Tidak Kreatif, Sarjana Jadi Pengangguran Baru

oleh -94 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (31/12)

Bupati Drs H Jamaluddin Malik
Bupati Drs H Jamaluddin Malik

Sebanyak 761 sarjana baru kembali dihasilkan Universitas Samawa (UNSA), Senin (29/12). Ini merupakan yang terbesar dalam sejarah wisuda UNSA sebelumnya. Di satu sisi keberadaan para sarjana ini secara tidak langsung mampu meningkatkan derajat pendidikan di Tana Samawa, namun di sisi lain akan menjadi beban daerah ketika para wisudawan ini tidak produktif yang justru menambah angka pengangguran.

Menyikapi hal ini, Bupati Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik menyatakan bahwa orang cerdas dan pintar tidak mesti harus sarjana. Dan sarjana tidak harus bangga dengan ijazah yang dikantongi dan gelar yang disandang, namun kebanggaan itu akan muncul ketika gelar dan ijazah tersebut mampu menciptakan lapangan kerja diri sendiri bahkan bagi orang lain. “Jadilah orang bermanfaat. Kalau jadi penganggur itu bukan sarjana karena sarjana adalah orang yang memiliki potensi dan kompetensi, tinggal bagaimana memanfaatkannya,” tukas JM—sapaan singkat Bupati.

Baca Juga  Modus Pelajar Jual Narkoba Sepaket dengan Jual Diri

Disinggung sempitnya lapangan pekerjaan dan minimnya investasi memaksa para sarjana menjadi penganggur, menurut JM, bukan menjadi factor penyebab. Selama ini menjadi sarjana cenderung berharap menjadi pegawai negeri. Padahal masih banyak jalan menjadi orang yang sukses. Hal ini didukung dengan banyaknya potensi daerah yang harus dikelola secara kreatif.

Misalnya menjadi peternak. Untuk mendukungnya pemerintah mengucurkan dana KUR yang angsurannya mulai dibayar pada tahun ketiga. Dengan bantuan KUR Rp 100 juta mereka dapat membeli 20 ekor sapi yang ketika tahun ketiga menjelang pembayaran kredit, ternak ini sudah beranak pinak dan hasilnya bisa dijual untuk menutupi angsuran. Kemudian menjadi pengusaha, diawali dengan usaha yang kecil, dan jika dikelola dengan serius bermodal kompetensi yang dimiliki maka lambat laun akan menjadi besar. “Seorang sarjana harus terus mengasah otaknya agar menjadi kreatif,” ujarnya.

Baca Juga  Paradigma Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini pada Masa “Golden Age”

Namun demikian JM mengaku bangga dengan lahirnya 761 sarjana dari perut UNSA karena secara tidak langsung akan meningkatkan SDM di Tana Samawa. Ia berharap lahirnya ratusan intelektual muda ini dapat berkolaborasi menjadi kekuatan besar dalam membangun daerah ini. Tentunya menjadi pemicu terbukanya lapangan kerja baru. (*) Baca juga di Gaung NTB

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *