Sumbawa Besar, SR (05/04)
Sofia Dwi Putri—bayi cacat yang lahir 17 Maret 2014 lalu, dilarikan ke RSUD Sumbawa, Jumat (4/4) pagi. Kondisi kesehatannya agak terganggu sehingga membutuhkan perawatan medis secara intensif. Sofia langsung ditangani dr Kuswardono SPA—dokter spesialis anak setempat, dan kini tengah ditempatkan di ruang incubator Zall Anak RSUD setempat.
Mendengar informasi tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumbawa, Hj Rahmah Jamaluddin Malik mengambil kesempatan pertama untuk menjenguk putri pasangan Usman dan Datia—warga Desa Berare, Kecamatan Moyo Hilir.
Ikut mendampingi Ketua TP PKK ini di antaranya Sekretaris Dinas Kesehatan Junaidi Apt M.Si, Direktur RSUD dr Selvie, dr AAG Kosala Putra, dan dr Koeswardono SpA.
Kepada wartawan, Hj Rahmah mengaku terenyuh melihat kondisi bayi malang tersebut, terlebih lagi keadaan orang tuanya yang sangat tidak mampu. Karenanya dia meminta semua pihak untuk mengulurkan tangan dan memberikan kepedulian bagi penderitaan Sofia dan orang tuanya. Hj Rahmah juga mengharapkan
instansi terkait dapat segera menangani kondisi kesehatan Sofia.
Pada kesempatan yang sama Sekdis Dinas Kesehatan, Junaidi A.Pt M.Si mengaku telah berkoordinasi dengan Doctors Children Fun (DCF) sebagai mitra instansinya. DCF telah menyatakan akan membantu proses perawatan dan pengobatan Sofia. Sebagai langkah awal dalam waktu dekat DCF akan melakukan CT Scan di Mataram dan menanggung semua biayanya. “Tentunya penanganan yang dilakukan DCF mengacu pada prosedur medis,” ucap Junaidi. Sementara Direktur RSUD Sumbawa, dr Selvie menyatakan bahwa tindakan CT Scan dapat dilaksanakan setelah memperhatikan kondisi Sofia. Karenanya perawatan untuk memulihkan kondisi Sofia tengah diupayakan pihaknya. “Sofia saat ini sudah terdaftar sebagai peserta BPJS,” kata Dokter Selvie.
Secara terpisah Kabag Humas dan Protokol Setda Sumbawa, Rachman Ansori M.SE menambahkan bahwa keluarga Sofia yang tergolong masyarakat tidak mampu tengah diupayakan melalui Dinas Sosial Sumbawa terdaftar sebagai penerima bantuan biaya hidup bulanan. “Disos sudah mengusulkannya melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI, semoga direspon dan direalisasikan,” pungkas Ansori—akrab Ia disapa. (*)