“Bergeserlah ke Daerah, Pertumbuhan Ekonomi akan Lebih Pesat di Daerah”

oleh -80 Dilihat

Catatan Kecil Sandiaga S Uno Tentang Sumbawa

Berlabuh di Sumbawa
Berlabuh di Sumbawa

Judul di atas bukan karangan saya, namun riset dari McKinsey diakhir 2012 yang menyatakan bahwa 90 % daerah dengan pertumbuhan tertinggi ada diluar Pulau Jawa. Dan saya melihat ada kesesuaian antara riset dan kenyataan dilapangan.

Awal Agustus 2014 kemarin, saya mengunjungi Pulau Sumbawa untuk memenuhi undangan seorang rekan yang berasal dari sana. Meskipun saat ini aktivitasnya sudah banyak di Jakarta, namun dirinya tidak pernah lupa tanah kelahirannya.

Perjalanan ditempuh sekitar 6-7 jam perjalanan lewat jalur darat, termasuk 1,5 jam di atas ferry yang menghubungkan antara Lombok dan Sumbawa. Infrastruktur jalan sudah lebih baik di Lombok, sementara di Sumbawa jalanan menuju kota masih ada perbaikan dibeberapa ruas. PJU (Penerangan Jalan Umum) juga belum ada. Sepanjang perjalanan menuju kota, jalanan terang karena lampu mobil. Hampir saja Pak Bravo, penjemput kami,  menabrak sapi penduduk yang tiba-tiba melintas. Alhamdulillah, selamat semuanya meskipun mobil harus sliding dan berbelok tajam, juga termasuk 5 ekor bibit  ayam jago milik Pak Bravo yang tiba-tiba sepi tak bersuara (mungkin shock), padahal sebelumnya ramai ‘cuit-cuit’ menemani kami selama perjalanan.

Jam 08:10 WITA, tiba di Wisma Daerah milik Pemda, dan sudah ditunggu oleh Pak JM (Jamaluddin Malik) Bupati Sumbawa beserta wakilnya dan juga mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Teknologi Sumbawa. Pak JM sangat ramah, dalam perjalanan ke Sumbawa saya sempat mendengar cerita tentang beliau yang bersedia menjadi supir untuk membawa pengusaha-pengusaha keliling Sumbawa.

Rekan yang mengundang saya, rupanya mendirikan sebuah universitas  di kaki bukit yang sebelumnya  tanah berbatu dan gersang. Jaraknya 10 km dari pusat kota. Namanya Universitas Teknologi Sumbawa. Dia punya mimpi,membangun SDM unggul ditanah kelahirannya supaya bisa bersaing dengan Jakarta maupun kota besar lainnya di dunia.

Thanks Dr. Zul atas undangannya. Lain waktu saya ingin balik dan mengunjungi lagi Pulau Moyo, a place called ‘heaven on earth’ di Sumbawa.

Baca Juga  Kades Prode 2 dan Prode 3 Protes Hasil Pengerjaan PT BRL
Sandiago S Uno
Sandiago S Uno

Tentang Sandiaga S Uno

Sandiaga Salahudin Uno atau sering dipanggil Sandi Uno lahir di Rumbai, Pekanbaru28 Juni 1969,  umur 45 tahun, adalah pengusaha asal Indonesia. Sering hadir di acara seminar-seminar, Sandi Uno yang berdarah Gorontaloini kerap memberikan pembekalan tentang jiwa kewirausahaan(entrepreneurship), utamanya pada pemuda.

Sandi Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. Bersama rekannya, Sandi Uno mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain . Pada tahun 2009, Sandi Uno tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes. Tahun 2011,Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Sandiaga Uno menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.

Sandi Uno adalah lulusan Wichita State UniversityAmerika Serikat, dengan predikat summa cum laude.  Sandi mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00. Kemudian, pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus di MP Holding Limited Group (mulai 1994).  Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan. Namun, krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaanya tersebut. Ia pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran.  Meskipun demikian, karena kejadian tersebut, Sandi Uno kemudian mengubah cara pandangnya dan berbalik arah menjadi pengusaha.

Pada tahun 1997 Sandi Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani. Salah satu mentor bisnisnya adalah William Soeryadjaya. Kemudian, pada 1998 ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya. Bidang usahanya meliputi pertambangantelekomunikasi, dan produk kehutanan.

Baca Juga  Ketua TP-PKK NTB Safari Bansos, Usai dari Anak Yatim Kunjungi Lansia

Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandi Uno sukses menjalankan bisnis tersebut. Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan. Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan dikembangkan.  Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga.  Beberapa perusahaan pun telah dijual kembali , antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional(BTPN), dan PT Astra Microtronics.

Pada 2005-2008, Sandi Uno menjadi ketua umum Himpunan pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ia juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.

Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS, Pada 2007.  Sementara, pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS. Pada 2009 Sand masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes. Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29.

Saat ini, Sandi Uno juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.

  • PT Adaro Indonesia
  • PT Indonesia Bulk Terminal
  • PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
  • Interra Resources Limited
  • PT. iFORTE SOLUSI INFOTEK

Pada bulan Mei 2011 lalu, ia memutuskan membeli 51% saham Mandala Airlines. (*)

 

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *