Mahasiswa UTS Berbagi Ilmu Riset di Lab Jepang

oleh -195 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (15/05/15)

Fahmi Dwilaksono adalah mahasiswa pertama di Universitas Teknologi Sumbawa maupun di NTB yang mendapat kesempatan untuk menimba mendapat beasiswa dan menimba ilmu di National Institute for Materials Science (NIMS) di Tsukuba, Jepang. Dan mahasiswa semester 4 ini menjadi satu-satunya dari Indonesia yang mendapat kesempatan itu pada Tahun 2014 lalu setelah lolos seleksi hingga akhirnya mengikuti program magang di NIMS selama tiga bulan, 5 Januari—31 Maret 2015 lalu. Tentu banyak ilmu yang diperoleh calon ilmuwan muda ini. Namun Fahmi menyadari bahwa ilmu yang diperoleh harus diamalkan terutama untuk rekan-rekannya di UTS. Karenanya belum lama ini Fakultas Teknobiologi (FTB) UTS menggelar International Research Internship Experience Sharing sebagai sarana bagi Fahmi untuk berbagi pengalaman dengan civitas akademika UTS. Sharing pengalaman bertajuk “Love, Life, Lab” itu digelar di Gedung Serbaguna UTS.

“Kami berharap pengalaman yang diperoleh Fahmi selama magang di Jepang dapat menjadi pemicu semangat mahasiswa lainnya agar mampu berprestasi bahkan melampaui pencapaian-pencapaian sebelumnya,” pinta Wakil Rektor 1 UTS, Aries Zuhri Angkasa M.Si saat membuka kegiatan tersebut.

Sementara Ketua Program Studi Teknobiologi, Ali Budi Kusuma M.Sc menambahkan, magang riset di NIMS adalah kesempatan yang sangat berharga mengingat lembaga tersebut merupakan salah satu institusi riset terkemuka di Jepang.

Untuk diketahui, NIMS merupakan institusi riset yang fokus pada riset dasar dan riset umum/infrastructural dan pengembangan dalam bidang material untuk berbagai aplikasi. Jurnal-jurnal keluaran NIMS memiliki kualitas setara institusi terkemuka dunia, seperti Harvard University, dan Massachussets Institutes of Technology (MIT). Tahun 2014 lalu, dalam satu grup riset di NIMS, International Center for Materials Nano Architetctonics (MANA) tercatat merilis 2.850 paper dan 85 di antaranya masuk dalam kategori world-top-1% most-cited papers, yang artinya jurnal ilmiah keluaran NIMS banyak dijadikan rujukan dalam riset-riset ilmiah.

Baca Juga  Didanai Kemenristekdikti, KKN-PPM UNSA Bangun Ekowisata Bahari

Fahmi di jepang 1Pada sharing session siang itu, Fahmi memaparkan pengalaman-pengalaman yang didapatnya selama berada di Tsukuba. Ia mengenalkan kepada audiens mengenai Kota Tsukuba, sebuah kota di sebelah utara Tokyo yang saat ini tengah dikembangkan menjadi kota riset dan edukasi. Selain itu, ia juga memaparkan proses panjang yang ia lalui sebelum akhirnya bisa menjejakkan kaki di Negeri Sakura itu. “Ini berkat dukungan penuh orang tua, keluarga, sahabat-sahabat saya di FTB dan dosen-dosen di UTS. Terimakasih atas dedikasinya,” ucap Fahmi.

Selama program magangnya, mahasiswa penyuka makanan pedas ini mengerjakan eksperimen di bawah supervisi Dr Tomohiko Yamazaki. Ia mengerjakan eksperimen untuk proyek terapi genetik. “Saya melakukan evaluasi terhadap nano partikel yang dijadikan ‘kendaraan’ penghantar DNA ke dalam sel untuk mengaktifkan system imun di tubuh. Kita perlu mengecek apakah nano partikel yang digunakan dapat menjadi penghantar yang efektif untuk DNA sampai ke sel dan melindungi DNA dari degrades atau penghancuran selama perjalanannya menuju selimun,” terang Fahmi.

Mahasiswa yang memiliki hobbi bulutangkis, menyanyi, dan mendengarkan music ini mengakui banyak mendapat pelajaran berharga selama magang di Tsukuba. Ia banyak belajar mengenai bagaimana mengerjakan eksperimen di laboratorium. Ia kagum terhadap fasilitas di laboratorium NIMS yang sangat lengkap. “Saking lengkapnya, kadang saya lupa di mana letak sampel, medium, atau peralatan lainnya. Semuanya tersedia lengkap, jadi nggak takut kehabisan bahan eksperimen. Semoga di UTS juga bisa seperti itu. Saya yakin keberadaan Science and Techno Park di UTS akan menjadi modal yang sangat bagus untuk menunjang riset staf pengajar dan mahasiswa,” ungkapnya.

Baca Juga  LGP II Wadah Lahirkan Pramuka yang Berpengetahuan

Dia juga banyak mendapat masukan dan motivasi dari peneliti-peneliti yang bekerja satu lab dengannya serta peneliti di lingkup NIMS. Ia banyak bertemu peneliti dari Jepang maupun dari negara lain, seperti Tiongkok, Taiwan, India, Australia, Korea, Kanada, Mesir, Pakistan, Belanda, Prancis, Polandia, dan Indonesia. Mereka merupakan mahasiswa Post-Doctoral, Doctoral, dan Master yang sedang riset di NIMS. Dari mereka Fahmi mendapat banyak masukan dan juga dukungan, baik untuk riset yang sedang dikerjakan maupun untuk karirnya kedepan.

Fahmi dan RekanHal lain yang ia dapatkan adalah merasa lebih mandiri mengerjakan pekerjaan rumah tangga. “Karena semuanya harus dikerjakan sendiri, sekarang saya sudah jago masak, beres-beres rumah, belanja bahan makanan, dan mengatur keuangan,” terang putra kedua M Ali Ismail dan Fatmah ini. Karenanya dengan pengalamannya Ia berharap dapat memotivasi pelajar dan mahasiswa lain untuk semangat menuntut ilmu sehingga mampu berperan untuk kemajuan bangsa.

Sekedar diketahui untuk Tahun 2016 mendatang, satu lagi mahasiswa FTB UTS yang mengikuti jejak Fahmi. Adalah Cindy Suci Ananda yang berhasil lolos seleksi pada tahun ini dan akan mengikuti magang yang sama di NIMS Tsukuba Jepang.  (*)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *