Pedagang ‘Pasar Bayangan’ Sadarlah….

oleh -151 Dilihat

Sumbawa Besar, SR (03/07)

Pedagang di lokasi pemakaman umum yang kini berubah menjadi pasar ‘bayangan’ semakin bertambah. Hasil pendataan tim Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sumbawa yang turun langsung ke lapangan seminggu sebelum puasa, mencatat 68 pedagang yang beraktivitas. Namun kini telah bertambah hampir mencapai 100 orang. Kondisi ini diakui Kadis Koperindag Sumbawa, Drs H Naziruddin yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/6).

Sebagian besar pedagang di lokasi ini sebut Haji Nazir—akrab Ia disapa, adalah para pedagang di pasar baru (Pasar Sentral Empang). Eksodusnya pedagang ini membuat pedagang di pasar baru kian berkurang dan berdampak pada banyaknya los yang kosong.

Keberadaan para pedagang di pasar bayangan itu diakui Haji Nazir, didukung warga sekitarnya karena terjadi simbiosis. Warga merasa diuntungkan karena mereka tidak lagi berjalan kaki cukup jauh atau mengeluarkan biaya transport untuk berbelanja di pasar baru.

Meski demikian keberadaan mereka lambat laun akan mengganggu masyarakat, karena akan mempersempit akses jalan, di samping tidak adanya konstribusi bagi pemerintah.

Baca Juga  Revolusi Industri 4.0: Doktrin Barat Ciptakan Pengangguran

Untuk menertibkan dan mengosongkan pasar bayangan tersebut, memang perlu dilakukan operasi gabungan. Tapi opgab ini adalah alternative terakhir, dan harus ada kesadaran masyarakat atau pedagang setempat untuk menghentikan aktivitas tersebut secara mandiri. Karenanya diharapkan kepada kepala desa dapat memberikan pemahaman kepada warganya agar kembali menempati pasar baru.

Bagaimana pun juga keberadaan mereka tidak membuat pemerintah untuk membangun pasar di lokasi tersebut.  Artinya, cepat atau lambat, keberadaan mereka ini akan ditertibkan. Di sisi lain tempat di pasar baru yang mereka tinggalkan, akan banyak diminati pedagang baru. Tentunya keinginan pedagang baru ini menjadi pertimbangan bagi pengelola pasar baru, mengingat banyak los yang kosong. “Ini kan merugikan mereka juga, selain ditertibkan, para pedagang ini tidak lagi mendapat tempat di pasar baru karena tempat yang mereka tinggalkan bisa jadi ditempati pedagang baru. Dan saya perkirakan ini akan terjadi,” ucapnya.

Baca Juga  WWF Gelar Lokalatih Pemahaman Hukum Sektor Kehutanan

Untuk itu Haji Nazir menghimbau pedagang tersebut segera sadar karena pemerintah membangun pasar yang representative bagi kepentingan mereka.

Seperti diberitakan, sejak dua bulan terakhir ini lokasi pemakaman umum yang terletak di Karang Makam, Desa Empang Atas, Kecamatan Empang, diramaikan dengan aktifitas pedagang ikan dan sayuran. Mereka berjualan di areal makam. Tentu pemandangan yang tak lazim ini menjadi pertanyaan masyarakat Empang karena sejak Januari 2014, Pasar Sentral Empang yang baru di Desa Bunga Eja, sudah mulai beroperasi.

Petugas telah beberapa kali menggelar operasi untuk menertibkan para pedagang yang tetap berjualan di trotoar jalan depan pasar lama. Namun para eks pedagang yang ‘terusir’ di trotoar tersebut bukannya pindah ke pasar sentral, melainkan ke lokasi pemakaman Desa Empang Atas dan hingga kini masih berjualan. (*)

rokok NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *