Tiba di Boston Mahasiswa UTS Siap Mengais Asa

oleh -136 Dilihat
Di depan Harvard University

Boston, SR (29/10)

Diskusi dan evaluasi persiapan kompetisi, tampak fakultas hukum Harvard University
Diskusi dan evaluasi persiapan kompetisi, tampak fakultas hukum Harvard University

Imajinasi tentang Amerika telah menjadi kenyataan. Mimpi mahasiswa Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS) yang tergabung dalam Tim Sumbawagen terwujud setelah mereka tiba di Bandar Udara Newark Liberty Airport International, New Jersey, Amerika Serikat. Rasa haru pun menyeruak, sehingga tak sadar air matapun menetes karena ini akan menjadi awal bagi mereka untuk mencatat sejarah baru bagi masa depan pendidikan di Tana Samawa. Delapan mahasiswa FTB, Cindy, Fajri, Rian, Fahmi, Adel, Azhar, Indah dan Yuli, didampingi dua dosennya, Sausan Nafisah dan Maya Fitriana, serta Zainuddin wartawan Gaung NTB, tiba di New Jersey melalui perjalanan yang cukup melelahkan selama lebih dari 19 jam. Rombongan tiba Senin (27/10) sekitar pukul 22.30 waktu Amerika atau Selasa (28/10) sekitar pukul 10.30 waktu Indonesia, setelah terbang menggunakan pesawat Cathay Pacific dari Jakarta transit Bandara International Hongkong melewati cuaca buruk di udara Toronto Kanada. Perbedaan waktu ini sangat mencolok karena Amerika lebih lama 12 jam dibandingkan dengan Indonesia (Sumbawa). “Alhamdulillah ini nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah SWT, karena kami dapat menyaksikan taburan cahaya lampu Kota Boston, Newyork, New Jersey dan kota-kota besar lainnya dari udara,” ucap Sausan Nafisah—dosen Fakultas Bioteknologi UTS selaku ketua rombongan perjalanan.

baru tiba dari New Jersey
baru tiba dari New Jersey

Di Bandara Newark, tim telah ditunggu Sukidi, pria yang sudah 8 tahun tinggal di Kota Boston, Massachuset. Sukidi—kenalan Doktor Zulkieflimansyah (Rektor UTS) saat ini masih menyelesaikan gelar Doktoral di Harvard University adalah perguruan tinggi paling terkemuka di AS. Dalam perjalanan ke Boston, tim terbagi dua, lima orang menggunakan mobil pribadi Pak Sukidi—sapaan singkat ayah dari Brandon ini, sedangkan 6 lainnya lebih memilih naik Amtrak sebuah kereta cepat, karena ingin lebih menikmati perjalanan dan keindahan alam dari New Jersey ke Boston yang ditempuh dalam waktu 5 jam atau berjarak sekitar 352 mil. Namun sebelumnya tim harus merasakan nikmatnya berada di dalam Air Train, kereta tanpa masinis yang sudah diprogram khusus menggunakan tekhnologi tinggi untuk mengantar penumpang ke sejumlah terminal yang dituju. Tak sepeserpun penumpang dipungut biaya, karena Air Train bagian dari fasilitas yang diberikan pihak Bandara Newark. Perjalanan dari Bandara Newwark ke Boston menggunakan Amtrak cukup menyenangkan, karena banyak hal baru yang dirasakan dan dinikmati. Seperti Sungai Carles yang membelah kota, memisahkan Kota Boston dan Cambrige. Di bantaran sungai itu terdapat puluhan hotel berbintang dan rumah-rumah megah yang tertata apik. Kondisi ini jauh berbeda dengan ibukota Jakarta yang setiap harinya direpotkan dengan upaya penggusuran para penghuni liar di sepanjang Sungai Ciliwung. Selain itu di sepanjang jalur yang dilalui kereta tampak hutan yang masih terjaga hanya sedikit dipermak dengan keberadaan bangunan bergaya minimalis. Belum lagi taman yang tertata rapi di sepanjang jalur kereta, kian melengkapi indahnya pemandangan yang tersaji. Rasa kantuk yang mendera seketika hilang terganti rasa takjub dan penasaran ingin terus menikmati perjalanan langka tersebut. Sayangnya rombongan tanpa didampingi pemandu sehingga tidak dapat mengetahui nama bangunan, lokasi dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Rupanya dari Bandara Newark menuju Boston, tim sudah melewati beberapa kota besar di Amerika di antaranya Newyork, Stanford, New Haven, Cambrige dan beberapa kota lainnya, ini diketahui dari penjelasan Sukidi ketika tim telah tiba di Boston. Kian melengkapi perjalanan, tim menikmati sunrise pertama yang muncul di balik perbukitan Kota Stanford. Pemandangan ini cukup menggoda tim untuk mengabadikannya menggunakan kamera Canon 1100.

Baca Juga  Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan, UNSA Bahas Strategi Pengelolaan Pulau-pulau Kecil
baru tiba dari New Jersey
baru tiba dari New Jersey

Setibanya di Terminal Amtrak Boston, tim disambut Sukidi bersama rekan mahasiswa UTS lainnya yang sebelumnya berangkat ke Boston menggunakan mobil pribadi. Tanpa mengenal lelah, tim langsung menerima tantangan Pak Sukidi untuk berkunjung ke Harvard University. Setelah kembali naik kereta selama 10 menit dan berjalan kaki sekitar 50 meter, tim sampai di universitas legendaris ini. Terlihat puluhan turis dari berbagai negara terlihat berfoto ria di depan patung Jhon Harvard—legenda yang dinilai berjasa bagi pendirian Harvard University. Rombongan FTB UTS tak mau kehilangan momen tersebut. Mereka pun melakukan hal yang sama. Menurut kepercayaan orang-orang di sana, siapapun yang foto di depan patung tersebut suatu saat akan kembali ke Amerika. Namun mitos itu bukan menjadi daya tarik tim, melainkan sebagai kenangan dan sejarah bahwa mereka telah menginjakkan kaki di perguruan tinggi yang telah melahirkan para pemimpin, konglomerat dan ilmuwan dunia.

Baca Juga  TAX Center Hadir di UTS
makan malam di kediaman pak sukidi
makan malam di kediaman pak sukidi

Setelah beristirahat sejenak sembari dijamu masakan opor ayam karya Ny Um Sukidi, tim kembali bergerilya mencari inspirasi mengelilingi Kota Boston menggunakan Bus MBTA (Massachusetts Bay Transportation Authority). Bus tersebut sengaja disediakan pemerintah setempat untuk masyarakatnya yang akan bepergian kemana pun asalkan tidak keluar Boston. Hanya dengan menunjukkan Carlie Card, mereka tidak mengeluarkan biaya transportasi. Kebetulan mahasiswa FTB UTS ini sudah memiliki kartu tersebut yang diperoleh dari Sukidi untuk jangka waktu seminggu. Apabila tidak dapat menunjukkan kartu ini, wajib merogoh kocek sebesar $2. Perjalanan tim pada hari pertama di Boston berakhir pukul 20.00 Wita yang ditutup dengan diskusi panjang di taman Fakultas Hukum Harvard University untuk mengevaluasi sejauhmana persiapan tim Sumbawagen menjelang kompetisi iGEM—kompetisi teknologi robot di MIT Boston, 30 Oktober—3 November 2014. Esok hingga hari H, tim sudah harus fokus sehingga dalam kompetisi nanti dapat memberikan perfomance terbaik. Sukidi sudah berjanji akan memberikan kejutan-kejutan baru mengenai keindahan Boston, dan kota lainnya di Amerika sebagai bentuk apresiasi atas prestasi yang diraih mahasiswa UTS. “Saya siap mendampingi adik-adik asalkan saat ini fokus pada apa yang menjadi tujuan dan tentunya harus berprestasi,” pesannya. (*) Baca juga di Gaung NTB

 

 

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *