Ratusan Siswa SDIT dan SMPIT Samawa Cendekia “Naik Haji”

oleh -132 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (10/08/2018)

Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaika la syarika laka labbaik, Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka”. Senandung talbiyah ini terdengar semarak dari anak-anak SDIT dan SMPIT Samawa Cendekia (SC), Jumat (10/8). Seketika halaman sekolah Islam unggulan di Pulau Sumbawa ini berubah putih. Ratusan siswa setempat berpakaian ihram. Mereka tengah melakukan ritual haji dan tahapan-tahapan sesuai dengan rukun haji. Seperti mengelilingi ka’bah—yang dibuat sebagai replica, melontar jumrah aqabah yakni melempar 7 butir kerikil, sa’i—berjalan atau berlari-lari kecil dan tawaf. Anak-anak terlihat lucu dan bersemangat melakukan prosesi tersebut, meski harus merepotkan para pendamping.

Kepala SIT SC, Sambirang Ahmadi S.Ag., M.Si yang ditemui SAMAWAREA mengatakan, kegiatan ini berorientasi untuk mendekatkan hati dan pikiran anak-anak dengan sejarah Nabiyullah Ibrahim dan Muhammad Rasulullah SAW. Meski anak-anak sudah mendapatkan pelajaran di dalam kelasnya melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) tapi sangat sedikit tentang haji. Dari teori yang sedikit ini mereka semakin mengerti ketika praktek langsung di lapangan, bagaimana prosesi berhaji. “Jadi dengan praktek ini mereka bisa langsung merasakan dan berimajinasi, seperti ini kalau orang itu berhaji. Syukur-syukur dengan ini menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk kemudian terpanggil mengajak orang tuanya berumroh atau naik haji. Mereka juga bisa merasakan betapa pentingnya orang datang ke tana suci dalam rangka bertaaruf atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini sebetulnya hajat kegiatan ini,” ungkap Sambirang—akrab tokoh pendidikan ini.

Baca Juga  Sekolah Negeri di KSB Bertambah, Kemenag Resmikan MIN 2 dan MTsN

Mengajak anak-anak untuk melaksanakan prosesi haji ini sangat penting karena mengintegrasikan tiga ilmu. Secara tidak langsung sekolah menanamkan nilai aqidah, akhlak dan muamalah yakni berhubungan dengan orang lain, bagaimana berlaku setara satu sama lain. Dari sini anak-anak bisa berpikir ternyata semua orang kalau pegi haji tidak ada perbedaan perlakuan di hadapan Allah, yang membedakan hanya kedekatan seseorang dengan Allah SWT.

Salah satu pintu atau instrument kedekatan itu adalah berhaji, mendatangi atau menziarahi madinah dan Al-makkatulmuqorramah, karena di tempat itulah kalimat tauhid ditegakkan pertamakali oleh Nabiyullah Ibrahim dan Rasulullah SAW,” jelasnya seraya mengatakan bahwa prosesi berhaji ini pertamakali diterapkan di sekolahnya dan akan dijadikan kegiatan rutin setiap menjelang Hari Raya Idul Adha. (JEN/SR)

 

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *