Hama Tanaman Disulap Jadi Makanan Bergizi

oleh -266 Dilihat

Keong Mas Jadi Nugget

Ir H Mokhlis M.Si
Ir H Mokhlis M.Si

Sumbawa Besar, SR (17/03)

Puluhan ibu rumah tangga di Dusun Batu Alang, Desa Leseng, Kecamatan Moyo Hulu, mendapat pengetahuan baru. Mereka diberdayakan untuk mengolah bahan makanan bernilai ekonomis dan bisa dijadikan usaha rumahan (home industry) dalam membantu perekonomian keluarga. Adalah membuat nugget—kudapan (makanan) yang berasal dari negara luar, dan selama ini dikenal oleh kalangan tertentu dengan harga yang cukup tinggi. Biasanya nugget dibuat dari olahan daging kambing, ayam dan lainnya. Namun muncul ide Ir H Mokhlis M.Si yang sebelumnya berkunjung ke sejumlah desa termasuk Desa Leseng, untuk membuat nugget dari hama tanaman yang selama ini menjadi salah satu penyebab gagalnya panen para petani.

Hama tanaman itu, adalah keong emas atau sebelumnya disebut keong racun. Dalam hal ini, Haji Mokhlis—akrab putra daerah yang kini menjabat sebagai Kepala Arsip dan Perpustakaan Daerah Nusa Tenggara Barat (Arpusda NTB), ingin menjadikan ‘musuh’ petani yang mengeryitkan dahi itu menjadi sahabat yang membuat para petani tersenyum lebar. Ide ini tidak ada kaitannya dengan jabatan Haji Mokhlis sebagai Kepala Arpusda, melainkan latar belakang pendidikannya yakni Insinyur jebolan Universitas Mataram (UNRAM) dan pernah tercatat sebagai Dekan Pertanian Universitas Samawa (UNSA). Untuk merealisasikan ide ini, Haji Mokhlis yang juga jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) dengan gelar Magister Sains (M.Si), menjalin kerjasama dengan Fakultas Tekhnologi Pertanian, Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS). “Ini bagian dari pengabdian dan amalan pengetahuan dalam membangun masyarakat di pedesaan,” ucap suami dari Ir Hj Yusmi Zustia Mokhlis ini saat ditemui di sela-sela demo membuat nugget yang digelar di kantin UTS, Sabtu (15/3).mokhlis 1

Mantan Penjabat Bupati Sumbawa yang mampu menyukseskan Pilkada tiga putaran sehingga Sumbawa mendapat predikat nasional menjadi daerah paling kondusif, mengaku bahwa keberadaan keong mas menjadi masalah para petani di lapangan. Keong mas dikenal sebagai hama padi yang paling ganas, karena meretas batang padi yang masih lembut. Semakin banyak air di sawah, keong ini semakin berkembang biak dan tak bisa dibendung. Upaya petani untuk membasmi tak membuahkan hasil karena sebagian keong ini kebal dengan semprotan pestisida. Upaya lain yang dilakukan petani, dengan mengumpulkan keong mas berkarung-karung lalu disebarkan di jalan raya untuk dilindas truk dan kendaraan lainnya. Cara tersebut dinilai Haji Mokhlis yang kini gencar melakukan Program “Magrib Mengaji, Desa Membaca” ini, cukup sia-sia, selain tidak menghilangkan hama, juga tidak bernilai ekonomis alias mubasir.

Karenanya muncul mimpi dan idenya, keong mas harus berharga. Sebab jika mokhlis 3berharga, keong mas pasti dicari dan secara tidak langsung akan berkurang dengan sendirinya. “Kalau sate dan dimasak buat opor sudah banyak, tapi untuk membuat nugget ini yang pertama kali,” ucap ayah dari Cahya Ryan Zulistiar (jebolan sarjana perminyakan dan kini bekerja di Petronas), Hudia Nadira Zulisvia (Jurusan Tekhnik Kimia UGM) dan Cholif Kurnia Arasy Zulistiar (kelas 5 SD), yang disambut riuh ibu-ibu yang memadati ruangan Fakultas Tekhnologi Pertanian UTS.

Ia berharap melalui pengetahuan yang langsung dipraktekkan ini, para dapat membantu suami dari sisi ekonomi, di samping meretas persoalan hama yang selama ini menjadi masalah. “Pelatihan ini akan kami laksanakan di sejumlah desa lainnya, dan ibu-ibu inilah yang nantinya akan menjadi pioner untuk menularkan pengetahuannya kepada ibu-ibu yang lain dan berada di desa yang berbeda terutama di wilayah yang potensi keong masnya cukup banyak.Mokhlis 4

Sementara Dekan Fakultas Tekhnologi Pertanian UTS, Kiki Yulianto STP MP mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari kegiatan pengabdian UTS kepada masyarakat. Ia mengaku gembira dengan adanya partisipasi Ir H Mokhlis M.Si yang juga kerap memberikan kuliah umum kepada mahasiswa UTS, untuk terlibat ikut membangun kesadaran dan pengetahuan para petani yang selama ini menilai keong mas sebagai musuh dan harus dibasmi, menjadi sesuatu yang sangat berharga dan membantu perekonomian.

Ditambahkan Lailatul Azkiyah S.TP MP—dosen setempat sekaligus tutor membuat Nugget Keong Mas, bahwa keong mas yang dianggap hama memiliki nilai gizi yang tinggi, karena setiap 100 gram mengandung 16,1 gram protein, dan komposisi gizi lainnya. Selain menjadi makanan yang dapat dipasarkan, Nugget dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Untuk mendapatkan bahan baku keong mas di daerah ini tidak sulit karena cukup melimpah terlebih lagi di musim tanam tahun ini. “Kami akan mengajarkan dan mempraktekkan cara pembuatan, cara menyajikan dan membuat kemasan agar menarik untuk dipasarkan,” jelasnya.

Nyai Aminah—salah seorang peserta, mengaku sangat senang sebab mendapat pengetahuan yang tidak disangka-sangka. “Ada rasa bangga saat kami mampu membuatnya. Ini pertamakali meski kami sering membuat jajan untuk dikonsumsi sendiri,” kata warga Batu Alang yang salah satu putranya menjadi mahasiswa UTS.

Ia bersama ibu-ibu lainnya berencana akan membentuk kelompok usaha dalam rangka menambah perekonomian keluarga. “Kami siap bersama UTS menularkan ilmu yang kami peroleh, terima kasih UTS, terima kasih Bapak Mokhlis,” ucapnya.

AMNT pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *