Beras Raskin Bukan Beras “Murahan”

oleh -192 Dilihat
beras Rastra di gudang Bulog

Sumbawa Besar, SR (11/03)

H Syamsuddin, Kasi Pelayanan Publik Bulog Sumbawa
H Syamsuddin, Kasi Pelayanan Publik Bulog Sumbawa

Beras raskin kerap diidentikkan dengan beras murahan, dan tidak berkualitas. Bahkan ketika beras yang dimasak berubah menjadi nasi yang keras (kaku), sering disebut sebagai beras raskin.

Namun hal itu dibantah H Syamsuddin, Kepala Seksi Pelayanan Publik Perum Bulog Sud Divre Wilayah I Sumbawa. Saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/3), menyatakan beras raskin adalah beras berkualitas.

Beras raskin yang dibeli Bulog ungkap Haji Syam—akrab Ia disapa, adalah dijual petani. Dan sebagian besar beras yang dijual petani adalah beras kaku. Sebab bibit beras ini dinilai petani selain tahan hama juga kuantitasnya lebih banyak daripada beras varietas lainnya. Tapi kualitasnya sama dan tidak ada bedanya dengan varietas yang dikonsumsi menengah ke atas yang memiliki nilai jual yang tinggi. “Kalau petani tanam beras bervarietas tinggi dan dijual ke Bulog, tetap dibeli. Hanya petani lebih cenderung menanam varietas padi yang hasilnya berlimpah dan tahan hama,” tandasnya.

Baca Juga  Kecelakaan Pesawat di Manila Tewaskan 8 Penumpang, Inilah Klarifikasi Lion Air Group  

Memang diakui adanya imej kalau beras raskin menghasilkan nasi yang kaku, tapi kenyataannya berkualitas. Ia membantah, kondisi beras raskin yang kaku dan kurang enak dikonsumsi karena terlalu lama di gudang, terjadi penumpukan karena lama didistribusikan. “Itu tidak benar,” ucapnya.

Beras di Bulog termasuk raskin, telah diseleksi sesuai dengan persyaratan untuk menjaga kualitas awal sehingga dapat disimpan sampai dua tahun lamanya.

Persyaratan itu adalah kadar airnya 14 persen, broken mener (beras patah) 20 persen, dan biji (hancur) 2 persen. “Jika kualitas awal bisa kita jaga, maka akan bertahan lama dan bagus. Memang tidak dapat dipungkiri ketika terjadi pembelian Bulog secara besar ada satu-dua karung yang lolos. Itu wajar dan manusiawi,” demikian Haji Syam.

rokok NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *