Jelang ke Boston, Persiapan Mahasiswa UTS Dimatangkan

oleh -55 Dilihat
Calon Ilmuwan

Sumbawa Besar, SR (11/08)

Dekan Teknobiologi UTS, Dr Arief Budi Witarto, M.Eng
Dekan Teknobiologi UTS, Dr Arief Budi Witarto, M.Eng

Tinggal dua bulan lagi, 15 mahasiswa Fakultas Biotech Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS) akan mewakili Sumbawa dan Indonesia mengikuti iGEM (International Genetically Engineered Machined) ke-10 di MIT Boston, Amerika Serikat. Para calon ilmuwan muda masa depan ini akan mempresentasekan pembuatan robot hasil rekayasa genetika Bakteri Ecoli. Robot tersebut akan menjadi alat atau bio sensor untuk mendeteksi keaslian madu Sumbawa.

Dekan Teknobiologi UTS, Dr Arief Budi Witarto, M.Eng yang ditemui tadi malam, menyatakan dengan waktu tersisa tersebut persiapan para mahasiswa akan dimantapkan mulai dari presentase, eksprimen hingga interview terkait madu Sumbawa. Sebab dalam kompetisi di Boston Amerika akhir Oktober 2014 nanti, mahasiswa Biotech UTS ini akan mempresentasekan project pembuatan bio sensor pendeteksi keaslian madu Sumbawa.

Dalam persiapan tersebut, Doktor Arief—sapaan akrab jebolan S-1, S-2 dan S-3 di Departemen Bioteknologi, Fakultas Teknik, Tokyo University of Agriculture and Technology, Tokyo Jepang ini mengaku akan mengajarkan tekhnik-tekhnik dasar yang sudah dipersiapkan di Jepang. Seperti cara memotong DNA sekaligus cara memasukkannya ke bakteri. Kemudian merekayasa genetika Bakteri Ecoli menjadi alat yang mendeteksi keaslian madu Sumbawa.

Baca Juga  Siapkan Rumah Bahasa, LPP Lakukan Visitasi Sekolah dan Seleksi Tutor

Selama ini diakui Doktor Arief, biasanya untuk pengetesan madu dilakukan di laboratorium yang lengkap, dengan waktu yang alot dan biaya yang mahal. “Dengan adanya alat bio sensor yang akan kita buat ini, tidak perlu lagi dites di laboratorium, petani madu dapat melakukan pengetesan keaslian madu terutama kandungan kadar gulanya langsung di lokasi. Intinya alat ini akan semakin memudahkan petani dan tidak lagi membutuhkan biaya yang mahal,” kata peneliti dan ilmuwan terbaik Indonesia kelahiran Lahat, 12 Mei 1971 silam ini, seraya menambahkan ke depan alat ini akan dikembangkan menjadi perangkat lunak di handphone, sehingga selain digunakan sebagai alat komunikasi juga dapat menjadi alat tes keaslian madu.

Lebih jauh dikatakan Dr Arief, mengikuti kompetisi MIT di Boston Amerika ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi para mahasiswa. Karena di sana mereka berkompetisi langsung dengan peserta dari luar negeri sehingga dapat mengukur kekurangan dan kelebihan yang ada untuk menjadi motivasi dalam mengejar ketertinggalannya. Di samping itu akan melahirkan rasa percaya diri para mahasiswa UTS. “Percaya diri ini penting, karena dengan percaya diri menjadi modal untuk mampu bersaing,” ucapnya.

Baca Juga  Gubernur Resmikan Enam Sekolah Bantuan Yayasan Media Group

Diakui Dr Arief, sumber daya manusia di daerah (Sumbawa) ini cukup potensial, hanya belum mendapat kesempatan untuk berkembang. Karenanya, kehadiran UTS untuk memberikan kesempatan tersebut. Sumbawa dengan kelebihan kekayaan alam yang sangat melimpah, menjadi sumber berkembangnya ilmu Biotech. “Sumber daya manusia dan kekayaan sumber daya alamnya jika dikombinasikan, akan menjadi hal yang sangat luar biasa untuk perkembangan ke depan. Kami yakin akan lahir ilmuwan muda dan pemimpin masa depan dari perut bumi Sumbawa ini,” ujarnya.

Mengingat mereka calon pemimpin mendatang, Arief menginginkan mahasiswa UTS yang bertolak ke Boston tidak hanya menjadi turis yang mengagumi pencapaian orang di sana, namun diharapkan kembali ke daerah dengan semangat dan pengetahuan untuk merubah Sumbawa menjadi Boston. (*)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *