NTB Siap Dukung Suplai Pasokan Daging Nasional

oleh -89 Dilihat

JAKARTA, SR (6/11/2019)

Defisit daging sapi yang saat ini kian membayangi negara ini mampu diatasi jika ada campur tangan pemerintah pada pembinaan masyarakat. NTB sebagai daerah sentra sapi, siap memasok kebutuhan daging sapi secara nasional. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan ST.

Politisi PKS ini mengatakan, pada Bulan Oktober, masyarakat Indonesia membutuhkan daging sapi baik untuk keperluan konsumsi maupun industri sebesar 35.984 ton daging sapi. Jumlah berat daging itu setara dengan 179.964 ekor sapi. Pada saat yang sama, stok daging berupa Sapi bakalan sebanyak 206.855 ekor ditambah daging sapi beku di gudang importir sebanyak 6.774 ton. Sedangkan gudang Bulog menyimpan daging kerbau beku sebanyak 362,5 ton. “Di Sumbawa daerah kami, sangat siap menyuplai kebutuhan daging nasional. Setiap tahun, 140 ribu ekor sapi bisa disediakan, meski masyarakat di sana hanya mengelola peternakan sapi ini dengan cara adat sesuai budaya lokal. Bila ada campur tangan pemerintah untuk membina sampai pada tahap cara bisnis, saya yakin, swasembada daging sapi kita akan mampu teratasi dari sisi stok,” jelas Johan.

Politisi asal Sumbawa ini menambahkan, negara harus siap menguatkan potensi kemampuan masyarakatnya yang sebenarnya dapat ditingkatkan kemampuannya dalam mengatasi persoalan stok daging sapi tersebut. “Bila dilihat dari sisi keberlangsungan stok, hanya dari NTB saja, dalam keadaan peternakan bukan skala industri modern sudah mampu mensuplay kebutuhan nasional 140 ribu ekor, padahal kebutuhan lokal hanya 64 ribu ekor. Masih ada surplus 74 ribu ekor. Belum lagi sentra-sentra sapi lain di Sumatera yang bergandengan dengan sawit, di Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi yang mampu mensuplay kebutuhan nasional terutama Jakarta, Banten dan Jawa Barat dengan kebutuhan konsumsi daging sapi terbesar di Indonesia.

Baca Juga  Wujudkan RTH di UTS, SOBI Sumbawa Tanam Pohon

Mantan Anggota DPRD Provinsi NTB tiga periode ini menguraikan, saat ini produksi sapi lokal terbentur harga akibat kualitas sapi potong menurun mulai 2019. Meski sudah mulai banyak tumbuh kelompok penggemukan dengan menggunakan sentuhan pakan yang sesuai prosedur penggemukan, masih banyak hal yang perlu diperbaiki pada sistem pembinaan para peternak agar mampu bersaing dengan kualitas sapi impor. Untuk 2020, NTB akan melakukan pengembangan pakan ternak berbasis Lamtoro Taramba 110 ha terintegrasi dengan kehutanan. “Pemerintah pusat perlu campur tangan untuk mempercepat dan meningkatkan tingkat keberhasilan upaya pengembangan sapi lokal ini,” dorongnya.

Saat ini, tambah Bang Jo—sapaan akrabnya, pemerintah pusat harus hadir untuk memberikan perhatian kepada potensi peternakan NTB. Ia menggambarkan, bagaimana mensinergi antara kebiasaan dan budaya beternak orang NTB yang melepas sapi secara terbuka yang disebut dengan sistem LAR di Sumbawa atau SO di Bima dengan kebutuhan negara agar hasil produksinya setara dengan sistem kandang dan pemberian pakan intensif. Untuk itu perlu dukungan pusat agar industrialisasi produk ternak dengan menghadirkan pabrik daging di Sumbawa dapat segera terealisasi. “Saya berharap, pemerintah dapat membantu merubah pola peternak kita di seluruh Indonesia, khususnya NTB yang saat ini masih mengelola industri sapi secara lepas lapangan, yang mampu menghasilkan produksi daging skala industrialisasi berdasarkan bisnis. Untuk mendukung industrialisasi pengolahan daging, sangat diperlukan Revitalisasi RPH (Rumah Potong Hewan). Secara terintegrasi, dalam kurun waktu bersamaan juga perlu membangun pabrik pakan Ruminansia yang berbasis limbah Coldstrorage dan mobil coldstrorage. Bila ini terwujud, saya yakin bayangan defisit daging sapi yang selalu mendekati akan mampu kita atasi,” pungkasnya. (SR)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *