Siaga Bencana, TAGANA Gelar Pelatihan Mitigasi

oleh -88 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (17/12)

Mitigasi 1Menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana dalam rangka mengurangi resiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana, menjadi salah satu tujuan digelarnya Pelatihan Mitigasi Bencana di Desa Semongkat, Kecamatan Batu Lanteh, 16—19 Desember 2014. Kegiatan yang dilaksanakan Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (FK TAGANA) Kabupaten Sumbawa bekerjasama dengan Dinas Sosial (Disos) dan kecamatan setempat ini, menghadirkan puluhan peserta dari dua kecamatan, Batu Lanteh dan Unter Iwis yang tersebar di Desa Kelungkung, Semongkat, Pelat dan Brang Pelat.

Camat Batu Lanteh, M Nawawi S.Sos
Camat Batu Lanteh, M Nawawi S.Sos

Camat Batu Lanteh, M Nawawi S.Sos dalam sambutannya merasa bangga karena kecamatannya mendapat perhatian kabupaten sebagai pusat kegiatan mitigasi bencana. Menurutnya kegiatan bertema “Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat, Darurat dan Kejadian Luar Biasa” ini sangat penting, mengingat wilayah Batu Lanteh dikategorikan daerah rawan bencana terutama tanah longsor. Meski berharap di wilayahnya tidak terjadi bencana, namun masyarakatnya perlu mendapat pengetahuan bagaimana cara menghindari bencana dan mengurangi resiko akibat bencana. Yang paling utama, bagaimana masyarakat dapat memetakan titik rawan bencana di wilayahnya sehingga ada penanganan awal sebagai upaya pencegahan terjadinya bencana. “Kita berdoa semoga bencana tidak terjadi di Kecamatan Batu Lanteh,” ucapnya.

Kadis Sosial Sumbawa, Ir H Ibrahim M.Si
Kadis Sosial Sumbawa, Ir H Ibrahim M.Si

Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa, Ir H Ibrahim M.Si, saat membuka kegiatan menyebutkan, pelatihan mitigasi ini dilaksanakan untuk merefleksikan lebih awal pengamatan dini terhadap potensi-potensi terjadinya bencana. Hal ini dilakukan agar Kecamatan Batu Lanteh tidak seperti tragedi Banjarnegara yang menghilangkan banyak nyawa, tempat tinggal dan menimbulkan trauma yang mendalam. Meski demikian, kata Haji Ibrahim—akrab pejabat ramah ini disapa, semua orang tidak dapat menghindari bencana, karena bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja. Karenanya mitigasi dalam mengurangi resiko bencana harus dilakukan sejak dini. Masyarakat harus disiapkan sehingga tidak hanya mampu membantu orang lain agar terhindar dari bencana, minimal dapat menolong dirinya sendiri. “Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana,” jelasnya. Ia menyampaikan apresiasi kepada TAGANA yang menginisiasi kegiatan tersebut mengingat saat ini memasuki musim penghujan yang rawan terjadi bencana longsor dan banjir. Dia berharap melalui kegiatan itu akan tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana, serta terjadi peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana.

Baca Juga  BAZNAS Sumbawa Salurkan Bantuan untuk 200 Siswa SD/SMP dan 50 GTT/PTT
Lukman Hakim SP, Ketua Tagana Sumbawa
Lukman Hakim SP, Ketua Tagana Sumbawa

Untuk diketahui, Pelatihan Mitigasi Bencana menghadirkan empat  narasumber yakni Sekretaris Dinas Sosial Ir Irin Wahyu Indarmi, Kabid Banjamsos Ir Baiq Rahmi Iriana, Ketua FK Tagana Lukman Hakim SP dan pengurus Tagana Dedi Susanto S.Pd.I, yang dipandu secara apik oleh Siti Asiah SH (Kasi Bantuan Korban Bencana Disos Sumbawa).

Dalam kesempatan itu Lukman Hakim SP menjelaskan Tagana adalah suatu organisasi sosial yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang berbasiskan masyarakat. Pembentukan TAGANA merupakan suatu upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan generasi muda dalam berbagai aspek penanggulangan bencana dan telah banyak melakukan kegiatan kemanusiaan. Dalam menangani bencana TAGANA memegang prinsip One Comand (satu komando), One Rule (satu aturan) dan One Corps/Unity (satu korsa/unit) dengan motto “We are the first to help and care”. “TAGANA berperan sebagai pelaku pertama sebagai komunikator, motivator, dinamisator dan fasilator,” bebernya.

Baca Juga  116 Guru Agama akan Terima Tunjangan Sertifikasi
Simulasi
Simulasi

Apa yang dilakukan Tagana ? Dedi Susanto menambahkan ada tiga tahap. Adalah pra bencana, melakukan pendataan wilayah rawan bencana sekaligus pengawasan, pemantauan dan evaluasi serta menyusun rencana aksi. Kemudian saat bencana (tanggap darurat)—mengevakuasi korban bencana, menyalurkan bantuan dan mengantisipasi dampak bencana lanjutan. Terakhir, pasca bencana yaitu menyusun rencana rehabilitasi, kajian dampak bencana, evaluasi dan laporan, sehingga ada penanganan lanjutan.

Di tempat yang sama Ir Irin Wahyu Indarmi menyebutkan bahwa bencana ada dua yakni bencana alam dan bencana sosial. Dua bencana inilah yang ditangani TAGANA sehingga peran tugasnya cukup luas. Selain menangani korban banjir, tanah longsor, gempa bumi dan tsunami, TAGANA juga menangani kerusuhan, konflik antar kampung, termasuk konflik politik. Untuk menangani bencana sosial ini, TAGANA diharapkan mampu mendorong peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memelihara stabilitas ketentraman dan ketertiban, mendukung kelangsungan demokratisasi politik dengan keberagaman aspirasi politik, serta ditanamkan moral dan etika budaya politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sekdis Disos, Ir Irin Wahyu Indarmi
Sekdis Disos, Ir Irin Wahyu Indarmi

Di akhir kegiatan para peserta diajak bermain dengan melakukan simulasi “Angin” yang dipandu Ir Baiq Rahmi Iriani. Dalam simulasi itu peserta dilatih konsentrasi, kesiapsiagaan atau kecepatan dalam penanganan, serta memperkuat kebersamaan untuk satu komando, satu aturan dan satu korps. Dengan simulasi ini para peserta secara tidak langsung melaksanakan peran dan tugas TAGANA dalam menangani bencana. (*) Baca juga di Gaung NTB

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *