Sumbawa Besar, SR (20/05)
Tepi pantai belakang warung milik warga di wilayah Dusun Kali Baru, Desa Labuan, Kecamatan Badas, Sumbawa, Minggu (18/5) hingga Senin (19/5) seketika ramai dikunjungi. Hal ini setelah warga dikejutkan dengan
adanya seekor penyu hijau yang bertelur di sekitar muara kali desa setempat.
Pemandangan langka dan bersejarah itu terungkap berawal ketika beberapa anak tengah bermain di lokasi yang jaraknya tidak jauh dari muara sungai. Saat itu salah seorang anak melihat seekor penyu dengan punggung berwarna hijau lumut merayap di tepi pantai. Tentu saja anak-anak ini menjadi heboh lalu melaporkannya kepada orang tua mereka.
Hanya dalam hitungan menit, kawasan tersebut dipadati warga yang ingin melihat langsung peristiwa tersebut. Meski di tengah keramaian, penyu tersebut tidak minder. Pelan tapi pasti, penyu itu menggali pasir di pantai untuk tempatnya bertelur. Benar saja penyu hijau ini bertelur. Tak berselang lama lubang pasir itu ditutup kembali dan sang penyu merayap masuk ke laut.
Sempat terjadi perdebatan antara para warga di lokasi. Ada yang ingin mengambil telur dan memakan daging penyu itu, namun tidak sedikit yang menginginkan agar telur dan penyunya dibiarkan untuk berkembang biak. Pilihan kedua ini pun disepakati yang dibuktikan dengan memagari tempat bertelur penyu menggunakan bambu dan dijaga.
Selanjutnya keberadaan penyu hijau ini dilaporkan ke Kantor Seksi Konservasi Wilayah II Sumbawa, yang kemudian petugas setempat turun langsung ke lokasi. Petugas ini ingin memindahkan telur itu ke tempat penangkaran Pulau Moyo, namun sebelumnya meminta izin kepada warga. Hampir 200 butir yang berhasil dikumpulkan.
Kepala Kantor Seksi Konservasi Wilayah II Sumbawa, Alimuddin yang ditemui di lokasi, menyatakan rasa terimakasih kepada masyarakat yang sadar bahwa penyu merupakan spesies yang dilindungi. “Kami memberikan apresiasi kepada masyarakat karena sadar akan pentingnya melestarikan satwa yang hampir punah ini,” ucapnya.
Dijelaskan Alimuddin, di Sumbawa habitat penyu sudah mulai terganggu. Dengan adanya taman laut di Pulau Moyo, diharapkan habitat penyu ini bisa berkembang dengan baik. Habitat penyu hijau ini ungkapnya, paling banyak berada di wilayah laut bagian selatan Sumbawa.
Untuk telur penyu yang dipinahkan ke penangkaran Pulau Moyo, menurut Alimuddin, akan menetas dalam waktu sekitar 40 hari. Setelah menetas dan menjadi tukik, akan dilepas ke laut.
Dikatakan Alimuddin, sebenarnya penyu baru mau bertelur jika pantai dalam keadaan bersih dan jauh dari keramaian. Kemungkinan penyu tersebut menilai kawasan muara kali adalah tempat yang aman dan biasanya, penyu akan kembali bertelur lagi di tempat semula. (*)