Sumbawa Besar, SR (16/05)
Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sumbawa pada musim kemarau tahun ini. Jika kekeringan berkepanjangan, tidak mustahil rawan pangan akan terjadi. Tentunya dibutuhkan perhatian serius pemerintah daerah melalui leading sector terkait, agar kondisi yang akan terjadi dapat diantisipasi secara dini.
Bupati Sumbawa, Drs H Jamaluddin Malik kemarin telah meminta seluruh SKPD untuk mewaspadai potensi meluasnya kekeringan yang mungkin ditimbulkan pada musim kemarau tahun ini.
JM—sapaan akrab Bupati berharap terutama SKPD terkait segera melakukan langkah-langkah strategis, cepat dan tepat dalam menangani masalah kekeringan yang melanda beberapa wilayah di daerah ini.
Di antara langkah yang harus disiapkan adalah membuat Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Sumbawa Tahun 2014, seperti tahun sebelumnya. “Peta ini dapat menjadi acuan dalam mewaspadai potensi kekeringan yang mungkin terjadi di Kabupaten Sumbawa sebagai akibat dari perubahan iklim global,” ujarnya.
Selain itu sambung JM, menyiapkan stok bagi penanggulangan di gudang pemerintah untuk mengantisipasi jika terjadi kerawanan pangan.
Stok itu diperoleh dari alokasi anggaran APBD 2013 dan ditambah 5 ton dari APBN. Stok ini akan bertambah 20 ton pada Tahun 2014 sehingga menjadi 46 ton.
Dan berharap hingga Tahun 2015 stok pangan akan terus ditambah hingga angka 60 ton sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan pemerintah.
Terkait permohonan bantuan kekurangan pangan yang dialami Desa Limung Kecamatan Moyo Utara akibat gagal panen yang menimpa areal lahan seluas 135 Ha, menurut JM, telah melakukan verifikasi lapangan. Pemerintah telah menyiapkan bantuan pangan ke daerah tersebut sebesar 2.196 kg dan sejak Rabu (13/5) telah disalurkan. “Bantuan itu akan mengatasi kebutuhan pangan masyarakat yang mengalami kekurangan pangan selama 40 hari,” katanya.
Demikian di wilayah lainnya yang mengalami kekeringan juga diperlakukan sama.
Selain mengintruksikan SKPD terkait, Bupati menghimbau masyarakat menjaga sumber-sumber air yang dapat menjadi penyanggah kebutuhan air pertanian melalui penghijauan di sekitar mata air. Di antaranya dengan menggalakkan penanaman pohon dan tidak melakukan penebangan pohon secara liar. “Kita semua harus bekerjasama dan saling berkoordinasi untuk menangani potensi kekeringan di daerah ini,” pinta JM. (*)