Taliwang, SR (25/6/2015)
Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) masih menunggu hasil uji balistik peluru yang menewaskan Baharuddin, Ketua RT 18 Lingkungan C, Kelurahan Sampir, Taliwang, dalam bentrok masyarakat dengan polisi, Mei lalu.
Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs Umar Septono SH MH mengemukakan, butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil uji balistik. Kurangnya tenaga ahli disertai banyaknya senjata yang akan diuji penyebab belum adanya hasil dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polri di Denpasar, Bali. “64 pucuk senjata telah kita kirim, dan itu diuji oleh tenaga ahli yang sangat terbatas. Mereka hanya mampu menguji paling banyak tiga pucuk senjata dalam satu hari,” terangnya usai memberi arahan kepada anggota dalam kunjungan kerja di Mapolres Sumbawa Barat, Kamis (25/6).
Tiap senjata yang dikirim ke Labfor akan ditembakkan terlebih dahulu yang kemudian pelurunya diambil untuk kebutuhan laboratorium. Ia berharap semua pihak dapat memahami penyebab cukup lamanya hasil uji balistik tersebut dikeluarkan.
Informasi yang berhasil dihimpun SAMAWA REA, hasil uji balistik di Labfor Polri Denpasar nantinya digunakan sebagai pembanding atau memastikan jenis senjata yang digunakan untuk menembak dengan mengacu pada anak peluru yang ditemukan di TKP atau di tubuh korban.
Selain itu, hasil uji Labfor akan sangat menentukan apakah peluru yang bersarang di tubuh korban berasal dari senjata anggota Mapolres Sumbawa Barat atau tidak.
Baharuddin, korban yang tewas pada 17 Mei lalu diduga tertembak di depan rumah makan samping Mapolres KSB. Salah satu Anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Sumbawa Barat, Iwan yang sedang bertugas sempat melihat Baharuddin terjatuh, dan menolongnya untuk dibawa ke RSUD setempat.
Iwan tidak bisa memastikan apakah Baharuddin masih bernafas atau tidak. Di tubuhnya tidak ada darah yang keluar, hanya di bagian wajah tepatnya di bibir yang diperkirakan akibat terjatuh. Aksi massa yang merenggut korban nyawa dipicu kaburnya ER–ayah JJ tersangka kasus Sodomi disertai pembunuhan. Dalam peristiwa itu polisi mengamankan belasan pelaku pengrusakan dan provokator. (ARDIANTO/KSB)