MPR Goes To Campus: Jebakan Kelas Menengah 

oleh -169 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (09/09)

MPR Goes UNSADialog Interaktif yang dikemas dalam kegiatan MPR Goes To Campus hasil kerjasama MPR RI dan Universitas Samawa (UNSA) menghasilkan solusi untuk menyelamatkan Bangsa Indonesia agar tidak terus berada dalam “Jebakan Kelas Menengah” dan adanya komitmen menjadikan bangsa ini menjadi Negara yang maju.

Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa, Ir Iskandar M.Ec, Dev salah satu narasumber menyatakan, bahwa saat ini Bangsa Indonesia khususnya Sumbawa sudah masuk dalam jebakan kelas menengah. Indikasinya ukuran belanja masyarakat hanya mencapai 20 dollar per hari.

Ada beberapa solusi untuk terlepas dari jebakan ini. Adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM). Manusia berkualitas pasti melahirkan inovasi dan kreatifitas yang kemudian menciptakan produk yang mampu membuka peluang kerja sehingga meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya menjadi salah satu lompatan besar keluar dari jebakan tersebut.

Kemudian kemajuan bidang industri sebagai tempat orang-orang cerdas berkreasi, yang didukung dengan penyiapan infrastruktur oleh pemerintah yang memang menjadi hak publik, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Sebab ekonomi salah satu

Baca Juga  Setelah Cetak Operator, AKOM Siap Lahirkan Mekanik Alat Berat

ranah yang menjadi focus dalam jebakan itu. “Manusia, industri, investasi bidang ekonomi dan infrastruktur, menjadi fokus untuk dikembangkan ke depan, guna melahirkan proses-proses ekonomi yang efektif, efisien dan ekonomis, sehingga nanti mampu melahirkan neraca perdagangan yang positif, dan meningkatkan pendapatan bruto di tingkat nasional,” jelasnya.

Sementara Rektor UNSA, Prof Dr Syaifuddin Iskandar M.Pd mengatakan, bahwa pendapatan perkapita penduduk di Kabupaten Sumbawa sudah masuk kategori jebakan hanya 2—5 dolar per hari. Jika bangsa dan daerah ini salah urus, maka kemiskinan akan bertambah. Dalam mengatasinya, ke depan pemerintah dapat mengalokasikan dana bantuan langsung yang lebih mengarah pada bangkitnya usaha ekonomi produktif di pedesaan.

Sedangkan untuk mahasiswa, lanjut Prof Ude, di UNSA sudah mulai memacu mahasiswanya untuk melaksanakan tugas yang bersifat inovatif dan implementatif. Hal ini dilakukan agar mahasiswanya ke depan mampu menghasilkan produk unggulan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tentu dalam mempercepat terwujudnya upaya ini, salah satu yang dilakukan UNSA adalah merubah status menjadi negeri. “Penegerian UNSA sebagai langkah untuk percepatan pembangunan. Karena diyakini status negeri ini akan menjadi magnet bagi orang di penjuru tanah air untuk menimba ilmu ke Sumbawa, dan kenyataan akan memberikan multiplier effect bagi tumbuhnya usaha baru yang secara tidak langsung mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” paparnya.

Baca Juga  Zhejiang Gongshang University, Tujuan Pendidikan Bisnis Program Beasiswa NTB

Di tempat yang sama, Pimpinan MPR RI, Dr H Zulkieflimansyah SE M.Sc mengatakan, peningkatan produktifitas menjadi mantra untuk keluar dari jebakan kelas menengah. Peningkatan produktivitas ini ungkapnya, mensyaratkan adanya inovasi tekhnologi. Karenanya Doktor Zul—sapaan akrab politisi yang juga Rektor UTS ini, pemerintah harus memberikan perhatian yang cukup besar ke sector tekhnologi terutama di wilayah Indonesia bagian timur. “Salah satu solusi yang paling cepat dan praktis adalah menegerikan UNSA,” pungkasnya. (*) Baca juga di Gaung NTB 

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *