Lestarikan Tradisi, Gelar Barapan Kebo Bupati Cup

oleh -96 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (16/05/2016)

Salah satu tradisi Sumbawa adalah barapan kebo. Selain sebagai upaya untuk melestarikan populasi kerbau, kegiatan ini juga dapat dijadikan destinasi wisata budaya yang saat ini gencar dikembangkan. Karena itu Pemerintah Kabupaten Sumbawa bekerjasama dengan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dan masyarakat Kecamatan Moyo Utara, menggelar Barapan Kebo, belum lama ini. Kegiatan yang cukup meriah ini memperebutkan Bupati Sumbawa Cup 2016.

Menariknya dalam Barapan itu, Wakil Bupati Sumbawa Drs H Mahmud Abdullah dan Ketua DPRD Lalu Budi Suryata SP melakukan eksibishi. Kedua pejabat ini harus bermandikan lumpur akibat dibanting kerbau. Ikut dalam eksibishi ini juga petinggi PTNNT, Ir H Syarafuddin Jarot. Ikut menyaksikan kegiatan ini di antaranya Asisten Bupati, Kadis Perikanan, Kadis Peternakan, Camat Moyo Utara, dan masyarakat setempat. Untuk diketahui Barapan Kebo Bupati Cup 2016 ini diikuti 200 pasang kerbau yang berasal dari Sumbawa dan Sumbawa Barat. Banyak hadirh hiburan yang bisa dibawa pulang, antara lain televisi dan kulkas.

Baca Juga  Gerak Cepat PD Muhammadiyah Beri Bantuan Medis untuk Muallaf Abdul Munir

Barapan Wabup

Wakil Bupati Drs H Mahmud Abdullah (Atas) dan Ketua DPRD Lalu Budi Suryata (bawah)
Wakil Bupati Drs H Mahmud Abdullah (Atas) dan Ketua DPRD Lalu Budi Suryata (bawah)

Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah dalam sambutannya mengatakan Barapan Kebo merupakan tradisi atau budaya masyarakat Sumbawa yang sudah lama tumbuh dan berkembang sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur masyarakat setelah panen atau waktu akan masuknya musim tanam. Kehidupan masyarakat Sumbawa sebenarnya sangat erat dan tergantung dengan keberadaan kerbau. Hal ini terlihat dari fungsi dan peranan kerbau dalam kehidupan masyarakat Sumbawa, misalnya sebagai sarana untuk mengolah lahan pertanian (bajak), alat transportasi hasil pertanian, tabungan keluarga (bank hidup), untuk kebutuhan sosial keagamaan seperti pergi haji dan pesta perkawinan dan sumber biaya pendidikan. “Kerbau Sumbawa termasuk dalam tipe kerbau lumpur (bubalus bubalis). Bagi masyarakat Sumbawa kerbau Sumbawa merupakan ternak penghasil daging sebagai sumber protein hewani, juga menghasilkan susu untuk kebutuhan masyarakat Sumbawa,” jelasnya.

Kerbau Sumbawa bagi masyarakat merupakan lambang prestise (social prestige) dan bukti tingkat kesejahteraan. Hingga kini kerbau termasuk komoditi perdagangan yang sangat prospektif. Namun akhir-akhir ini, karena kemajuan di bidang mekanisasi dan transportasi, fungsi ternak kerbau sedikit berkurang. Tetapi memelihara kerbau tetap menguntungkan bahkan lebih menguntungkan dari ternak-ternak yang lain. Bahkan kerbau karapan harganya bisa mencapai ratusan juta, apalagi kalau memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh orang Tanah Toraja maka harganya bisa mencapai Rp 1 milyar. “Perkembangan peternakan kita di Kabupaten Sumbawa alhamdulillah cukup baik dari tahun ke tahun, baik dari aspek perkembangan populasi yang masih terkendali maupun peningkatan produksi dan produktivitas ternaknya. Karena itu, ikhtiar serta upaya yang akan dan terus kita lakukan adalah bagaimana populasi, produksi dan produktifitas ternak kerbau terus meningkat, di antaranya dengan adanya UPTD kerbau dan juga penyelenggaraan event-event yang dapat meningkatkan kualitas kerbau Sumbawa seperti barapan kebo yang kita selenggarakan ini,” pungkasnya. (JEN/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *