Sumbawa Besar, SR (17/11)
Meningkatnya jumlah penduduk dunia menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan yang tidak diimbangi dengan luas lahan pertanian yang semakin menyempit akibat alih fungsi lahan sebagai lahan pemukiman, industri, pertokoan, perkantoran dan fungsi lainnya. Menyikapi realita ini sentuhan teknologi perlu dilakukan guna tercukupinya kebutuhan pangan di masa mendatang yang diawali dengan ketahanan pangan, kemudian kemandirian pangan dan tujuan akhirnya tercipta kedaulatan pangan. Untuk strategi itu, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), mendatangkan Staf Ahli Menristek, Prof Dr Ir Benyamin Lakitan, untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa UTS melalui kuliah umum di Aula Kampus setempat Jumat (14/11).
Profesor jebolan Cornel University US bidang pangan ini mengakui hingga kini penelitian teknologi di Indonesia belum banyak yang diaplikasikan bagi kesejahteraan penduduk Indonesia. Sebab banyak dari penelitian ini tidak dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat sehingga tidak mampu menjawab masalah yang dihadapi masyarakat.
Meski UTS baru lahir, katanya, namun dilihat dari komitmen para pendirinya serta kualitas anak bangsa yang kuliah telah membuktikan diri melalui prestasi-prestasi bergengsi bahkan hingga ke tingkat internasional. Profesor Benyamin—sapaan singkat dosen pasca sarjana UNSI ini berharap agar mahasiswa dan dosen UTS terutama dari Fakultas Teknologi Pertanian, mampu menjadi pioneer dalam menciptakan teknologi tepat guna, tepat sasaran, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Penelitian yang dilakukan UTS diarahkan dalam bidang pangan, industri pangan, dan ketersediaan sumber daya air di daerah ini,” tambahnya.
Pria yang lahir di Palembang 54 tahun lalu itu menghimbau kepada akademika UTS untuk mulai mengasah kemampuan dan kreatifitas sehingga dapat menemukan teknologi dari tingkat lokal yang bermanfaat, tidak hanya sesuai dengan tujuan teknis, tetapi juga keunggulan dari sisi ekonomis dan kelestarian lingkungan.
Dan jika masyarakat lokal telah mencapai kesejahteraan, barulah mengembangkan inovasi teknologi di tingkat yang lebih luas yaitu nasional bahkan internasional. Hal ini, ungkap pria penerima penghargaan Aditya Tridharma Nugraha sebagai Dosen Teladan Nasional ini, akan menciptakan pondasi kesejahteraan masyarakat yang kuat. (*) Baca juga di Gaung NTB