AUYS 2016 Lahirkan Rekomendasi untuk Masa Depan ASEAN

oleh -116 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (26/01/2016)

ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2016 melahirkan beberapa rekomendasi penting. Rekomendasi ini menjadi solusi dalam meretas permasalahan yang dihadapi negara-negara di ASEAN, mulai dari masalah pendidikan, pertanian, dan sosial kemasyarakatan. Rekomendasi ini disepakati dalam diskusi yang alot dan penuh dinamika. Sebelumnya diskusi itu dibagi dalam tiga sesi. Untuk sesi pertama, mengidentifikasi semua masalah yang terjadi di negaranya masing-masing. Dua perwakilan setiap negara diberikan kesempatan berbicara. Dari semua persoalan yang disampaikan hampir sama yaitu konsen orang tua terhadap pendidikan anak. Kemudian masalah pertanian dan ekonomi, mengingat sebagian besar negara ASEAN merupakan negara agraris dan negara berkembang.

Berlanjut ke sesi kedua. Di sesi ini membahas masalah yang mengemuka di sesi pertama yaitu membawa masalah suatu negara menjadi persoalan level ASEAN. Artinya negara itu tidak menyelesaikan masalahnya secara mandiri tapi menjadi masalah bersama untuk dituntaskan dan dihadapi oleh semua negara ASEAN. Apalagi pada Tahun 2016 tersebut memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang penuh tantangan sekaligus peluang. “Di sini kita mencari benang merah apa sebetulnya masalah yang dihadapi ASEAN untuk dicarikan solusi,” kata Akbar Nikmatullah Dahlan–Pimpinan Konferensi yang ditemui SAMAWAREA.

Akbar Nikmatullah Dahlan (Tengah) dari UTS saat pimpin Konfrensi Mahasiswa se ASEAN
Akbar Nikmatullah Dahlan (Tengah) dari UTS saat pimpin Konfrensi Mahasiswa se ASEAN

Misalnya masalah industrialisasi yang bisa mengancam keberlangsungan industri lokal. Ini dikemukakan delegasi dari Filipina. Ternyata persoalan ini juga dialami Indonesia dan negara ASEAN lainnya. Harusnya keberadaan industri lokal ini bisa didukung agar mampu bersaing, bukan semakin tergilas. “Inilah masalah yang harus dicarikan solusi secara bersama-sama,” ujar Abay–sapaan akrabnya.

Baca Juga  Siswa SMAN 1 Plampang Ikut Seleksi Kompetisi Sains Nasional Kabupaten

Untuk solusinya, dibahas secara tuntas di sesi ketiga. Pada sesi terakhir ini ada ajakan menarik delegasi Malaysia yakni membuat misi sosial bersama. Seperti membuat sebuah usaha bersama yang tidak hanya untuk memperkaya diri tapi juga harus membantu orang yang tidak mampu. Tentunya dalam usaha bersama ini melibatkan masyarakat lokal. Mahasiswa gabungan dari delegasi negara-negara ASEAN akan menularkan keahlian yang dimiliki sehingga masyarakat lokal juga bisa menjalankan bisnisnya. “Jadi uang berputar bukan hanya kepada orang yang memiliki perusahaan tapi juga masyarakat,” ujarnya.

AUYS tutup 1Solusi lainnya adalah Social Moving atau membuat gerakan mahasiswa di bidang sosial. Misalnya memperjuangkan pendidikan di bidang pertanian. Selama ini pertanian lokal semakin digilas oleh industri besar karena minimnya pendidikan yang dimiliki pelaku pertanian. Karena itu dari AUYS ini negara-negara ASEAN diharapkan konsen terhadap sektor pertanian dengan cara memberikan pendidikan pada petani agar bisa bersaing dan mampu menghasilkan nilai tambah dari usahanya. Kemudian negara-negara ASEAN harus memiliki standarisasi di sektor pertanian. Selama ini Indonesia memiliki standar nasional (SN) yang tidak sama dengan SN di Malaysia atau Singapore. Seharusnya dibuat standar bersama sehingga ketika berhadapan dengan negara di Eropa dan Amerika, negara ASEAN kuat dan tangguh sebagaimana salah satu tujuan dari MEA. Masih di sektor pendidikan, dalam konferensi tersebut dicapai komitmen bersama untuk meretas disparitas pendidikan. Standar level pendidikan di negara ASEAN dibuat serupa agar bisa bersaing dengan negara di luar ASEAN.

Baca Juga  Gubernur Beri Reward Dua Siswa NTB Peraih Medali Emas Nasional

Untuk diketahui ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2016 ini berlangsung hingga 27 Januari. Pertemuan mahasiswa se ASEAN ini diikuti 220 peserta dari 31 perguruan tinggi di dalam dan luar negeri seperti Malaysia, Filiphina, Thailand, Vietnam, Laos, dan Kamboja. Sebenarnya yang mendaftar mencapai 489 orang namun karena kendala teknis di negara masing-masing sehingga tidak semuanya menyempatkan hadir. Semua peserta mengaku sangat berkesan karena keramah-tamahan masyarakat Sumbawa, di samping kemasan acara dan keindahan alam Tana Intan Bulaeng ini. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *