Gunakan Dua Alat Canggih, BPBD dan BPTN Cari Pesawat Hilang

oleh -68 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (04/12)

Ir Mukmin M.Si, Kepala BPBD Sumbawa
Ir Mukmin M.Si, Kepala BPBD Sumbawa

Pencarian pesawat latih XL2 Liberty beserta dua awaknya yang hilang di Perairan Pulau Moyo sejak 30 Oktober lalu, semakin diintensifkan. Setelah menemukan baling-baling pesawat di Labuan Sawo sekitar 5 kilometer dari TKP, kali ini Tim BPBD Sumbawa kembali menemukan life jacket milik co pilot (siswa penerbang), Jati Wikranto asal Jakarta di perairan Satema Moyo Utara sekitar 3 kilometer dari TKP, Selasa (2/12) sekitar pukul 12.00 Wita. Sedangkan life jacket milik pilotnya Boon Hua Lua asal Singapura sudah ditemukan sejak awal.

Dengan penemuan sejumlah bagian pesawat dan barang milik awaknya, kian membangkitkan rasa optimis Tim BPBD untuk terus melakukan pencarian. Dan sudah dua hari ini, BPBD dibantu enam orang tenaga ahli yang diturunkan langsung dari Balai Pengkajian Teknologi Nasional (BPTN). Mereka masing-masing memiliki keahlian di antaranya ahli matematik, ahli pemetaan, ahli sonar dan ahli selang navigasi pesawat. Untuk membantu dalam pencarian, tim BPTN memboyong dua alat canggih yang sebelumnya digunakan untuk menemukan pesawat Adam Air yang hilang di perairan Sulawesi.

Baca Juga  Latihan PMR, Siswa SMPN 1 Sumbawa Tewas Tenggelam

Pesawat LatihKepala BPBD Kabupaten Sumbawa, Ir Mukmin yang dikonfirmasi, Rabu (3/12), mengatakan, sesuai SOP, Tim BPTN akan melaksanakan tugasnya selama dua minggu sejak 1 hingga 15 Desember mendatang. Dalam pencarian pesawat latih milik Lombok Institute Flight of Technology (LIFT) ini tim menggunakan dua alat canggih yakni alat pemetaan dasar laut, dan scan sonar. Alat ini bergerak dengan satelit untuk mencari titik koordinat dan radius guna melokalisir lokasi pencarian. Dalam pengoperasiannya dibantu jenset berkekuatan 5000 MW dan membutuhkan tenaga yang besar karena alatnya cukup besar dan berat. “Kami sudah dua hari bekerja, kemarin baru melakukan pemetaan dasar laut yang kemudian hasil rekamannya dipelajari. Dan sampai sekarang kami belum berkordinasi dengan tim itu untuk mengetahui hasilnya,” aku Mukmin.

Jika memang ada benda-benda mencurigakan yang ditangkap alat pemetaan ini, akan ditindaklanjuti dengan scan sonar yang mampu menjangkau kedalaman sampai 1.000 meter, sedangkan kedalaman perairan setempat hanya 265 meter. Namun jika pesawat itu hancur berkeping-keping sulit dideteksi, karena benda sebesar meja akan terekam dalam bentuk titik, apalagi lebih kecil dari meja. Meski demikian dari penjelasan tim, ada kerangka pesawat yang tidak hancur yakni kerangka depannya karen terbuat dari logam. “ Inilah yang coba dideteksi,” ucap mantan Kadis Peternakan ini.

Baca Juga  Terdakwa Kasus Pembunuhan Rauf Lawang Aji Dituntut 13 Tahun Penjara

Disinggung mengenai jasad korban, Mukmin memperkirakan masih terjebak di dalam pesawat. Sebab jika terpisah dari pesawat tentu jasad itu akan menyembul dan terapung ke permukaan. BPBD tetap komit untuk melakukan pencarian hingga keluarga korban dan pemerintah Singapura angkat tangan. “Penghentian pencarian tergantung keluarga korban dan pemerintah Singapura, kami tidak ingin menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan karena ini adalah bentuk penghargaan mereka yang luar biasa terhadap BPBD. Bahkan mereka siap membantu menyediakan peralatan apapun yang dianggap bisa menemukan korban,” demikian Mukmin. (*) Baca juga di Gaung NTB

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *