JM: Harus Kader Partai, Itu Menyesatkan

oleh -120 Dilihat
Bupati Drs H Jamaluddin Malik dan Kadis PU, H Saad Abdullah ST

Sumbawa Besar, SR (11/04)

Ketua DPC Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kabupaten Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik menilai pernyataan keharusan dari kader partai yang akan diusung pada Pilkada merupakan politik yang tidak sehat, bahkan cenderung menyesatkan. Kritikan JM—sapaan akrab politisi yang kini menjadi Bupati Sumbawa ini dikemukakan karena banyak dari pernyataan tersebut terlontar menjelang Pilkada Sumbawa. “Ini salah satu persoalan besar republik ini karena calon pemimpin dipaksakan dan diharuskan dari kader partai. Ini tidak mesti dan bukan suatu keharusan,” kata JM yang dikonfirmasi Jumat (10/4) kemarin.

Pilkada adalah bagian dari proses pendidikan politik. Ketika diharuskan calon dari kader partai, rekrutmen kepemimpinan oleh partai politik akan tertutup. Masyarakat non partisan tidak dilibatkan dan tidak diberikan ruang yang luas untuk menjadi seorang pemimpin melalui partai politik. Padahal banyak orang di luar partai politik atau yang bukan kader parpol yang berkualitas dan justru lebih berkompeten dibandingkan dengan kader partai itu sendiri. Untuk memilih dan menentukan calon yang akan diusung oleh partai politik ungkap JM, yang dilihat adalah visi, track record secara obyektif dan kemampuannya untuk menjadi seorang pemimpin baik tekhnis maupun mentalnya.

Baca Juga  KPU Sumbawa Siap Hadapi Laporan ke MK

Untuk menghadapi Pilkada Sumbawa, JM mengakui Hanura memiliki banyak kader yang berkualitas. Ia mencontohkan H Ilham Mustami S.Ag. Selain peraih suara terbanyak individu se NTB pada Pemilu Legislatif yang lalu, kader Hanura ini terpilih menjadi salah satu pimpinan DPRD Sumbawa. Bahkan kemampuan dan intelektualitasnya lebih mumpuni dari lainnya. Namun Hanura sadar Haji Ilham belum saatnya untuk diusung. JM mengibaratkan buah pisang yang masih muda jika dipaksakan masak (tua) dengan cara dikarbit akan kurang bagus dari sisi kualitasnya. “Kami sudah membicarakannya secara internal partai dan banyak berdiskusi sebagai bentuk respon aspirasi yang masuk untuk mencalonkan Haji Ilham. Tapi dia sendiri menyadari belum saatnya dan belum bersedia untuk dicalonkan,” ucap JM.

Baca Juga  CBN Kota Jogja Siap Terjun ke Masyarakat

Di samping Hanura juga menyadari ada yang lebih pantas meski bukan berasal dari kader partai yaitu H Saad Abdullah ST. “Kami tidak ingin mengusung calon yang hanya mampu memenej birokrasi internal, tapi dia memiliki jaringan yang luas baik di propinsi maupun pusat agar kemampuan anggaran yang terbatas dalam membangun daerah dapat teratasi dengan keberhasilannya menyedot anggaran dari luar,” demikian JM. (*)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *