LPDP Siapkan Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri untuk Mahasiswa Sumbawa

oleh -102 Dilihat

Dari Arena Scholarship Fair & Seminar Nasional “Sumbawa Goes Abroad”

Sumbawa Besar, SR (01/12)

Seminar UTS (1)Semua warga Pulau Sumbawa berhak mendapatkan beasiswa. Ungkapan ini tercetus dalam Scholarship Fair & Seminar Nasional “Sumbawa Goes Abroad” yang digelar hasil kerjasama Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selama ini informasi mengenai beasiswa tesis dan disertasi LPDP atau untuk program magister dan doktoral belum familiar di masyarakat Pulau Sumbawa terutama di Kabupaten Sumbawa. Padahal LPDP sudha dua tahun berdiri dan programnya merupakan hak bagi semua warga Negara khususnya yang akan melanjutkan pendidikan di dalam maupun luar negeri. Karenanya UTS menginisiasi kegiatan tersebut agar masyarakat Sumbawa mendapatkan kesempatan dan informasi dalam rangka mempercepat tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang berkonstribusi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bertempat di Wisma Daerah, Jumat (28/11) lalu, UTS menghadirkan narasumber Agus Sudaryono—Kepala Divisi Pengembangan Dana Kelolaan LPDP, Radyum Ikono, B.Eng, M.Eng (Founder Sahabat Beasiswa Indonesia) dan Agus Ismail M.Eng (Praktisi Sahabat Beasiswa). Hadir sebagai peserta dalam kegiatan yang dipandu Ahmad Nurullah S.Si Kaprodi Metalurgi dan Material UTS ini di antaranya mahasiswa dari UTS, UNSA, dan mahasiswa lain dari luar Sumbawa, para dosen, PNS dan beberapa pelajar SMA. Mereka sangat antusias mendengarkan paparan para panelis yang telah berhasil membuka wawasan mereka bagaimana caranya mendapat beasiswa dari lembaga di bawah Kementerian Keuangan RI tersebut.

Seminar UTS 11Seperti yang dipaparkan Agus Sudaryono, ada tiga hal yang harus dimiliki seseorang untuk melanjutkan pendidikan, yaitu informasi, jaringan dan keberuntungan. Untuk informasi, mahasiswa akan mendapatkan informasi yang lengkap melalui seminar ini karena langsung dari sumber pemberi beasiswa. Sedangkan jaringan, LPDP akan menfasilitasinya baik di dalam dan luar negeri karena ada sekitar 200 universitas terkemuka dunia yang diplot sebagai tujuan untuk melanjutkan pendidikan. Selanjutnya keberuntungan, tentu semua mendapatkan kesempatan asalkan memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan.

Untuk diketahui, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program Magister dan Doktor adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh LPDP untuk pembiayaan studi lanjut pada program magister atau program doktor di perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri. Beasiswa ini bertujuan untuk mendukung ketersediaan sumber daya manusia Indonesia yang berpendidikan dan berkualitas serta memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan mempunyai visi masa depan bangsa yang kuat sebagai pemimpin Indonesia masa depan. “Komitmen LPDP tersebut diwujudkan melalui pemberian bantuan pendanaan dalam bentuk beasiswa kepada masyarakat untuk studi lanjut pada program magister atau program doktor di perguruan tinggi unggulan baik di dalam maupun di luar negeri bagi yang memenuhi kualifikasi LPDP,” jelasnya.

Seminar UTS 3Sasaran pelamar BPI Program Magister dan Doktor adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai kemampuan akademik yang unggul dan jiwa kepemimpinan yang kuat serta berkeinginan untuk melaksanakan studi lanjut pada program magister atau program doktor pada perguruan tinggi tujuan LPDP baik pada bidang ilmu yang sama maupun berbeda dengan bidang ilmu pada jenjang pendidikan sebelumnya.

Baca Juga  Project Sains Mahasiswa UTS Lolos di Tingkat ASEAN

Sasaran bidang ilmu BPI Program Magister dan Doktor, sesuai prioritasnya, adalah bidang teknik, sains, pertanian, kedokteran/kesehatan, bidang akuntansi/keuangan, bidang hukum, bidang agama, sosial, ekonomi, budaya/bahasa, dan bidang lainnya.

Untuk pendaftar harus memenuhi persyaratan yaitu telah menyelesaikan studi program sarjana atau program magister dari perguruan tinggi di dalam negeri yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), atau perguruan tinggi kedinasan dalam negeri, atau perguruan tinggi di luar negeri yang telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Memiliki jiwa kepemimpinan, integritas, idealisme dan nasionalisme, serta aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Untuk program beasiswa program magister

usia maksimum 35 tahun, memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum 3,00 pada skala 4, atau IPK ekuivalen untuk skala lainnya.

Selanjutnya menguasai Bahasa Inggris, untuk studi program magister di dalam negeri, skor minimal: TOEFL 500/iBT®, sedangkan studi program magister di luar negeri, skor minimal: TOEFL ITP® 550/iBT®. Kemudian untuk pelamar beasiswa program doctor berusia maksimum 40 tahun, memiliki IPK minimum 3,25.

Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan studi lanjut pada program magister atau program doktor di perguruan tinggi tujuan, kepada penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia tersebut diberikan biaya pendidikan, pendaftaran, SPP, termasuk matrikulasi nonbahasa, non-SPP, yang dapat digunakan untuk tunjangan buku, tesis/disertasi, seminar, publikasi, wisuda (paket, per tahun, akumulatif).

Penerima beasiswa masih juga diberikan biaya pendukung, transportasi keberangkatan dan kepulangan studi dari asal domisili ke perguruan tinggi tujuan, asuransi kesehatan, visa, hidup bulanan/living allowance, tunjangan keluarga, kedatangan, dan insentif peringkat perguruan tinggi unggulan yang memenuhi ketentuan LPDP. Dalam kesempatan itu, Agus menginformasikan bahwa pendaftaran BPI untuk Program Magister dan Doktor dibuka sepanjang tahun, dengan proses seleksi yang dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada Bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Informasi mengenai hal ini telah disosialisasikan melalui berbagai media termasuk website. Namun sejauh ini ternyata jangkauannya masih di daerah perkotaan. Karenanya sharing informasi ini akan lebih diperbanyak melalui kegiatan seminar seperti ini sehingga banyak yang berkesempatan melanjutkan pendidikannya keluar negeri. “Tidak ada kuota dalam mengakomodir calon penerima beasiswa ini asalkan dana masih tersedia, kita terus melakukan seleksi,” ucap Agus Sudaryono.

Untuk pilihan tujuan kuliah, tidak ditentukan LPDP tergantung penerima beasiswa. Dan pada tahun ini sebagian besar atau sekitar 700 orang memilih kuliah di Inggris, selanjutnya Belanda, Australia dan Jepang, sedangkan Amerika relative sedikit. “Semoga di kesempatan berikutnya, kami berharap banyak dari putra-putri Sumbawa yang terakomodir dalam program beasiswa ini,” tandasnya.

Baca Juga  Sumbawa Harus Punya Taman Pintar

Sementara Radyum Ikono, B.Eng, M.Eng selaku Founder Sahabat Beasiswa Indonesia, menyatakan, semua berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Sebagaimana yang sering digaungkan Rektor UTS, Dr Zulkieflimansyah “where there is a will, there is a way” (dimana ada keinginan di situ pasti ada jalan), kata Ikono—akrab mantan Dekan FT UTS ini, ternyata sudah dibuktikannya. Dengan kemauan yang tinggi, Ikono mengaku berhasil menyelesaikan S1 dan S2 nya di luar negeri bahkan kini tengah mengejar S3. “Semuanya dibiayai melalui beasiswa,” ujarnya.

Tidak hanya dirinya, beasiswa keluar negeri banyak mengakomodir putra-putri dari Papua. Meski berada di daerah pelosok dan tertinggal namun mereka sudah melanglang buana ke berbagai Negara. “Inilah yang harus diraih generasi di daerah ini (Sumbawa) karena kesempatan untuk itu sangat terbuka lebar,” cetus jebolan Korea, Jepang dan Jerman ini.

Untuk mendapatkan beasiswa tersebut cukup banyak sumbernya asalkan rajin mencari informasi, apalagi sekarang kesempatan emas disediakan LPDP. Selaku founder sahabat beasiswa, Ikono siap membantu mahasiswa di Sumbawa untuk meraih kesempatan itu, selain memberikan informasi secara luar juga membantu dalam mengoreksi essay atau aplikasi yang memenuhi persyaratan pemberi beasiswa. “Kami sudah banyak menfasilitasi mahasiswa Indonesia yang semuanya sudah melanjutkan pendidikan ke berbagai negara,” sebutnya, seraya mengaku hampir setiap minggu menerima beberapa email untuk berkonsultasi soal aplikasi, essay dan lainnya.

Karenanya keberadaan mereka di UTS diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi mahasiswa setempat tapi juga mahasiswa lain di Sumbawa yang ingin mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan keluar negeri.

Hal senada dikatakan koleganya, Agus Ismail M.Eng—Dekan Fakultas Teknik UTS sekaligus Praktisi Sahabat Beasiswa. Selaku sahabat beasiswa, mereka siap membimbing mahasiswa di Sumbawa baik dari sisi teknis, tips dan trik termasuk cara menulis essay dan aplikasi dalam mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan keluar negeri.

Sebenarnya diakui Agus Ismail, Scholarship Fair dan Seminar Nasional dengan mengundang LPDP dihajatkan untuk internal UTS. Karena menyadari bahwa kesempatan mendapatkan beasiswa adalah hak semua warga Pulau Sumbawa, pihaknya mengundang mahasiswa dan dosen di luar UTS, serta PNS untuk sharing informasi. Hal ini mengingat LPDP memberikan akses yang luas dengan dana tak terbatas bagi masyarakat untuk mendapatkan beasiswa.

Rencananya pasca kegiatan ini, ungkap Agus Ismail, seluruh peserta yang hadir dalam seminar tersebut akan dikumpulkan dalam satu wadah agar terjalinnya komunikasi secara intens baik secara langsung maupun melalui media sosial dan elektronik. “Bimbingan terus kami lakukan di samping beraudiensi untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan teman-teman yang sudah berencana melanjutkan studi keluar negeri,” imbuhnya.

Karenanya kegiatan ini harus dimanfaatkan secara maksimal, mengingat outputnya sangat berpengaruh masa depan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga masyarakat dan daerahnya. (*) Baca juga di Gaung NTB

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *