Lewati Pulau Panjang, Cek Tapal Batas, Jeda di Pulau Kalong

oleh -239 Dilihat

Ekspedisi Bahari Sumbawa 2015 (BAGIAN 2)

SUMBAWA BESAR, SR (03/10/2015)

Sumbawa adalah salah satu kabupaten kepulauan di Indonesia dengan potensi kelautan yang sangat besar. Tercatat terdapat 63 pulau kecil dengan keindahan dan ekosistem bawah laut yang masih terjaga. Keberadaannya dinilai sebagai kekayaan yang diharapkan mampu memberikan konstribusi nyata bagi peningkatan ekonomi daerah dan terciptanya kesejahteraan masyarakat. Karenanya, pemerintah daerah memiliki perhatian yang sangat besar terhadap pulau-pulau ini. Untuk melihat dari dekat dan mengidentifikasi potensi gugusan pulau tersebut, salah satu upaya dengan melaksanakan Ekspedisi Bahari. Kegiatan yang telah dimulai Tahun 2014 lalu ini untuk mengetahui secara langsung dan lebih mendalam tentang kondisi kelautan dan pulau-pulau kecil di wilayah perairan Kabupaten Sumbawa. Setelah mengulang sukses melaksanakan Ekspedisi Bahari I di wilayah bagian timur Sumbawa, Tahun 2015 kembali digelar Ekspedisi Bahari II di wilayah perairan Kabupaten Sumbawa bagian barat. Ekspedisi selama dua hari, 2-3 Oktober 2015 yang langsung dipimpin Bupati Sumbawa Drs H Jamaluddin Malik ini mengunjungi gugusan Pulau Kramat, Bedil, Temudong, Pulau Panjang, Pulau Bungin, Pulau Kaung dan Pulau Kalong.

Indra (wartawan Suara NTB) bersama Sekda, Asisten I dan II, Kadis kesehatan, Kaban Ketahanan Pangan dan pejabat lainnya.
Indra (wartawan Suara NTB) bersama Sekda, Asisten I dan II, Kadis kesehatan, Kaban Ketahanan Pangan dan pejabat lainnya.

Ekspedisi Bahari hari kedua, peserta semakin menyusut. Kapal tampak lengang karena banyak yang memilih pulang lebih awal dan tidak melanjutkan ekspedisi. Ada juga para pejabat yang pulang karena desakan tugas dinas yang menunggu. Sebagaimana Kapolres AKBP Muhammad SIK, Dandim Letkol Inf Agus Supriyanto, dan Kajari Sugeng Hariadi SH MH yang bergegas pulang pada Jumat malam. Tiga serangkai ini serempak pamit karena ada tugas yang harus diselesaikan. Ketiganya tidak jadi bermalam di Pulau Kramat meski sebelumnya sempat mendendangkan suara untuk mengisi semaraknya bermalam di Pulau Kramat. Sedangkan sebagian lainnya termasuk Wakil Bupati Sumbawa, Drs H Arasy Muhkan ‘buang handuk’ selain kondisi kesehatan yang menurun, juga karena perjalanan menyambangi pulau-pulau kecil yang menawan harus kembali menantang ombak. Deden—Kasubag Protokol pun ikut menghilang dan pulang melalui Lapade, Desa Pukat, Kecamatan Utan, dengan dalih menderita diare. Tentu saja yang tidak ikut akan rugi selain sensasinya perjalanan, juga pulau-pulau yang dikunjungi tidak kalah menarik dari Pulau Kramat. Tiga wartawan terpilih, Jen (SAMAWAREA), Indra (Suara NTB) dan Roni (TRIBUN Sumbawa) tetap setia bersama rombongan.

Baca Juga  GEMPAR: Sebaiknya Newmont Hengkang
Pulau Bedil
Pulau Bedil

Dari Kramat, rombongan yang masih menggunakan dua kapal INKA MINA, berkeliling menyambangi beberapa pulau. Seperti Pulau Bedil yang hanya berjarak sekitar 0,7 mil laut dari Kramat, dan Pulau Temudong yang juga berjarak sama dengan Bedil. Meski hanya melewati dan tidak sempat singgah, tapi eksotisme dua pulau tersebut sangat nampak. Sebagaimana Pulau Kramat, dua pulau tetangganya ini juga berpasir putih. Pulau Bedil yang luasnya hanya 1,9 Ha terlihat imut dan dipenuhi pohon kelapa serta sedikit vegetasi mangrove pada tingkat anakan dari jenis Rhizophora Mucronata dengan kerapatan rendah dan sebatang pohon Sentigi (Pemphis Ocidula). Sedangkan Pulau Temudong yang luasnya 3,87 hektar juga berpasir putih namun sebagian besar dipenuhi mangrove. Beberapa pesisir pantai terutama di bagian timur pulau ini terlihat rawan abrasi. Nilai keindahan dari dua pulau ini ditambah Kramat, terletak pada bentang alam dengan hamparan pantai berpasir putih, mangrove yang luas, perairan pantai yang bersih dan jernih, pemandangan alam bawah laut berupa hamparan terumbu karang dengan kondisi sangat baik serta panorama perbukitan Pulau Sumbawa yang dapat dinikmati dari pulau.

Pulau Panjang
Pulau Panjang

Dari informasi yang disampaikan Kadis Kelautan dan Perikanan Sumbawa, Ir H Junaidi M.Si, yang kebetulan satu kapal dengan SAMAWAREA, bahwa Pulau Bedil dan Temudong juga memiliki sebaran terumbu karang mengelilingi pulau. Untuk Bedil seluas 55 hektar dan Temudong 126 Ha, ditambah dengan sebaran padang lamun atau angioespermae (tumbuhan berbunga berbiji satu yang hidup di laut dangkal) yang cukup luas dengan keanekaragaman jenis ikan yang hidup di ekosistem terumbu karang. Dengan potensi yang dimiliki, Pulau Kramat, Bedil dan Temudong dapat dikembangkan sebagai Kawasan Minawisata di Kabupaten Sumbawa. Gugusan pulau yang membentuk formasi segitiga ini memiliki nilai pariwisata yang tinggi. Secara eksisting, kegiatan pariwisata belum berkembang di kawasan tersebut dimana pada saat ini kunjungan wisatawan secara reguler masih terbatas. Namun demikian, kawasan ini mengandung potensi besar bagi pengembangan pariwisata khususnya wisata bahari yang berbasis pada keindahan alam gugusan pulau, perairan dan alam bawah lautnya. Apalagi tiga pulau ini merupakan jalur wisata bahari antara Bali-Lombok-Pulau Moyo dan Komodo.

Baca Juga  Inilah Motif Batik yang Bakal Jadi Ciri Khas KLU
Para Pejabat Sumbawa melihat peta tapal batas Sumbawa--KSB dari atas kapal INKA MINA saat Ekspedisi Bahari.
Para Pejabat Sumbawa melihat peta tapal batas Sumbawa–KSB dari atas kapal INKA MINA saat Ekspedisi Bahari.

Kapal INKA MINA terus berlayar menjangkau pulau lainnya yakni Pulau Panjang. Seperti namanya, memang pulau tersebut sangat panjang jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain di sekitarnya. Pulau ini berdekatan dengan Pulau Kalong yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Sumbawa dan kini dipersengketakan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pulau Panjang juga menjadi bagian yang ingin direbut KSB, yang berusaha menarik garis batas secara sepihak. Selain panorama alam dan keindahan pasir putihnya, Pulau Panjang juga berpotensi untuk pengembangan investasi mutiara. PT Selat Alas yang sudah lama melakukan budidaya mutiara di Pulau Kalong mulai melebarkan sayap wilayah investasinya ke Pulau Panjang. Namun yang menjadi persoalan, di perairan Pulau Panjang kerap terjadi pengeboman ikan yang dikhawatirkan tidak hanya mengancam usaha budidaya mutiara, tapi juga kerusakan terhadap panorama alam bawah lautnya.

Perusahaan budidaya mutiara di Pulau Kalong
Perusahaan budidaya mutiara di Pulau Kalong

Bupati Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik yang mendapat laporan langsung dari Dirut PT Selat Alas, menyatakan praktek illegal tersebut harus segera dihentikan. Bupati meminta pihak perusahaan untuk menggandeng pihak kecamatan dan desa, serta aparat kepolisian (Polair) dan TNI AL, untuk bersama-sama menjaga keamanan perairan. “Ini tugas kita bersama. Karena pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil akan mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah di masa-masa yang akan datang,” cetus Bupati.

Santap siang di Pulau Kalong
Santap siang di Pulau Kalong

Perjalanan sudah menunjuk pukul 12.00 Wita dan sudah saatnya makan siang. Rombongan pun merapat di Pulau Kalong, karena di sana pihak Desa Labuan Mapin, bersama jajaran Kecamatan Alas dan Alas Barat sudah menyediakan santap siang. Menu Samawa seperti sepat, pelu, ikan dan cumi bakar menjadi santapan lezat yang tak boleh terlewati. Apalagi setelah makan, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Pulau Kaung, Pulau Bungin hingga finis di Labuan Alas. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *