Sumbawa Besar, SR (07/04)
Di antaranya “Serangan Tahajud” yang dilakukan pada tengah malam, “Serangan Fajar” saat subuh, dan “Serangan Dhuha” dilakukan menjelang pencoblosan. Apapun bentuknya, money politic tersebut sangat tidak mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Dan dengan money politic inilah akan muncul calon pemimpin korup dan tidak memiliki kapasitas dalam membela kepentingan rakyat.
Ketua DPC Demokrat Kabupaten Sumbawa, Syamsul Fikri S.Ag M.Si yang dicegat dan dimintai tanggapan usai menghadiri kegiatan sosialisasi KPU di Hotel Sernu Raya, Minggu (6/4), menyatakan bahwa money politic adalah politik jahiliyah yang sangat tercela dan dilakukan oleh calon pemimpin yang tidak terpuji, tidak memiliki kredibilitas dan tidak pantas untuk dipilih. “Ini membodohi rakyat,” tukasnya.
Karena itu caleg dan kader Democrat di Kabupaten Sumbawa telah diwanti-wanti untuk tidak melakukan praktek money politic dalam Pemilu 2014 ini. Sebaliknya menginstruksikan seluruh kader dan simpatisan untuk berjaga, siaga dan mengawasi dalam mengantisipasi adanya praktek money politic yang dilakukan pihak-pihak tertentu. “Kalau tertangkap jangan ambil tindakan sendiri, serahkan kepada pihak berwenang untuk diproses secara hukum,” tegasnya.
Namun demikian Fikri—akrab politisi yang masih menjabat sebagai Ketua Komisi I DPRD Sumbawa ini disapa, menilai masyarakat sudah sangat cerdas dan tidak mudah dibodohi. “Kami berharap ambil uangnya jangan pilih orangnya. Karena orang seperti itu tak pantas menjadi wakil rakyat,” tukasnya.
Sementara itu Ketua DPD Golkar Kabupaten Sumbawa, Drs Arahman Alamudy M.Si mengatakan apapun bentuk dan misi money politic, harus dihindari baik oleh caleg dan simpatisan Golkar, juga masyarakat selaku pemilih. Pemilu ini menurut Abi Mang—akrab mantan pimpinan DPRD Sumbawa, harus bersih dari intrik-intrik yang tidak benar, termasuk perbuatan amoral dan tidak etis. “Pesta demokrasi ini harus steril dari money politik dan segala hal yang tidak santun termasuk black campaign,” demikian pungkasnya. (*)