Kasus Penculikan Bocah SD Belum Terbukti

oleh -91 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (12/01)

AKBP Karsiman SIK MM, Kapolres Sumbawa
AKBP Karsiman SIK MM, Kapolres Sumbawa

Khabar aksi penculikan cepat merebak. Ini menyusul pengakuan SR (8) siswi sebuah sekolah dasar negeri di Kota Sumbawa yang mengaku diculik sekelompok orang tak dikenal saat dalam perjalanan ke sekolahnya, Jumat (9/1) kemarin. Namun murid kelas 2 SD ini diselamatkan seorang ibu setelah disekap di sebuah rumah kosong yang sampai sekarang lokasinya masih misteri.

Didampingi orang tuanya, SR resmi melaporkan kasus dugaan penculikan tersebut ke Polres Sumbawa. Saat itu juga polisi langsung bergerak. Tim bentukan Kapolres yang terdiri dari sejumlah fungsi di antaranya Reskrim dan Intel ini menyusuri dan menggeledah sejumlah tempat yang identik dengan cerita korban. Namun hingga kini belum menemukan adanya indikasi lokasi maupun pelaku dalam kasus tersebut.

Mimin—orang tua korban yang tinggal di Marilonga Kelurahan Bugis mengaku mengetahui aksi penculikan itu setelah dilaporkan putrinya (SR). Menurut pengakuan putrinya, saat itu dia dalam perjalanan ke sekolahnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dan hanya ditempuh dengan berjalan kaki. Di tengah jalan tepatnya di depan Masjid Syuhada Polres Sumbawa, korban dicegat orang tak dikenal dan dinaikkan ke atas mobil lalu meluncur ke sebuah tempat. Korban dibawa ke rumah kosong lalu didudukan pada sebuah kursi dengan kaki tangan diikat, serta mulutnya dilakban. Ironisnya di dalam rumah itu sudah ada 5 orang bocah lainnya yang sebaya dan bernasib sama dengan korban. Antara satu dengan lainnya tidak saling mengenal. Dan mereka hanya mengenali ciri-ciri pelaku adalah memiliki tato di kedua lengannya.

Baca Juga  Usai Pesta Shabu di Pernek, Tiga Pemuda Dibekuk

Setelah cukup lama bocah-bocah itu di dalam ruangan yang terlihat kumuh ini, tiba-tiba masuk seorang ibu lalu melepas ikatan mereka satu per satu. Kesempatan itu dimanfaatkan korban dan anak lainnya berhamburan keluar rumah. “Saking panik bercampur gembira anak saya terus berlari sehingga tak sempat menandai lokasi atau rumah tempatnya disekap,” kata Mimin. Saat keluar dari gang, lanjut Mimin, korban mengenali bangunan sekolah di depannya yakni SDN 5 Sumbawa Besar. setibanya di rumah dan mendengar cerita anaknya, Mimin bersama suaminya mengajak korban menyusuri jalan menuju rumah kosong tersebut. Upaya ini sia-sia karena korban tidak mengingat letak tempat dimaksud. “Makanya kami lapor polisi,” ucapnya seraya bersyukur putrinya selamat dari aksi penculikan.

Kapolres Sumbawa, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Karsiman SIK MM yang dikonfirmasi Sabtu (10/1), mengakui adanya laporan dugaan penculikan. Laporan ini sudah ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan termasuk meminta keterangan korban, memeriksa psikologis korban, dan mengecek bekas-bekas aksi kekerasan jika benar terjadi penculikan. Setelah mengsingkronkan penyelidikan lapangan dengan keterangan dan kondisi korban, pihaknya menyimpulkan masih sangat tipis untuk dianggap sebagai bentuk tindak pidana penculikan. Selain itu tidak ada saksi dan bukti, serta lokasi yang dijadikan petunjuk menjurus pada penyidikan terhadap orang yang diduga pelaku. “Sampai sekarang kami belum menemukan indikasi atau titik terang yang menyatakan ada semacam penculikan. Kami juga tidak menemukan bekas-bekas jeratan tali atau lakban di tubuh korban,” kata Kapolres.

Baca Juga  Meriam Sisa Perang Dunia Ditemukan Operator Alat Berat

Meski demikian kebenaran laporan korban masih didalami dan dipelajari termasuk mengumpulkan keterangan dari guru dan teman sekolah korban. “Di lingkup sekolahnya korban dikenal anak pintar, memiliki kemauan yang kuat serta bertanggung jawab,” jelas Kapolres.

Benar dan tidaknya informasi ini, Kapolres menghimbau masyarakat untuk tidak menjadi provokator maupun terprovokasi dengan isu yang beredar yang akan berdampak pada inkondusifitasnya daerah. Masyarakat juga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terutama orang tua dalam menjaga dan mengawasi anak-anaknya. “Jika sekolahnya

jauh harus dijemput, jangan biarkan pulang sendiri. Anak-anaknya juga diingatkan untuk tidak percaya dengan orang yang tidak dikenal, segera lapor polisi jika ada ancaman dan hal yang mencurigakan,” pesan Kapolres. Demikian dengan pihak sekolah tidak hanya sekedar mengajar tapi ikut berperan melakukan pengawasan. Biasanya orang tua terlambat menjemput anaknya di sekolah, dan  itu menjadi kewajiban guru untuk menjaga. (*) Baca juga di Gaung NTB

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *