Philipina Belajar Madu di Sumbawa

oleh -113 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (17/09)

Julmansyah S.Hut, KPH Batu Lanteh dan Fasilitator JMHS
Julmansyah S.Hut, KPH Batu Lanteh dan Fasilitator JMHS

Keberadaan Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) tidak hanya menjadi acuan belajar dalam pengelolaan madu hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan oleh sejumlah daerah di Indonesia. Namun keberadaan JMHS juga membuat Negara di ASEAN tertarik. Dalam waktu dekat rombongan dari Philipina akan berkunjung ke Sumbawa secara khusus belajar tentang Madu Sumbawa. Rombongan Negara tetangga ini akan belajar selama 4 hari dari 18 hingga 21 September 2014.

Fasilitator JMHS, Julmansyah, S.Hut yang ditemui Senin (15/9) menyebutkan kunjungan khusus peserta dari Philipina ini ingin mengetahui lebih jelas bagaimana pengembangan madu Sumbawa dari tingkat petani hingga keberhasilan membangun akses pemasaran yang difasilitasi JMHS. Rombongan tersebut terdiri dari 5 orang Philipina didampingi pendamping dari lembaga internasional NTFP-EP (Non Timber Fores Product Exchange Programme) Indonesia. Mereka adalah Erwin L Diloy, Julius V Domingo, Arnel G Ignaci, Rodolfo M Manalo, Victor B Valantin, dan pendamping dari Indonesia Anang Setiawan.

Salah satu poin penting yang membuat tertarik peserta dari Philipina ini adalah keberadaan JMHS yang sudah menginjak 7 tahun lebih serta keberhasilan lembaga ini membangun pasar lokal melalui Rumah Madu Sumbawa. Keberhasilan lainnya, JMHS sebagai pemegang hak paten Indikasi Geografis (IG) Madu Sumbawa dari Kementerian Hukum dan HAM, termasuk membangun sinergi antara JMHS dengan pihak perguruan tinggi dalam hal ini Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). “Inilah salah satu hasil dari kerjasama yang baik sehingga pola kerja JMHS diapresiasi oleh kalangan perguruan tinggi menarik untuk dipelajari termasuk dari Philipina,” kata Julmansyah yang juga dosen untuk mata kuliah Biologi Lebah FTB UTS, seraya menambahkan, pola kerjasama yang dibangun selama ini menjadi poin penting pembelajaran dari berbagai pihak dalam pengelolaan madu Sumbawa.

Menurutnya, upaya ini adalah langkah kecil yang dilakukan JMHS sebagai sebuah organisasi masyarakat yang didampingi pemerintah daerah. “Semoga ini bisa memberikan inspirasi bagi petani di sektor-sektor yang lain,” ujar birokrat muda yang menjabat sebagai Kepala KPHP Batulanteh ini. (*) Baca juga di Gaung NTB