandai bersyukur dengan apa yang dimiliki dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. (JEN/SR)

Baca Juga  Diburu Tiga Polres, Residivis ini Ditembak Saat Ancam Polisi

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *