Momen Idul Adha, JM-Arasy Sampaikan Berbagai Keberhasilan

oleh -96 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (24/09/2015)

Seribuan jamaah menghadiri Sholat Idul Adha 1436 H di Taman Pahlawan Sumbawa Besar, Kamis (24/9). Sholat yang diimami Syekh Yusuf bin Ali Muhammad Al Jabiry dengan Khatib Ust Drs Ahmad Syaichu Rauf, berlangsung khidmat.

Momen Idul Adha ini dimanfaatkan Bupati Sumbawa untuk menyampaikan keberhasilan pemerintahannya dalam 5 tahun ini. Dalam kesempatan itu, Bupati yang diwakili Wakil Bupati Sumbawa, Drs H Arasy Muhkan menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Tana Samawa yang telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan sehingga menjelang berakhirnya pengabdian selaku Bupati dan Wakil Bupati pada Januari 2016 mendatang, daerah ini telah mampu mensejajarkan diri dengan kota/kabupaten yang maju di Indonesia. Bahkan di beberapa bidang mampu bersaing dengan kota/kabupaten yang ada di Pulau Jawa. Sebagaimana beragam penghargaan nasional yang berhasil diraih seperti peringkat 16 kabupaten/kota terbaik se-Indonesia dalam hal Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Trophy Raksaniyata (Kabupaten Terbaik Dalam Mengendalikan Lingkungan dan Penyelenggaraan Program Menuju Indonesia Hijau 2014), Tropy Wahana Tata Nugraha (Juara 1 Nasional Tertib Lalulintas Dalam Kota Kategori Kota Sedang), kabupaten terbaik III Nasional Sub Bidang Penataan Ruang, tiga tahun berturut-turut mendapat Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI. “Masih banyak prestasi-prestasi lainnya yang semuanya merupakan prestasi kita bersama,” kata Haji An—sapaan populer Wabup.

Dari perspektif Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sumbawa mampu menunjukkan peningkatan dari 66,07 menjadi 68,06 atau berada di atas IPM Provinsi NTB, yang tumbuh dari 65,20 menjadi 67,73 dalam empat tahun terakhir. Sumbawa juga masih tetap mempertahankan predikat sebagai kabupaten teraman di NTB. Demikian dengan kerukunan antar umat beragama di Tana’ Samawa telah berjalan dengan baik dan penuh dengan semangat “saling pendi, saling beri, saling satingi ke saling satotang” yang menjadi filosofi dalam bermasyarakat Tau Samawa.

Dalam rangka mengantisipasi gejolak ekonomi dunia khususnya tekanan nilai tukar dolar terhadap rupiah, Pemerintah Kabupaten Sumbawa telah melaksanakan beberapa upaya di antaranya Pelaksanaan Festival Moyo 2015 beberapa hari lalu sebagai upaya memajukan dunia pariwisata Sumbawa yang mampu memberi dampak positif kepada sektor-sektor lainnya. Pelaksanaan festival tersebut berjalan baik dan lancar dimana dalam waktu 10 hari pelaksanaannya di pusat kegiatan terjadi peredaran uang sekitar Rp 5,27 milyar, sedangkan di tempat lainnya di arena-arena lainnya maupun tempat perbelanjaan, hotel dan restoran/rumah makan peredaran uang mencapai sekitar Rp 2,5 milyar. Hal ini tentunya sangat menggembirakan bagi perekonomian Kabupaten Sumbawa untuk jangka pendek karena dapat dinikmati langsung oleh masyarakat Sumbawa khususnya para PKL, jasa transportasi, pengusaha hotel dan restoran, dan lainnya. Upaya perluasan lapangan kerja serta peningkatan pendapatan melalui pemerataan pelaksanaan program pembangunan daerah, akses pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar bagi masyarakat miskin.

Peningkatan kondisi kemantapan jalan kabupaten, bahwa pada Tahun 2010 sepanjang 394,90 KM atau 41,50 persen meningkat menjadi 552,03 KM atau 58,02 persen pada Tahun 2014. Diharapkan pada akhir Tahun 2015, kemantapan jalan telah menyentuh angka 60 persen lebih.

Kemudian, pembangunan kawasan SAMOTA sebagai kawasan yang akan menunjang perekonomian daerah. Sampai saat ini pembangunan konstruksi ruas jalan lingkar utara Kota Sumbawa Besar telah menampakkan hasil yang nyata sepanjang 5 KM dengan lebar 30 meter dari 24 KM yang direncanakan. Tahun 2015 ini, ruas lingkar utara tersebut sedang dalam proses lanjutan pembangunan jalan sepanjang 5 kilometer dan jembatan dengan panjang lebih 200 meter. Peningkatan daya dukung sarana dan prasarana kesehatan seperti keberadaan 25 puskesmas, 42 polindes dan 93 puskesmas pembantu. Pemerintah daerah juga berusaha mengoptimalkan pelayanan RSUD dengan berbagai upaya peningkatan infrastruktur dan kualitas pelayanan.

Sebagai upaya membangun ketahanan pangan di daerah. Pemerintah mengajak masyarakat untuk menyukseskan gerakan diversifikasi makanan olahan yang berasal dari bahan pangan non beras tetapi tetap mempertahankan nilai gizi yang seimbang. Kegiatan mengurangi makan nasi dan menggantinya dengan karbohidrat non padi seperti jagung, pisang, sukun, ubi, singkong, gadung, gembili, talas dan lain-lain. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh melalui peningkatan variasi sumber karbohidrat lokal dan mengukur kecukupan asupan makanan. Membangkitkan perekonomian baru dan kesempatan kerja baru melalui peningkatan permintaan berbagai karbohidrat lokal. Meningkatkan ketahanan pangan nasional dan cadangan beras nasional. Dan melestarikan dan menyempurnakan menu tradisional tanpa nasi dan tanpa terigu yang menyehatkan.

Dalam pidato momen Idul Adha ini juga Wabup menyinggung soal Pilkada Sumbawa. Sesuai dengan program pemerintah pusat kaitan dengan Pilkada serentak, pada saat ini tahapan tersebut tengah berjalan. Di antaranya, 27 Agustus–5 Desember 2015 masa kampanye, 6–8 Desember sebagai masa tenang, dilanjutkan 9 Desember 2015 hari pemungutan suara. Diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi hadir dan ikut serta dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa. “Kami menghimbau, mari bersama-sama sukseskan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa secara aman, damai, jujur, adil, demokratis dan berkualitas. Janganlah menyia-nyiakan hak suara kita dan tidak menjalankan kewajiban yang telah diamanatkan,” pesannya.

Sementara Khatib Ust Ahmad Syaichu Rauf mengupas tentang sejarah peringatan Idul Adha yang di dalamnya terekam peristiwa penting yaitu penyembelihan Isma’il oleh ayahandanya Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini menggambarkan ujian atas ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT yang kini telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam yang diterjemahkan dengan qurban/penyembelihan hewan ternak seperti, sapi, kerbau, unta, kambing atau domba yang selanjutnya dibagikan kepada yang membutuhkan sebagai bentuk ibadah dan keperdulian terhadap sesama manusia. Kegiatan berkurban ini merupakan upaya dari seorang hamba untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT melalui pengurbanan terhadap harta yang dicintainya.

Kesediaan berkurban merupakan bukti keimanan, kecintaan dan kepasrahan total seorang hamba terhadap tuhannya. Kurban juga mengingatkan manusia bahwa jalan menuju kebahagiaan senantiasa menuntut pengorbanan. Jika berpuasa mengajarkan mereka yang terbiasa kenyang untuk merasakan lapar, maka kurban mengajak mereka yang merasakan lapar menjadi kenyang. Inilah semangat positif dari berkurban. (Jen/SR)