SUMBAWA BESAR, SR (26/12/2016)
Sebanyak 252 atlit pencak silat mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tapak Suci Putra Muhammadiyah NTB yang digelar di Padepokan Bela Diri KONI Sumbawa, Senin (26/12). Atlit tersebut berasal dari kabupaten/kota di NTB di antaranya Lombok Utara 25 orang, Lobar 30, Kota Mataram 32, Loteng 20, Lotim 50, KSB 15, Sumbawa 50, Dompu 10, Kabupaten Bima 20, dan Kota Bima 11 orang.
Bupati Sumbawa yang diwakili Asisten II Setda Sumbawa, Drs. Didi Darsani A.Pt saat membuka kegiatan itu menyampaikan penghargaan dan selamat datang kepada seluruh atlit dan official karena mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kejurda Tapak Suci se-NTB. Kegiatan itu diharapkan selain sebagai wahana untuk menambah pengalaman bertanding, juga menjadi upaya pembinaan bagi para atlit pencak silat untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Pencak silat merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang telah berkembang di manca negara untuk beladiri, melindungi, dan mempertahankan kehidupan dari tantangan alam. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara sejak abad ke-7 Masehi. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan kerajaan–kerajaan besar yang memiliki pendekar dan menguasai ilmu bela diri. Gambaran itu membuktikan bahwa pencak silat sebagai sebuah cabang olahraga mampu memberikan banyak manfaat positif dalam kehidupan. Ia berharap melalui event ini akan muncul pesilat–pesilat handal yang nantinya dapat mengangkat reputasi daerah, sekaligus menjadi hiburan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan minat dan kecintaan para generasi muda terhadap dunia persilatan.
Sementara Ketua Pimpinan Daerah 76 Tapak Suci Sumbawa, Muhammad Saad SAP mengatakan bahwa kegiatan ini berlangsung sejak 26-30 Desember 2016. Kegiatan tersebut menurutnya, di samping sebagai olahraga juga untuk silaturahim dan memupuk moral serta akidah sesama atlit, sehingga diharapkan dapat terhindar dari pengaruh negatif seperti penyalahgunaan narkoba. (JEN/SR)
